Chapter 16

503 33 0
                                    

Angin malam berhembus membawa sisa-sisa guguran bosslom cerry kesana kemari. Ranting-ranting pohon dengan gembira nya menari bersama sang daun. Salju tak menyapa bumi beberapa hari ini.

"Yoona-ya , eomma perhatikan hari-hari ini kamu sangat muram"

"Anni, eomma. Gwaenchanayeo"

Malam itu sudah malam ke-4 Yoona tidak saling contact dengan Changwook maupun adiknya . Saking ia teralu memikirkan surat itu, ia tak sempat pula menyapa kanan kiri. Di kantor ia hanya cukup datang ,duduk , dan mengerjakan pekerjaan yang harus ia kerjakan.

Ia juga mengabaikan teman-teman di kantornya . Jika dirasa sudah selesai ia hanya langsung bergegas pulang tak pergi kemana-mana.

Ia terlihat sangat pucat . Semenjak pembacaan surat laknat itu , nafsu makanya memang menurun. Hari-hari nya hanya dipenuhi dengan lamunan dan tak sedikit linangan air mata.

Berkali-kali ibunya mencoba menghibur dengan menanyakan hal yang tak begitu berbobot. Seperti pekerjaan kantor, teman*nya dan juga Chanyoung.

Namun Yoona hanya menjawab sesimpel mungkin dan lebih memilih menyudahi obrolanya itu dan hanya ia gunakan waktunya untuk tidur.

" makanlah Yoona-ya nanti kamu sakit. Pucat sekali kamu sayang"

Ibunya mencoba memberikan satu suapan ke mulut Yoona , namun si empu tetap tidak membuka mulutnya dan hanya memandang ibunya, memberikan kode bahwa ia tidak mau.

"Eomma "

"Ne , ada apa... sayang"

Tiba-tiba saja Yoona memgambil posisi ternyaman untuk memeluk ibunya se-erat eratnya. Ia kembali menangis sejadi-jadinya.

"Eommaa....Eomaaa.hik hiks"

"Menangislah sayang , ibu ada disini"

Ibu Yoona berusaha menenangkan putrinya dengan mengusap rambutnya pelan. Ia tak merasa kaget karena akhir* ini sikap Yoona memang sangatlah pasif.

Getar ponsel Yoona memecahkan suasana seketika. Ia berusaha mengusap air matanya dan mengatur nafas sebelum mengangkat panggilan.

"Hyeoboseo.."

Meski tidak sedang bertatap muka namun seseorang bisa mengerti bahwa Yoona sedang menangis. Karena suaranya yang sedikit parau dan suara khas (bindeng) itu tidak dapat ditutupi.

"Wae? Apa kau menangis Noona. Janganlah menangis Noona. Hyeong sudah perjalanan pulang. Kemungkinan besok siang sudah sampai di Korea"

Ternyata itu adalah Hyun Woo. Ia memberikan kabar bahagia untuk Yoona.

"Benarkah? Ahh..Gomawo Woo-ssi kau sudah memberitahuku. Aku akan menemuinya besok "

"Baiklah. Sambutlah dia noona jangan pasang wajah kecewamu"

"Eem Ne"

Setelah dirasa cukup, Yoona menyudahi pembicaraanya bersama putera bungsu Tn. Ji . Kebetulan Hyun Woo juga masih berada di agensi dan baru saja ia mendapat panggilan dari managernya ada urusan yang harus diselesaikan , jadi menurutnya itu alasan yang pas untuk menyudahi obrolannya kali ini.

******************
-AgensiGlobalEntertaiment

"Braaakkkk!"

Tuan Ko Tae Han , yang merupakan pimpinan agensi itu kini emosinya meledak. Satu meja telah ia gunakan sebagai pelampiasanya.

Hyun Woo bersama member CrudePlay lainya hanya diam dan menunduk. Mereka benar* tidak tau kesalahan apa yang membuat mereka harus di intimidasi seperti ini sangatlah konyol.

Setelah itu manager dari Crude Play menunjukan sebuah foto dari I-phone nya.

Mereka menggernyitkan dahi dan hanya saling pandang. Dengan seksama dan sekali lagi ia memandangi foto yang terpampang di salah satu akun medsos fans itu.

"Kecerobohan apa yang kalian lakukan , heol!!!"

"Apakah kalian sudah tidak ingin bekerja di sini lagi !!"

Kembali Tn. Tae Han meluncurkan amarahnya .

Satu persatu mereka mendengus pelan dan memberikan tatapan kecewa juga kesal kepada Chanyoung. Memang di antara mereka , hanya dirinya lah yang paling berani dalam bertindak tanpa berfikir.

Ia selalu yakin pada dirinya bahwa ia bisa mengatasinya. Namun kali ini, ia tidak bisa berbuat apapun.

"Chanyoung! Berapa kali saya peringatkan kepadamu juga lainya. Peraturan disini tetaplah peraturan! Apa yang sedang kau usahakan!"

Semua manusia di dalam ruangan itu hanya bisa terdiam, mematung dan membisu . Tak satupun suara yang mereka keluarkan , tak sedikitpun gerakan yang mereka produksi.

"Tidak ada yang aku usahakan"

"Mwoo? Sekarang ini apa, lihatlah dirimu ! Bahkan tidak bisa menghormati atasanmu sendiri"

"Sajangnim?"

Tn. Tae Han tidak menjawab Chanyoung dan hanya melempari tatapan intimidasi.

"Apakah anda punya istri dan seorang putera? Dan bayangkan jika anda ataupun putera anda di posisi seperti kami .apakah anda akan rela?"

"Apa maksudmu!"

"Jangan selalu egois. Anda manusia sama seperti halnya aku, Hyun Woo ,Si Hyun juga para member artis lainya. Mereka layak untuk mendapat kehidupan bebas seperti anda! Kami perlu sosial ,kami juga perlu cinta! "

Suara lantang Chanyoung terdengar menggelegar ,seperti guntur yang menyambar pepohonan.

Tn. Tae tak mau kalah darinya, kini ia berusaha mendaratkan satu tamparan pada pipi Chanyoung.

Tetapi secepat kilat sebelum berhasil mendarat , tangan cekatan Hyun Woo berhasil menangkisnya.

"Jika anda sudah berniat untuk melindunginya demi keuntungan anda, maka jangan pernah anda mencoba melukainya"

Setelah mengatakan hal itu, Hyun Woo segera melepaskan secara kasar tangan yang ia tahan tadi. Dan segera ia meninggalkan ruangan itu dengan di ekori oleh teman*nya satu persatu.

Tn. Tae hanya melihat kepergian mereka satu persatu sampai mereka menghilang di balik pintu.

Sesampai mereka di asrama , kebetulan untuk beberapa hari ini mereka tidak pulang kerumah , Hyun Woo segera merebahkan tubuhnya diatas sofa. Begitu pula dengan teman*nya. Tetapi tidak dengan Chanyoung, ia lebih memilih untuk masuk ke kamarnya.

Sepertinya ia terlalu frustasi dengan yang ia hadapi barusan. Tetapi belum sempat Chanyoung melangkahkan kakinya memasuki kamarnya , Hyun Woo menghentikan langkahnya.

"Chanyoung-ah !"

TBC!

Hallo semuaa. Aku kembali lagi di kisah bad ini.

Oya , Minal aidzin wal faidzin yaa 😚
Maafin aku yang sukak ngawor dan berantakan ini 😂

Aku akan segera selesaikan karya ini, dan semua sudah selesai ditulis.

Tep stau tune ya 😍

Makasihhhh 😘😘😘

Hell Fire Beneath The Sky [Chapt END - REVISI]Where stories live. Discover now