Story V : Sang Penebas

148 20 25
                                    

< Feyn & Keila POV >

Dash...

Feyn masih berlari ditengah kegelapan hutan sambil menggendong Keila disamping perutnya, karena Keila 'lumayan' kecil. Tapi...

"Sampai kapan kau mau disana? Dan juga kenapa aku membantunya??" pikir Feyn tak habis pikir.

Selama masa hidupnya Feyn terkenal dengan 'batu', cuma diam dan tak melakukan apa-apa. Tapi beda lagi ceritanya jika nyawa yang menjadi taruhannya, seseorang akan melakukan apa saja untuk dapat selamat. Termasuk berbuat dosa.

"Kyaaaa!?" jerit Feyn yang terpental dari larinya.

Sebuah tebasan darah menghancurkan tanah yang ada dibelakangnya, Feyn terguling ke depan dan Keila sangkut di atas pohon.

Tap.. Tap!

Sosok bayangan yang mengenakan topeng ski bertanduk dan membawa dua buah golok tajam keluar dari kegelapan hutan. Nafas terlihat keluar dari balik topeng yang selalu menyeringai itu.

"Akhirnya terkejar juga.."

"U-Uu, sakit.." Feyn berusaha bangkit dari terpentalnya, dan berhadapan dengan si penyerang.

"Kalau begitu cepatlah mati..!"

"Eh?"

Feyn terdiam saat ombak darah yang mengeluarkan pasak tajam siap menusuknya dari depan.

".........."

Bass...!

"........."









Ombak darah itu lenyap menjadi hembusan angin setelah menyentuh Feyn.

"Maaf, tapi... Feyn, kurasa kau bisa menjaga dirimu sendiri'kan..?" cetus Keila yang masih tersangkut.

"Aku tidak mau mendengar itu darimu. Dan juga.."

"Siapa yang menyuruhmu memanggilku 'Feyn'..?" tanya Feyn menatap dingin Keila, yang tersangkut.

Tanah di depan Feyn retak dan mengeluarkan akar hijau penuh duri, semantara si penyerang meringis senang melihat akar itu.

Feyn... Kau--!

"Hah..?!?" sentak Feyn tersadar. Feyn menatap horor akar tanaman yang keluar di depan kakinya.

"T-Tidak.." takut Feyn.

"Haaah? Kenapa kau berhenti? Ayo kita bertarung sesama pembunuh!"

Si penyerang menebas ke depan, menghujani tempat Feyn dengan ombak darah. Feyn menjerit saat ombak darah itu melelehkan kulitnya.

"Merepotkan.." gumam Keila.

Keila menungkik ke bawah dan jatuh, mendarat di depan Feyn sembari merentangkan telapaknya. Ombak darah seketika lenyap menjadi hembusan angin.

"Apa kau ingin mati, Feyn?"

"Jangan sebut nama itu!" Feyn kembali marah dan mengeluarkan akar-akar tanaman, tapi terhenti setelah Feyn kembali sadar/tidak marah.

(SPQEr) - [1]Supernatural Powers QuoteEr : Tournament For BeginnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang