Sembilan

60 34 40
                                    

-----
Gue nggak tau apa arti dibalik ini semua,
Yang jelas, gue tau ada sesuatu yang akan terjadi setelah ini.
-----


Erin sedang menulis sebuah cerpen. Tangannya begitu lihai menuliskan kata demi kata, menyusunnya menjadi sebuah kalimat yang akan membentuk sebuah cerita. Di telinganya terpasang earphone bervolume rendah.

Ia merasa sangat bahagia seakan ada jutaan kupu-kupu di dalam hatinya. Erin duduk di salah satu kursi. Di sekelilingnya, berbagai jenis bunga tumbuh indah dan tertata rapi.

Tepat di bagian tengah dari taman itu, terdapat patung air mancur yang berbentuk angsa.

Semilir angin menggelitik ujung hidungnya, membuat sensasi geli tak tertahankan tercipta di sana. Erin memejamkan matanya, membiarkan angin menyapu setiap inci wajahnya.

"Kamu buat cerpen lagi?" tanya seorang cowok di samping kanannya.

Erin hanya mengangguk sambil terus memejamkan matanya.

"Boleh aku baca?" tanya cowok itu lagi.
Dan lagi, Erin hanya menganggukkan kepalannya pelan seraya menyerahkan karya tulisnya yang baru saja selesai dibuat pada cowok itu.

Erin menghirup udara sebanyak-banyaknya lantas menghembuskannya dengan pelan dan panjang, seaakan beban hidupnya keluar bersama dengan setiap helaan dari napasnya.

Mata itu tak bergerak hingga beberapa detik hingga kemudian suara tawa membahana keluar dari bibirnya diikuti oleh kesadaran Erin yang kembali saat mendengar suara tawanya.

"HAHAHAHAHA."

"SUMPAH LUCU BANGET!!!"

"GILAA!!! HAHAHA."

Erin membuka matanya lebar setelah tau siapa yang tertawa annoying seperti itu.

Farrel?

Gue kan bikin cerita sedih, kenapa jadi lucu gini?

"Bodoh banget sumpah!!! Cewek bego!! Rela berkorban demi cowok yang bahkan nggak mau ngeliat dia?? Ck ck ."

"SUMPAH LUCU!!!"

"GILA! GILA!!"

"Bisa banget lo bikin cerita begini!!"

"SALUT GUE!!!"

"Gue udah tau kalo endingnya si cewek bakal mati dan si cowoknya nyesel!!"

"Tapi sumpah!! Si cewek bego banget!!"

"HAHAHAHA."

Farrel terus tertawa terpingkal-pingkal sampai ia memegangi perutnya sendiri. Suara tawanya memenuhi alam bawah sadar Erin.

Erin kembali menatap Farrel yang telah menghentikkan tawanya mendadak, menatap Erin dengan pandangan kosong.
Namun, sedetik kemudian Farrel kembali tertawa. Suara tawanya kembali menggema disusul kalimat makian yang senantiasa selalu ada di sela tawanya.

"HAHAHAHAHAHA"

"DASAR CEWEK BEGO!!!"
"BEGO!!!"

Tawanya menggema di tempurung kepala Erin. Lagi dan lagi. Namun semakin didengar, semakin aneh pula suaranya.

Terdengar mengerikan.

Erin terus menerus menatap Farrel, pandangannya tak pernah luput dari wajah Farrel yang tak bisa menahan tawa.
Suara tawa Farrel semakin kencang.

Semakin menyeramkan. Matahari yang saat itu bersinar tiba-tiba menenggelamkan dirinya, merubah siang menjadi malam gelap gulita.

Suara tawa itu mengecil. Namun beberapa detik kemudian berubah menjadi kencang. Kemudian mengecil kembali. Lalu membesar. Mengecil lantas membesar kembali. Dan tepat saat itu, Erin melihat kedua bola mata Farrel berubah menjadi putih.

Suara tawa itu lagi-lagi berhenti. Erin menatap Farrel. Jantungnya mulai berdetak tidak normal. Ia seakan membutuhkan banyak oksigen untuk mengisi paru-parunya. Keringat dingin mulai membasahi tubuhnya.

Kepala Farrel perlahan bergerak menghadap ke kanan. Erin mulai was-was namun ia terus menatap wajah itu, menunggu kelanjutannya. Kepala Farrel berhenti saat sudah menghadap ke kanan, namun perlahan kepala itu mulai bergerak ke belakang. Farrel memutar kepalanya 180°.

Erin membelalak takut. Ia meneguk salivanya kasar. Udara seperti tertahan di kerongkongannya. Ia ingin berucap, namun tak ada suara yang keluar dari mulutnya.

Kepala Farrel kembali berputar. Berputar ke arah kiri dan berhenti setelah kepalanya menghadap Erin lagi. Tiba-tiba di bagian kiri leher Farrel tercipta goresan kecil. Goresan itu semakin lama semakin membuka. Darah dari leher Farrel perlahan mulai menetes.

Erin tercekat. Ingin rasanya berlari dan pergi dari tempat itu sejauh-jauhnya namun tubuhnya tak bisa bergerak
Semakin lama, luka di leher Farrel semakin dalam. Darah yang menetes semakin banyak dan tiba-tiba kepala Farrel putus. Menggelinding ke tanah dan berhenti tepat di ujung kaki Erin. Suara tawa tiba-tiba kembali muncul dalam keheningan. Dari mulut Farrel. Suara tawa itu semakin kencang. Semakin kencang. Semakin kencang.

Dan tiba-tiba kepala Farrel terangkat terbang dan langsung menatap Erin.
Suara tawanya terus berlanjut, semakin kencang.

"AAAAAAAA!!!!" jerit Erin. Matanya membelalak takut. Keringat dingin membasahi wajahnya. Rambut gadis itu acak-acakan, rupanya ia mimpi buruk.

"Rin.. Erin... Kamu kenapa sayang?" ucap wanita di balik pintu kamar Erin.

Menyadari kekhawatiran mamanya, akhirnya Erin beranjak dari kasur dan membuka pintu kamarnya. Erin langsung memeluk mamanya yang tak lain Lisa saat tahu jika itu benar-benar Lisa.

Gadis itu membawa Lisa masuk ke dalam kamar lantas kembali duduk di kasurnya.

"Kenapa sayang? Ayo cerita sama Mama." ucap Lisa seraya mengelus puncak kepala Erin, menyalurkan kenyamanan di sana.

Dengan mengangguk takut, gadis itu pun menceritakan mimpi buruknya. Setelah selesai, ia tak langsung tidur. Matanya malah memicing tatkala melihat tas selempang yang dibawa Lisa masuk.

"Ma, itu apa?" tanya Erin seraya menunjuk tas selempang yang terlihat menggembung di dalamnya.

"Ohh ini..." Perlahan, Lisa membuka resleting dari tas selempangnya.

Mata Erin kembali membelalak takut saat mengetahui apa yang berada di dalam tas itu, ia beringsut mundur. Ditaruhnya kepala Farrel di lantai. Lisa menatap Erin bingung.

"Erin.. Erin.. kamu kenapa?"
Ditanya seperti itu, Erin semakin memundurkan dirinya. Menjauh dari Lisa.

"Sayang, kamu kenapa?"

Erin menatap Lisa. Perlahan kedua mata Lisa telah berubah menjadi putih. Kepalanya mulai berputar. Ke kanan, belakang, kiri dan kembali ke depan.

Goresan luka mulai tercipta, semakin dalam, semakin dalam dan kahirnya memutus urat serta tulang leher mamanya. Kepalanya menggelinding sampai di samping kepala Farrel.

1 detik

2 detik

Erin masih mengatur degup jantungnya.
Perlahan kedua kepala itu mulai terangkat, melayang di depan wajah Erin.

"HAHAHAHHA"

"SAYANG.. SAYANG"

"KAMU KENAPA?"

"HAHAHAH"

"KAMU KENA.."

"CEWEK BEGO!!!!"

"SAYAAA.."

"HAHAHAHAHA"

"BEGO.."

Suara itu mengaung-ngaung memenuhi gendang telinga Erin membuatnya menjerit dan setelahnya gadis itu pingsan.

Tegal, 2 Maret 2018
---
Ayoyo, menurut kalian gimana part ini??
Gajekah? Jelek? Penasaran?
Aduh, maapkeun yaa kalau menurut kalian ini gaje, jelek dan sebagainya.😟
Sedih 😣

Eittsss.. nggak papa kok, ini emang alurnya begono 😂

Okelah, nggak usah lama-lama. Baca aja, jangan lupa vote dan komen yaa 😊

Love,❤
Ashaalia😘

PromiseWhere stories live. Discover now