47. Surgery

8.8K 856 65
                                    

"Pendarahan otak? Kau yakin?"

Ini sudah ketiga kalinya Yoongi mengulangi pertanyaan yang sama. Dan jawaban Jackson pun tetap sama. Pemuda itu tetap mengiyakan pertanyaan Yoongi. Bahkan ia menunjukkan hasil CT-scan milik Jihyo guna lebih meyakinkan Yoongi.

Untuk kesekian kalinya Yoongi menghela nafas beratnya. Ia tak menyangka, kejadian salah paham itu akan menimbulkan efek sedasyat ini. Yang lebih parahnya lagi, itu berimbas pada kekasihnya sendiri.

"Apa solusi terbaiknya?" Tanya pemuda itu kemudian.

"Solusinya tentu saja dengan jalan operasi. Ini satu-satunya cara untuk bisa menghentikan pendarahan yang terus terjadi. Kalau tidak, pendarahan ini akan menyebabkan kerusakan permanen pada otaknya."

"Lalu apa yang kau tunggu? Kenapa tidak segera kau lakukan operasi itu?"

Jackson menggeleng. "Aku tidak bisa melakukannya tanpa mendapat persetujuan dari yang bersangkutan."

Alis Yoongi mengkerut. "Maksudmu?"

"Jihyo tidak mau dioperasi."

"Apa!!" Yoongi terkejut. "Jadi maksudmu Jihyo sudah tahu keadaannya dan dia menolak untuk melakukan operasi itu?"

Jackson mengangguk. "Dia sudah mengetahuinya, tapi dia tetap tidak mau dioperasi meski ia tahu itu akan membahayakan nyawanya sendiri."

"Apa alasannya? Kenapa dia tidak mau?"

"Alasan sangat konyol. Bahkan saking konyolnya, itu membuatku ingin tertawa." Jawab Jackson yang makin membuat Yoongi penasaran.

"Ia tidak mau dioperasi hanya karena tidak mau rambutnya dipotong. Katanya ia tidak mau menjadi botak dan bertambah jelek. Takut jika nanti kau akan meninggalkannya."

Yoongi melongo. Selain bodoh, kekasihnya itu benar-benar sangat tidak peka. Apakah ia tidak menyadari jika selama ini Yoongi benar-benar sangat menyayanginya? Kenapa ia harus berpikir sampai sejauh itu.

"Jadi aku berharap kau bisa menyakinkan Jihyo untuk melakukan operasi ini. Aku dan kakek sudah menyerah. Hanya kau harapan satu-satunya yang bisa membujuk gadis keras kepala itu. Bisakah kau melakukannya Yoongi? Bisakah kau membujuknya?"

Yoongi terdiam sejenak.

"Aku akan mencobanya."

*****

Yoongi berjalan pelan memasuki ruang rawat Jihyo. Ia memandang sekilas kearah gadis yang saat ini tengah tersenyum kepadanya. Yoongi mendekat, tak lupa ia memberi kecupan singkat pada dahi sang gadis.

"Kau tidak perlu repot-repot bicara. Aku sudah tahu apa yang ingin kau katakan." Belum sempat Yoongi mengutarakan apa maksudnya, Jihyo sudah lebih dulu dapat membaca pikirannya. Membuat sang pemuda harus memutar otak dua kali lipat agar bisa menyampaikannya dengan baik.

"Jawabanku tetap sama. Aku tidak akan mau melakukan operasi itu. Lagipula saat ini aku merasa sudah sehat kembali. Kepalaku juga tidak berdenyut lagi. Jadi kau tidak usah khawatir."

Yoongi terdiam. Habis sudah kata-kata yang ingin ia ucapkan. Sang gadis tentu sudah tidak akan mau mendengarkannya lagi. Benar kata Jackson dan kakeknya. Gadis ini benar-benar sangat keras kepala.

"Kau mau jalan-jalan sebentar?" Daripada berdebat, Yoongi memilih mengajak sang gadis keluar. Siapa tahu nanti ia mendapatkan inspirasi untuk membujuknya.

"Jalan-jalan? Boleh. Kita ketaman dibawah sana ya. Aku lihat air mancurnya sangat indah."

Yoongi menyetujuinya. Ia melepas hoodienya dan memakaikannya pada sang gadis. Lalu setelah itu ia mengangkat tubuh mungil itu kedalam gendongannya.

The Devil Producer (Min Yoongi) - ENDWhere stories live. Discover now