Story IV : Ketegangan

228 30 15
                                    

Q Author POV Q

Slash.. Slash... Slash!

Suara tebasan pedang menguasai kesunyian malam, di dukung irama alat musik yang mengiringinya. May berjalan pelan seraya menutup kedua matanya, ia sangat menghayati dalam memainkan biola dan senarnya.

Alunan Nada Ketiga : Nyanyian Kematian

Sring!!

Seketika, enam pedang hitam yang berselimut aura kegelapan terarah keenam pohon berbeda.

"Tusuk dia!" bisik May memberi perintah. Keenam pedang itu meluncur tanpa ada gangguan dan menembus badan keenam pohon tanpa kesulitan sama sekali.

Terjadi jeda sejenak, lalu sosok hitam keluar dari balik pohon. Itu adalah Reza.

Reza berlari ke tempat May, May ikutan berlari tapi ke belakang. Saat May kembali memainkan biolanya muncul beberapa sayatan cahaya yang sangat cepat mengarah ke Reza, Reza mendadak melepas syal yang terikat di sekitar lehernya, bergerak zig-zag dan berhasil menghindari sayatan cahaya yang terbilang cepat itu.

"Dia menghindarinya?" pikir May kaget.

"Kau keliru satu hal tentang syal-ku.." bisik Reza menatap May. Reza sekarang berada di ruang lingkup titik mati May, tepatnya 50cm di depan Reza.

"Syal ini memiliki dua fungsi, yaitu bertahan dan menyerang!" teriak Reza.

"Jadi begitu..." batin May membeku.

Tangan yang menggenggam syal meluncur tepat ke wajah May.

"Jangan terkecoh dengan penampilan luar, atau kau akan menyesal.."

Manik kuning menyala dari renungan cahaya bulan, dua tinju tertuju di dua tempat berbeda. Satu ke wajah May dan satunya lagi ke wajah Reza.

Duag..!

Tinju tanpa 'kekuatan' itu menghantam wajah sebelah kiri Reza, membuatnya jatuh ke samping kanan.

Hal itu dimanfaatkan Revi(yang memukul) untuk membawa May menjauh dari tempat Reza.

"Maaf, aku sedikit melamun tadi.." ucap May yang tiba-tiba murung.

"Tidak biasanya.." senyum Revi. Revi memukul punggung May demi menyadarkan dirinya. "Ayo kita lakukan seperti biasa," lanjut Revi.

"Revi.." May tersentuh. Kemudian...

"Aduuuuuh!" teriak Revi panjang, dibagian 'u', terlihat May mencubit Revi lumayan keras.

"Pukulanmu tadi sakit.." kata May sweatdrop.

"Tapi cubitanmu lebih sakit.." pekik Revi meringis.

May tersenyum melepaskan Revi yang hampir menangis, bersamaan dengan itu Reza bangkit dengan ekspresi kesal di wajahnya.

"Kenapa orang menyebalkan seperti dia muncul?!" batin Reza menggeram. "Haaah... Lupakan saja,"

Reza kembali melilit syal-nya ke leher jaketnya, menatap dingin Revi. "Sepertinya aku harus mengalahkan orang ini terlebih dulu.."

(SPQEr) - [1]Supernatural Powers QuoteEr : Tournament For BeginnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang