35. Panic

9.1K 939 141
                                    

Yoongi berjalan mondar mandir tak karuan. Tangannya sedari tadi mengetuk bagian belakang ponselnya. Pikirannya kalut saat mengetahui jika Jihyo menghilang dari pandangan matanya. Berkali-kali pemuda itu melirik jam yang terus berdentang disudut ruangan. Tangan kokoh itu mengusap kasar wajah paniknya.

"Ini bahkan sudah jam 6 sore. Kemana dia?"

Yoongi menelaah lagi kebelakang apa yang sudah ia lakukan terhadap Jihyo. Karena pemuda itu hafal sekali, jika sampai sang gadis memilih pergi menjauh darinya pasti ada sesuatu yang membuat gadis itu merajuk. Tapi, seingat Yoongi ia tidak mempunyai masalah apapun dengan kekasihnya itu. Bertengkar apalagi. Bahkan seharian ini Yoongi hanya melihat Jihyo di pagi hari, karena pemuda itu sibuk mengurus album terbaru Suran yang mulai memasuki dapur rekaman.

Jadi apa masalahnya?

Yoongi mengerang kesal. Disaat seperti ini pikirannya buntu. Ia hanya takut Jihyo terluka diluaran sana. Apalagi gadis itu pergi tanpa membawa ponselnya.

Pintu terbuka mengagetkan Yoongi. Pemuda itu menoleh dan mendapati gadis yang baru saja terlintas dipikirannya datang dengan wajah datarnya. Yoongi tahu, saat Jihyo dalam keadaan yang tidak baik.

"Dari mana saja kau? Kenapa pergi tidak membawa ponselmu? Kalau kau kenapa-kenapa bagaimana? Kau tahu, aku begitu khawatir padamu." Yoongi mencecar Jihyo dengan pertanyaan yang sedari tadi meraung diotaknya.

Jihyo tidak menjawab dan memilih untuk masuk kekamar dan merebahkan tubuh mungilnya disana.

"Yak!! Kalau aku bertanya, tolong dijawab!" Yoongi menaikkan intonasi suaranya sembari mengekor mengikuti langkah gontai sang gadis.

"Apa itu penting buatmu Min Yoongi?" Jihyo menatap Yoongi malas.

"Apa maksudmu?"

"Aku bertanya apa itu penting buatmu? Kenapa kau harus bertanya seperti itu? Disaat kau masih punya teman wanita yang selalu setia disampingmu. Jadi apa keberadaanku masih penting bagimu?"

Yoongi mengusap kasar rambutnya. Ia tidak mengerti dengan maksud dari ucapan Jihyo. "Apa maksudmu Park Jihyo? Coba jelaskan pelan-pelan. Aku tidak mengerti sama sekali."

Jihyo mendengus kesal. "Nona Suran!! Aku mendengar kalau kau berciuman dengannya diruang rekaman. Apa itu benar Min Yoongi?"

Mata Yoongi seketika membulat saat mendengar semua pertanyaan Jihyo. Pemuda itu tergagap. Entah bagaimana ia harus menjawabnya.

"Aku tahu, aku tidak seharusnya bertanya hal ini disaat aku sudah pernah berkata kalau aku percaya padamu. Tapi, sungguh saat ini aku benar-benar ragu denganmu. Jadi tolong katakan yang sejujurnya padaku. Apa kau pernah melakukannya?"

"Itu,, itu tidak sengaja." Jawab Yoongi dengan suara tercicit.

Raut wajah Jihyo seketika berubah saat saat mendengar pengakuan jujur dari Yoongi. Hatinya seketika mencelos. Jadi apa yang digosipkan oleh beberapa staff ditangga itu adalah benar. Jadi benar jika Yoongi dan Suran?

"Tapi, itu tidak disengaja. Aku bahkan tidak tahu jika Kak Suran tiba-tiba menciumku." Jelas Yoongi saat melihat raut wajah kecewa yang Jihyo tunjukkan.

"Jihyo tolong dengarkan aku. Aku sungguh tidak sengaja melakukannya. Itu diluar dugaanku." Jihyo menepis tangan Yoongi yang hendak menyentuh pundaknya. Matanya berkaca-kaca. Kristal bening itu terus mendesak berusaha keluar dari sangkarnya.

"Jihyo ku mohon..." Yoongi berkata lirih. Ia terus mencoba untuk mempersempit jarak keduanya. Tapi Jihyo selalu mencoba menjauh dan tidak mau disentuh oleh tangan Yoongi.

"Jangan sentuh aku."

"Hyo.. Maafkan aku." Ujar Yoongi seraya mengelus puncak kepala sang gadis.

"Sudah kubilang jangan sentuh aku!!" Jihyo berteriak sembari menepis tangan Yoongi.

The Devil Producer (Min Yoongi) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang