ImOreno 13

12 3 0
                                    

Berhubung Serly akan menikah seminggu lagi, hari ini pulang dari kampus Ima, Gita, Amel sepakat berkumpul di rumah Serly.

"Sssttttt tau ngga eike punya gossip yesss! " seru Gita.

Kini mereka ada didalam kamar Serly. Serly sedang tiduran di karpet bawah ranjang, Ima duduk bersender di kepala ranjang sedang membalas pesan dengan Reno sambil terkadang senyum-senyum seperti orang gila. Amel sedang membaca majalah disamping Serly di lantai yang dilapisi karpet. Dan Gita yang mendadak jadi lambe cungur malam ini sedang duduk deket Ima tiba-tiba turun dan menghampiri Amel dan Serly dan dengan heboh bilang kalo dia punya gosip. Serly yang mendengar langsung bangun dan duduk disamping Gita. Amel juga langsung menghentikan baca majalah dan menghadap kearah Gita. Hanya Ima yang masih belum sadar dan masih pada posisinya.

"Gosip apaan? " tanya Amel.

"Ini sih keknya bukan gosip yes tapi fakta real! " jawab Gita antusias.

"Lama banget Git!  Buruan ada afaan?" tanya Serly.

"Ada yang udah ngga nganggur lohhhh!"

"Ada yang lagi jatoh cintrong. Bilang aja kaga mau tapi sekarang? Beuh! Nempel bae udah kaya kulit ama daki!"

Ima mendengar dan menoleh pada Gita yang juga menoleh padanya kemudian mengedipkan sebelah matanya. Ima hanya pasrah, sahabatnya memang sudah tahu hubungannya dengan Reno. Ima memberitahunya lewat grup whatsApp dan kali ini mereka akan membulinya langsung.

"Siapa Ta? "tanya Amel pura-pura tidak tahu siapa yang mereka bicarakan.

Begitupun Serly.
"Siapa sih Ta?! Ngga tau malu banget yaa.. Di poyok di lebok."
Mereka tertawa. Dan yang ditertawakan hanya memasang wajah malas.

"Si ituh bukan?" tanya Amel lagi.

"Iyaa si itu!" Gita menimpali.

"Jadi si itu udah jadian beneran?" tanya Serly.

"Iyaa bu udah fix! Neng juga sampe kaget ko bisa yah yang dulu kaya kucing ama tikus sekarang kaya apa tuh cemen yang ada di tv yang berdua-berdua mulu....." ucapan Gita terpotong oleh Amel.

"Ohh! Si monkey ama gajah tea yaa?!" potong Amel antusias.

"Iyaa itu meng! Udah kaya monyet ama gajah mepet mulu!" Gita membenarkan.

"Hehh! Lo ngatain gue monyet?! " Ima melemparkan bantal kearah mereka.

Mereka tertawa.

"Bujug!! Gita kalah atuh Giita." sahut Serly.

"Kalah eneng Wa. Udah dah fix ini eneng bawa bapa eneng dah ke kawinannya lo Ser."

"Eettt kesian amat yaa si eneng. Pinjem weh pinjem!" celetuk Amel.

"Pinjem kesiapa Meng? " tanya Gita.

"Noh sama yang baru jadian!" jawab Amel.

"Ehh jangan!! Belom gue perawanin tuh si Reno. Masa udah mau dipinjem bae sii ahh! Si Ameng noh! Meng pinjemin si Elan meng! " sahut Ima.

"Si Elan mana mau Ma! Salah-salah si Gita malah dikasih pinjem tukang jaga vila." timpal Serly.

Mereka tertawa.

Elan pacarnya Amel tinggal di daerah cisarua jadi dia punya banyak kenalan tukang penjaga vila. Makanya kalau ada acara-acara kumpul mereka meminta tolong sama Elan supaya harganya juga ngga terlalu mahal.

"Suee bener! Niat mau ngejulidin malah dijulidin." sesal Gita.

Mereka tertawa.

"Udah ahh sakit perut gue ketawa mulu. Nih cobain bajunya udah jadi. " Serly beranjak membuka lemari dan mengeluarkan paperbag lumayan besar yang berisi baju seragam sahabatnya untuk acara nikahan minggu depan.

"Assiiikkkk udah jadi!" seru Gita.

"Punya gue yang mana nih? " tanya Ima yang sudah ikut duduk dibawah karpet.

"Liat ukurannya aja Ma." jawab Serly.

"Ima mah yang kecil." ledek Amel.

"Iyaa karna yang gede itu hanya milik Serly seorang." Ima balik meledek Serly yang badannya lebih berisi diantara mereka.

"Sue banget lo Ima. Udah pada cobain sono!"

Mereka mencoba pakaian masing-masing yang terlihat sangat pas dibadan mereka karna sebelumnya mereka sudah melakukan fitting baju.

"Ima, Ameng! Nanti suruh Elan sama Reno pake kemeja putih yaa, celananya warna coklat muda terus pake tali suspender yaa."

"Kayanya Elan ngga punya deh Ser."

"Apalagi Reno yang amburadul."

"Udah gue sediain plus dasi kupu-kupunya."

"Oke!" jawab Amel dan Ima barengan.

"Gita! Lo mau gue siapin juga suspender buat bapak lo? Ehh bukan! Buat kang vila." lanjut Serly.

"Au ahh!" Gita merenggut.
Dan mereka kembali tertawa.

...........................................................

Ima kini sudah duduk manis di salah satu resto yang memang sedang ramai dikalangan anak muda kota Bogor. Menunggu Reno yang tadi tidak bisa menjemputnya dirumah Serly karena masih sibuk soal skripsi, Amel dan Gita masih di rumah Serly. Ima tidak boleh pulang larut oleh Reno karna Reno ingin mengajaknya kencan. Jadilah ba'da maghrib Ima pamit pulang duluan dan menuju tempat janjinya dengan Reno. Ima sampai setengah 8 tapi sudah jam 8 yang ditunggu belum datang-datang. Tak lama pesenan Ima sampai karna memang Reno memintanya untuk memesan lebih dulu jadi kalau Reno datang terlambat tidak usah menunggu lagi pesanan.

"Lama bener, bang Moren dah nyampe mana? " Ima tak tahan menunggu dan langsung menelpon Reno.

"Udah di parkiran inih, otw masuk kedalem."

"Yeehh tau gitu ngga bakalan ditelpon."

"Lagian... Aku kirim pesan kan tadi dikit lagi sampe. Tapi cuma di read doang."

Mereka masih terhubung ditelepon hingga Reno berada dibelakang Ima.

"Haii my princess. " sapa Reno pelan dengan ponsel masih menempel ditelinga sama seperti Ima.

Ima menoleh ke belakang melihat Reno tersenyum dan mereka langsung menutup teleponnya.
Ima kembali menghadap ke depan sesaat tubuhnya kaku karna merasakan sepasang tangan besar memeluknya dari belakang. Terasa sangat hangat dan nyaman, Ima memekik tertahan saat merasakan sebuah ciuman di pipi sebelah kanannya. Reno melepaskan pelukannya dan duduk tepat di seberang Ima yang wajahnya sudah merah padam karena menahan malu tetapi jantung yang berdetak cepat dan merasa sedikit senang diperlakukan seperti tadi membuatnya bingung.

Memukul lengan Reno yang berada diatas meja saat kesadarannya mulai kembali.

"Kamu tuh yaa!! Maen cium-cium ditempat umum!!"

"Emang kenapa?" tanya Reno santai dan mulai memakan makanannya.

"Malu Reno!! Ampun punya pacar kaya kamu yang seenakanya lama-lama bisa bikin aku jadi putri malu!"

"Itu karna aku sayang sama kamu. "

"Iya tapi ngga gitu juga abang!"

"Itu cara aku mengekspresikan rasa sayang. Ngga peduli dimanapun itu. Dan kamu harus terbiasa dengan cara aku yang seperti ini, hmmm....? " jelas Reno dengan intonasi yang sedikit lebih serius membuat Ima kehilangan kata-katanya karna kalau Reno sudah mode on serius itu artinya tidak bisa terbantahkan.

...........................................................

Makasih buat yang udah dan masih baca cerita ini. 😇😇

Seneng banget ternyata masih bisa up sampe part 13. Semoga ide lancar terus yaa jadi bisa lanjut ke part-part selanjutnya.
Maaf  untuk typo yang banyak banget.

Happy reading...

ImOrenoWhere stories live. Discover now