ImOreno 15

11 2 0
                                    


"Happy graduation Babang Moren!"

Ima menghampiri Reno dengan senyum lebarnya. Dan Reno merentangkan kedua tangannya dengan senyum yang tak kalah lebarnya. Reno memeluk Ima erat.

Yup! Hari ini adalah hari bahagia untuk kekasihnya dan juga sahabat tercintanya. Hari kelulusan bagi para mahasiswa.

"Kita foto dulu! Ayo Mah sini foto sama aku sama Ima juga!" ajak Reno pada Mamahnya.

Reno meminta Elan untuk mengambil foto mereka. Mereka mengambil banyak foto secara bergantian.

Mereka terlihat sangat bahagia.
...........................................................

"Tadi sekretaris Papah kamu telpon Mamah Ren."
Farah membuka suara.

Sudah seminggu sejak acara wisuda selesai, Reno mulai disibukan dengan perusahan di Jakarta dimana Reno sudah mulai belajar sedari dia kuliah. Inilah mengapa terkadang Reno suka menghilang dan tidak ada kabar karna Reno membagi waktunya dengan perusahaan. Tapi sekarang Reno sudah lulus jadi dia bisa fokus ke kerjaan. Itu pun mulai berdampak pada hubungannya dengan Ima. Mereka jadi jarang bertemu, paling seminggu sekali atau tiga hari sekali Reno akan ke Bogor. Farah dan Reno pindah ke Jakarta karna tidak mungkin Reno harus bolak-balik setiap hari, awalnya Reno keberatan karna meninggalkan Ima tapi Ima memberinya pengertian dan dukungan serta bujukan dari Farah akhirnya Reno setuju.

Masalah butik, Farah memberikannya pada Ima secara cuma-cuma karna Farah yakin dengan bakatnya Ima pasti bisa membuat butik itu maju.

Jadi disinilah Reno berada, diruang kerja yang pernah ditempati sang Papah sewaktu beliau tinggal di Jakarta. Sibuk dengan laptop di depannya. Farah masuk dan duduk dihadapan putranya yang terhalang oleh meja.

"Hmmm.. " Reno hanya menanggapi seperti biasa tanpa mengalihkan perhatiannya dari laptop.

"Papah kamu sakit Ren dan kamu..... "

"Kita ngga akan kesana Mah." Reno memotong perkataan Farah.

"Tapi Ren, kalau bukan kamu siapa lagi yang akan meneruskan bisnis Papahmu disana?"

"Suruh saja orang-orang kesayangan Papa yang melanjutkan!" kini Reno sudah menatap Mamahnya.

"Reno! Papahmu sedang membutuhkan kita nak." bujuk Farah.

"Papah macam apa yang tidak mau membawa istri dan anaknya kemanapun dia pergi? Dia tidak peduli pada kita Mah. Keluaraganya. Istri dan Anaknya. Dia tidak pernah datang setiap aku atau Mamah ulang tahun. Dia tidak pernah datang setiap aku naik kelas. Dia bahkan tidak datang di acara wisuda aku. Dia bahkan tidak datang sewaktu Mamah sakit dan lebih mementingkan perusahaannya. Hanya uang-uang yang selalu dia kirimkan. Dia fikir dengan uang semuanya cukup. Dia bahkan tidak peduli kita butuh kasih sayangnya Mah. Dan sekarang saat dia sakit, Mamah bilang dia sedang membutuhkan kita?"

Reno menghembuskan nafas panjang.

"Disana bahkan kita tidak pernah tahu apa yang dia lakukan. Bisa saja disana dia menikah lagi dan mempunyai anak."

PLAAKK!!!!!

Reno memegang sebelah pipinya dengan mata yang mulai memerah. Terpaku, tidak percaya dengan apa yang dilakukan oleh Mamahnya. Wanita pertama yang dia hargai dan cintai dengan sepenuh jiwa. Wanita yang selalu coba Reno lindungi kini menamparnya untuk yang pertama kali sepanjang hidupnya hanya karena Papah brengsek yang menghargainya dengan uang.

Sementara Farah yang juga sama kagetnya dengan apa yang dia lakukan, berdiri mematung dengan air mata yang terus keluar.

"Papa......kamu.....tidak......seperti.......itu.........Reno."

ImOrenoWhere stories live. Discover now