DELAYOTA Thirty Six

9.1K 288 0
                                    

Kamu serius? Nikah itu ikatan.

Esoknya, sehari setelah Kak Darel melamarku, dia mengajakku untuk jalan jalan menikmati kota di sore hari. Jelas dong, acaranya makan makan. Tapi bukan di caffe biasanya. Kencan pertama. Terus dimana? Tempatnya tinggi, bukan bukit. Restora  itu adalah restoran dengan puncaknya diatas gedung. Jadi kita bisa liat pemandangan kota pada sore hari. Bahkan gemerlapnya lampu lampu kota yang mulai menyala.

****

Kami sampai di restoran, memesan makanan seperti orang pada umumnya.

"Kamu suka tempatnya?"tanya Kak Darel.
"Suka."jawabku singkat.
"Oiya..dulu first impression kamu ketemu aku apa sih?"tanya Kak Darel.

Entah secara otomatis atau gimana, Kak Darel mulai manggil aku-kamu.

"Menurutku kakak itu cool terus banyak penggemarnya. Apalagi kakak ketua osis juga."jelasku.

"Oh gitu."gumamnya.

Kemudian pesanan kami datang.

"Kakak nggak suka pedes ya?"tebakku.
"Iya."jawabnya.

Pembicaraan ini canggung. Mungkin karena pertama kalinya jadi aneh rasanya. Dan disini suasananya garing.

"Terus kakak kalau masak harus gimana?"tanyaku memecah kecanggungan.

Kak Darel mengerutkan dahi.
"Apanya yang gimana?"tanyanya kembali.
"Ya....apa harus manis, asin atau gimana?"kataku memperjelas.

Kak Darel menyunggingkan senyum.

"Kalau masak nasi goreng, sukanya yang pake bumbu Chinese. Terus minimal ada telur dan daging . Daging bisa ayam bisa sapi,minimal ayam. Terus....aku nggak suka kuning telur. Nggak suka seafood. Nggak suka sayur. Kalaupun masak telor dadar yang ada sayurannya, kamu harus masaknya yang bisa bikin dilidahku ini doyan."jelasnya panjang lebar.

"Terus kakak selama ini makan apa? Itu hampir semua makanan kakak nggak doyan."kataku.

"Makan biasa sih...nasi,doyan. Ada tempe sama tahu juga doyan."jawabnya.

"Kakka kebalikan ya sama aku. Aku nggak suka putih telur malah, seneng kuningnya."kataku.

"Ya nggak papa kan saling melengkapi. Oiya...aku nggak suka juga kalau telur cuman dimasak rebus nggak ada rasanya..jadi paling enggak di semur atau di apa. Terus jangan pakai santen, aku nggak suka soalnya."tambahnya.

Aku hanya menggeleng gelengkan kepala.

"Aku suka pedes. Enggak suka sayuran, suka banget seafood. "Gumamku.

Dia tersenyum."Oiya mau ngasih tau Papa sama Mana kapan?"tanyanya.

"Secepatnya aja sih." Kataku.
"Yaudah, pulang nanti langsung kita bicaraiin."kata Kak Darel.

Kami terdiam.

"Oiya ngomong-ngomong, aku mau minta maaf sebelumnya. Lamarannya nggak sweet atau mungkin bener-bener kejutan. Ya kali aja kan kamu pengen ditempat-tempat romantis atau apa. "Kata Kak Darel.

"Nggak sih Kak. Sebenernya lamaran ditempat romantis yang diimpikan banyak orang itu buat apa sih? Dan kenapa banyak orang mengidam-idamkan Paris. Kenapa nggak di Indonesia atau tempat bersejarah Indonesia."kataku.

"Lamaran itu bukan masalah tempatnya. Tapi maknanya. Meskipun tempatnya nggak romantis, maknanya nggak bakal berkurang. Karena apa? Karena nyari orang yang beneran serius itu susah, otomatis aja...ketika perempuan dilamar cowoknya pasti itu rasanya kayak apa ya...seneng banget gitu. Lagian kalau kebanyakan orang pengen lamaran di Paris kenapa sih? Gengsi-gengsian doang? Atau karena emang trend nya di sana. Kenapa orang nggak memimpikan lemaran di Raja Ampat atau dimana. Heran deh..."tambahku.

DELAYOTA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang