37. Where Are You

8.3K 970 426
                                    

"Kau sungguh-sungguh tak ingin mencarinya?" Suara berat menyadarkan Yoongi dari lamunannya.

Pemuda itu terdiam. Tidak mau menanggapi pertanyaan dari pemuda bermarga Kim itu.

"Aku mungkin marah dan juga kesal dengan Jihyo, tapi aku tidak setega itu. Ini sudah lebih dari tiga hari dan dia menghilang begitu saja. Apa kau tidak khawatir dengannya? Bagaimana kalau dia bertemu kakak brengseknya itu? Atau bagaimana kalau dia....."

"Berhenti mengkhawatirkan orang yang sama sekali tidak perlu dikhawatirkan Namjoon. Aku yakin saat ini ia pasti sedang tertawa gembira dengan Chanie bodohnya itu. Jadi untuk apa aku harus mencarinya disaat sudah ada pria yang menemaninya disana? Bahkan dia sudah tidak ingat jalan untuk kembali kesini."

Alis Namjoon mengkerut. "Chanie? Jadi maksudmu sekarang Jihyo tengah bersamanya? Begitu?"

Yoongi mengangguk lemah. "Aku melihatnya malam itu. Mereka berpelukan bahkan tertawa riang bersama. Percuma saja jika kau disini khawatir dengan keadaannya. Dia bahkan tidak memikirkan kita sama sekali."

"Darimana kau yakin akan hal itu Yoongi?Mungkin saja saat ini ia sedang merenungkan segala perbuatan yang telah ia lakukan. Lagipula aku masih ragu dengan bukti itu, jujur aku tidak terlalu mempercayainya. Mungkin sedikit naif tapi hatiku berkata demikian."

Yoongi terdiam sesaat setelah mendengar ucapan Namjoon. Sejujurnya ia juga merasakan hal yang sama. Tapi bukti itu? Arggh! Shit!! Bukti itu sudah menunjukkan semuanya. Menyangkal apa yang ia suarakan dalam hati kecilnya.

"Berhenti membelanya. Sekali salah tetaplah salah. Harusnya ia mempertanggung jawabkan semua perbuatannya ini, dan bukan malah kabur lalu bersenang-senang dengan pria lain."

Rahang Yoongi mengeras jika sudah mulai membahas kejadian yang ia lihat tiga hari yang lalu. Hatinya merasa teriris tatkala melihat bagaimana sang gadis bisa tertawa lepas dengan pria lain disaat kekasihnya sendiri mencoba untuk memperbaiki keadaan saat itu. Benar-benar sangat menyebalkan.

"Ya sudah!! Lakukan saja apa yang menurutmu benar. Tapi aku harap tidak akan ada penyesalan setelah ini."

Yoongi memandang kepergian Namjoon dari balik pintu ruang kerjanya.

Penyesalan?

Uh.. Penyesalan apa yang ia maksud? Penyesalan karena sudah membuat gadis itu pergi? Sungguh ia tak akan menyesal dengan ini. Karena ia yakin, gadis itu juga tidak mempunyai rasa penyesalan sedikitpun.

******

"Apa yang baru saja kau katakan ah?!" Pemuda bernama Bang Chan itu terlihat kebingungan saat tiba-tiba Yoongi datang dan menarik kerah bajunya.

Ia datang kemari hanya untuk menemui temannya tapi kenapa pemuda bernama Min Yoongi itu terlihat sangat marah?

"Yak!! Apa yang kau lakukan?! Lepaskan tanganmu!" Chan beringsut. Mencoba melepaskan tangan Yoongi yang mencengkram kerah bajunya.

"Aku kesini hanya untuk menemui temanku, bukan merebutnya darimu." Ujar Chan sedikit emosi.

Jujur sejak ia mengetahui jika Jihyo berpacaran dengan bosnya sendiri, Chan merasa sedikit kesulitan jika ingin menemui sahabatnya itu. Bahkan untuk makan siangpun jarang, karena Yoongi selalu mengurung gadis itu seperti seekor burung.

"Kenapa kau mencarinya disini ah? Bukankah kau bersamanya? Bukankah kau yang terakhir bersamanya, berpelukan dan tertawa bersama ditaman itu? Jadi kenapa kau mencarinya kemari?" Suara Yoongi meninggi. Tidak memperdulikan tatapan semua mata yang ada di lobby gedung agensinya.

"Yak!! Tenangkan dirimu Min Yoongi." Namjoon menarik Yoongi mendekat kesisinya. Lalu ia menatap mata Chan dengan penuh selidik.

"Bukankah kau bersama Jihyo tiga hari yang lalu? Kenapa sekarang kau malah datang kemari? Kupikir Jihyo ada bersamamu, karena ia sudah tidak kembali dari tiga hari yang lalu."

The Devil Producer (Min Yoongi) - ENDOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz