32. Protective Boyfriend

10.6K 922 160
                                    

Rated: NC17+ ( Be a smart readers, please!!)

"Kau membuatku malu."

Yoongi mengernyit heran mendengar kalimat yang terlontar dari mulut kekasihnya ini.

"Kau malu? Apa yang membuatmu merasa seperti itu? Apa kau malu digendong oleh pria tampan sepertiku? Hem?" Yoongi mengangkat satu alisnya sembari menunjukkan seringaian lebar khas pemuda itu.

"Tentu saja!! Kau membuat kita menjadi tontonan banyak orang. Apa kau tidak menyadari jika dari tadi semua orang melihat kita?" Protes Jihyo sembari mengeratkan gelungan tangannya pada leher sang pemuda.

Ya, saat ini mereka tengah berjalan di koridor rumah sakit. Mungkin lebih tepatnya hanya Yoongi dan beberapa bodyguard nya yang berjalan, sedangkan Jihyo berada pada gendongan pemuda itu.

Rencananya hari ini mereka akan pulang dari rumah sakit. Sebenarnya, keadaan Jihyo belumlah benar-benar pulih. Tapi, karena permintaan gadis itu yang merengek meminta pulang, akhirnya Yoongi terpaksa mengikuti keinginan dari sang gadis. Alasannya cukup klasik. Gadis itu sering mengeluh mual karena bau obat yang setiap detik selalu menyeruak dari setiap inchi sudut rumah sakit. Membuatnya sangat tidak betah berada di tempat bernuansa putih itu.

Yoongi tidak menghiraukan perkataan Jihyo, ia tetap melaju dengan langkah tegapnya. Tidak juga menghiraukan semua tatapan orang yang tengah melihat mereka. Ia rasa ini wajar dilakukan oleh seorang pria untuk menjaga wanita yang ia cintai.

"Harusnya kau membiarkanku berjalan sendiri. Atau paling tidak kau membiarkan aku duduk di kursi roda. Jadi kau tidak perlu repot-repot untuk menggendongku. Kau tahu, ini sungguh-sungguh memalukan."

Yoongi menoleh sekilas kearah wajah Jihyo yang terlihat cemberut. Pemuda itu mendesah lemah sebelum membalas ucapan sang gadis.

"Kau pikir apa tubuhmu cukup kuat untuk berjalan? Bahkan berdiri saja kau tidak mampu."

Jihyo menunduk lesu. Benar, ucapan Yoongi semuanya benar. Tubuhnya memang masih sangat lemah. Bahkan sekedar berdiri saja ia tidak mampu. Jihyo sempat heran, ada apa sebenarnya dengan tubuhnya? Seingatnya, ia masuk rumah sakit karena tenggelam didalam kolam renang, tapi kenapa gadis itu merasa seperti orang lumpuh. Kakinya bahkan tidak bisa menopang berat badannya sendiri.

"Lagipula, semasih ada aku yang sanggup untuk menggendongmu, kau sama sekali tidak membutuhkan kursi roda atau semacamnya." Lanjut sang pemuda.

"Tapi sampai kapan? Sampai kapan kau sanggup untuk menggendongku? Aku bahkan tidak mengerti kenapa tubuhku bisa selemah ini?" Jihyo tercicit lemah. Sejujurnya ia merasa sangat terbebani dengan perlakuan spesial dari Yoongi. Ia jadi makin merasa tidak berguna. Mengingat saat Yoongi sakit, ia bahkan tidak melakukan apapun yang bisa membantu pemuda itu untuk cepat sembuh. Sedangkan saat ia sakit, Yoongi bahkan bisa terjaga 24 jam hanya untuk mengontrol kondisi dirinya.

"Jangan pikirkan apapun. Kau tidak merepotkanku sama sekali."Ucap Yoongi yang menyadari raut wajah sedih yang Jihyo tunjukkan. "Lagipula ini tak akan lama. Kau akan sehat kembali dalam beberapa hari. Ini hanya efek samping dari obat yang kau konsumsi. Jangan berpikir terlalu berlebihan. Kau mengerti?"

Jihyo mengangkat kembali wajahnya yang tertekuk lesu. Ia tersenyum tipis mendengar ucapan Yoongi. Gadis itu mengangguk mengiyakan permintaan dari sang pemuda.

"Apa selain membuat tubuhku lemah, efek obat ini juga membuatku mengantuk?" Tanya sang gadis sembari menelusukkan wajahnya pada leher Yoongi.

"Hemm.. Begitulah. Apa sekarang kau mengantuk?"

Gadis itu mengangguk lemah. Matanya mulai terpejam secara perlahan. "Sangat, Aku bahkan sudah tidak bisa menahannya lagi."

"Kalau begitu tidurlah. Dengan begitu rasa malumu juga tidak akan ada lagi. Kau tidak perlu memikirkan tatapan orang tentang kita berdua. Benar bukan?"

The Devil Producer (Min Yoongi) - ENDWhere stories live. Discover now