Dua puluh tujuh

21 9 1
                                    

-----
Gue nggak pernah tau.
Tuhan ternyata punya banyak kejutan untuk hidup gue.
-----


Rintik hujan perlahan membasahi bumi. Satu per satu tetes airnya jatuh dan meresap ke dalam tanah.

Farrel menatap kedaan di luar rumahnya. Pandangan cowok itu kosong, ada banyak hal yang membuat cowok itu frustasi. Setelah E-Mail dari Angel di malam selasa datang, pesan-pesan berikutnya datang terus menerus.

Farrel mengusap wajahnya frustasi, ia tak habis pikir mengapa Angel sebegitu inginnya kembali ke kehidupannya. Bahkan, gadis itu telah mempunyai nomor handphonenya yang sekarang.

Darimana Angel tahu?

Itulah yang ada di pikiran Farrel kala itu saat menerima telepon dari Angel.

Perhatikan! Hanya menerima, bukan berarti ia mengangkatnya. Ya, Farrel belum pernah mengangkat telepon dari Angel atau dengan kata lain cowok itu selalu menolaknya.

"Ini, Rel. Mama buatin teh hangat buat kamu. Jangan melamun terus dong. Kamu kapan mau ngajak Erin main ke sini?"

Anggun melangkah mendekati Farrel lantas meletakkan cangkir berisi teh hangat itu di meja yag berada di hadapan Farrel.

"Makasih, Ma."

Anggun hanya membalas dengan senyuman singkat. Pertanyaan wanita itu belum dijawab oleh Farrel. "Jadi, kapan?" tanya Anggun lagi lantas mendudukkan dirinya di kursi yang berada di samping Farrel.

Meja dan kursi itu memang menghadap langsung ke jendela. Itu memang didesain khusus untuk Farrel karena cowok itu lebih suka belajar dengan menghadap ke jendela.

"Nanti pasti Farrel ajak, kok, Ma." Farrel tersenyum menatap Anggun, membuat Anggun mengulurkan tangannya guna mengusap lembuat puncak kepala Farrel.

"Yau udah. Mama tagih janji kamu nanti, loh. Awas kalau kamu bohong."

Anggun mengacungkan telunjuknya ke depan muka Farrel, memberi ketegasan pada cowok itu agar menepati janjinya.

"Ya udah. Mama mau ke dapur lagi," ucap Anggun sebelum berderap pergi, meninggalkan Farrel yang akan kembali ke aktivitas sebelumnya. Melamun.

Sebelumnya, cowok itu menatap kepergian Anggun kemudian dengan perlahan mulai menyeruput teh hangatnya. Sensasi hangat mulai menjalari kerongkongannya serta tubuhnya. Ada rasa nyaman tersendiri, setidaknya ia bisa lebih tenang daripada sebelumnya.

Farrel kembali termenung, ditatapnya kembali rintik-rintik hujan yang mulai mereda.

Dia kembali setelah sekian lama.

Dia kembali setelah memutuskan hubungan dengan sebelah pihak.

Dia kembali seakan gue masih punya perasaan yang sama.

Apa tujuan lo sebenarnya, Ngel?

Farrel tak habis pikir, bagaimana bisa Angel kembali setelah memutuskan hubungan mereka sepihak?

Masih jelas di ingatan Farrel bagaimana kacaunya anniversary mereka setelah satu tahun menjalin hubungan. Saat itu, semua sudah disiapkan Farrel sedemikian bagusnya. Jam 7 malam adalah jam temu mereka. Namun, sampai jam 9 malam, Angel tak kunjung datang. Cafe yang akan mereka tempati pun sudah mulai sepi.

Farrel masih setia di bangkunya. Tak ada notifikasi pesan apapun dari Angel. Ia bahkan sudah berkali-kali mengirim pesan atau mencoba menelepon gadis itu, namun lagi-lagi hasilnya nihil. Handphone Angel seperti dalam mode pesawat atau dimatikan, itulah yang membuat pesannya selalu gagal terkirim dan teleponnya hanya dijawab oleh operator.

PromiseWhere stories live. Discover now