Story V : Perlawanan & Pemberontakan

214 26 9
                                    

< Author POV >

"Api kegelapan adalah pembawa kehancuran. Dan hilangnya cahaya adalah sumber keputusasaan.."

Api merah gelap memutari orang berjubah merah robek - robek itu, ia juga mengenakan topeng kulit berwarna putih dan ada dua telinga kelinci yang mencuat dari dalam tudung jubah. Ditangan kirinya ada gergaji kayu berbentuk persegi empat panjang yang melingkar.

"Api dilawan api. Osamu, kau mundur saja.."

"Dari awal aku memang berniat begitu.." pria bernama Osamu hanya menguap ngantuk.

Rhowena berdiri di depan orang berjubah itu, api muncul ditangan kirinya.

"Aku sudah mengetahui kekuatan QuoteEr milikmu, Trap. Api kegelapan, bukan? Hm, itu saja tidak dapat mengalahkan apiku. Kau memerlukan lebih 'dari' api untuk mengalahkan apiku.."

"Saya sudah mengira anda akan berkata seperti itu, jadi tekad saya sudah kuat dari awal.."

"Kau tidak merengek lagi'kan?"

"Y - Ya.."

"!!"

Rhowena berpindah tiba - tiba ke samping kiri belakang Trap, tangan kirinya memukul cepat bagian belakang Trap.

"Cepat seperti biasa, Nyonya..?!" Trap menundukkan kepalanya dalam menghindari serangan. "Tapi anda akan kalah kali ini!"

Trap mengayunkan gergaji tajamnya ke atas, memotong... Bayangan Rhowena menjadi dua. Rhowena muncul di hadapan Trap, meninju wajahnya dengan tangan penuh bekuan es.

Slash!

Osamu muncul entah darimana dan menebas Trap tiba - tiba.

"Saya kira anda tidak ikut... Tuan Pendekar." Trap yang kena tebas berubah menjadi sulur api.

"Kalau begitu hentikan candaanmu. Itu seperti meremehkan kami berdua.."

Osamu mencabut kedua katana putihnya, berdiri beriringan dengan Rhowena yang ada disampingnya. Sosok Trap tiba - tiba duduk saja di anak tangga, arah keduanya datang.

"Nah~saya tidak mengerti apa yang anda bicarakan??~~"

< Nakarai & Sandi POV >

Dua orang berjubah berlari ke depan Nakarai dan Sandi dengan begitu cepatnya. Nakarai melempar gumpalan air dari tangannya, memisahkan kedua penyerang yang mengerumuni mereka. Sandi melakukan beberapa langkah sebelum salah satu dari mereka sampai ditempat pendaratan, Sandi menjalankan rencananya. Ia melakukan tendangan sabit menyamping, menendang bagian perut penyerang(1). Di sisi lain penyerang(2) terpental oleh dinding air yang tiba - tiba muncul.

"Sekarang. Di arah jam 11 5 meter dari tempatmu berdiri, Nakarai.." seru Sandi memberi komando.

Ilusi Kesedihan : Kabut Airmata

Nakarai memainkan kedua telapak tangannya, seketika kedua penyerang itu terikat oleh suatu 'kabut' tak kasat mata.

"A - Apa ini??"

(SPQEr) - [1]Supernatural Powers QuoteEr : Tournament For BeginnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang