7.1 - Haters

8.7K 1K 64
                                    

Jarak antara benci dan cinta itu beda tipis. Terlalu membenci bisa jadi kemudian mencintai

- Song For Love 

Song 12: Perfect Strangers - Jonas Blue

Don't forget to vote and happy reading ^^ 

...

Nusa Penida, senja, yacht, kebersamaan dan Calvin.

Itulah atmosfer kebahagiaan di hati Sea saat ini. Perasaan bingung, memilih ingin memaafkan atau tetap menyimpan dendam masih berkecamuk di hati Sea. tapi, untuk sementara ini dia memilih melupakan, demi menikmati kebahagiaan.

Hanya saja, Sea berharap kebahagiaan ini bukanlah kebahagiaan yang fana seperti kekayaan yang hanya mampir sebentar ke kehidupannya.

Dia begitu menikmati momen kebersamaan dirinya bersama sahabat-sahabat Calvin yang begitu Sea kagumi karena persahabatan mereka sudah bagaikan keluarga alih-alih masih di sebuah sahabat.

Sea menikmati hal-hal seru bersama mereka, seperti melihat Calvin, George dan Ed meloncat dari yacht dan berenang ke laut tanpa alat bantu pernapasan apapun. Dan kemudian Chloe mengajak Sea dan Lily untuk ikut berenang bersama tiga lelaki itu.

Kemudian menikmati segelas teh hangat alih-alih menikmati sampanye. Mereka yang habis berenang lebih memilih teh hangat sambil melihat sunset di balik tebing Nusa Penida yang begitu indah.

"Sea,"

Sea yang sedang menikmati teh hangatnya langsung menoleh dan tersenyum begitu Lily menghampiri dirinya.

Lily tertawa kecil sambil merangkul Sea. "Bagaimana? Kau senang liburan bersama kita?"

"Tentu saja." Sea mengangguk semangat, kemudian memandangi pemandangan lautan di sekelilingnya. "Kini aku tidak heran lagi kenapa kau memilih menghabiskan masa kehamilan di Bali, melahirkan di Bali dan tinggal sejenak disini. Bali sangat menenangkan dan senyaman ini ternyata."

"Aku bahkan tidak mau pulang ke London jika bukan pekerjaanku dan Edward yang menunggu disana." Lily kemudian menatap Calvin. "Kalau Calvin, dia bekerja sama saja keliling dunia. Konser dari satu negara ke negara lainnya, tidur di kota satu lalu ke kota lainnya."

"Tapi sepertinya Calvin nyaman-nyaman saja dengan keadaan hidup berpindah-pindah seperti itu."

Ucapan Sea sontak menimbulkan tawa dari Lily. "Apalagi sekarang 'kenyamanannya' selalu ikut kemanapun Calvin pergi."

"Apa maksudmu?" Tanya Sea tak paham.

"Kau, Sea. Aku melihat Calvin yang nyaman jika bersamamu."

Pipi Sea tanpa sadar bersemu merah, "tidak. Bukankah Calvin memang sebaik itu pada orang-orang?"

"Mmm, sebaik itu sampai mengajak asistennya berlibur bersama para sahabatnya? Atau... sebaik itu sampai terus menciumi bibir asistennya?"

"Lily!!!" Sea merengek kesal sambil ingin mencubit pinggang Lily, tapi Lily malah menghindar dan tertawa. Kemudian memeluk Sea.

"Kau hanya jangan terlalu percaya dengan lelaki yang terlalu baik hati seperti Calvin." Lily kemudian melepaskan pelukannya dari Sea. "Terkadang, lelaki yang kelewat baik seperti Calvin bukan hanya baik dan perhatian pada satu wanita. Karna bila memberi perhatian, lalu di balas, akan terasa semenyenangkan itu. Dan sepertinya itulah hal yang selalu dilakukan Calvin untuk mendapatkan perhatian dari wanita yang dia inginkan."

Sea terdiam. Lalu menatap Lily melalui balik bulu mata lentiknya. "Calvin berkata bahwa dia mencintaiku."

Raut wajah Lily tidak menunjukkan sebuah keterkejutan. Dia malah memiringkan kepalanya—meminta Sea untuk lanjut bercerita.

Song For Love [terbit di aplikasi DREAME]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang