DELAYOTA Twenty Six

6.4K 316 2
                                    

 
Pagi ini, gue ada rencana sama Kak Darel buat ngobrol di Kafe Semang yang nggak jauh dari butiknya Kak Darel.

Gue udah bersiap, dengan memakai dres warna abu abu yang panjangnya diatas lutut. Memakai sepatu heels yang tidak terlalu tinggi. Dandanan natural.

Gue keluar dari kamar menuju ke bawah karena Kak Darel udah nunggu di sana.

"Wuiiihh kakka gue." Goda Rey.
"Mau kemana nak?" Tanya mama kemudian.
"Mau makan bareng sama Kak Darel. Oiya Ma, ini Kak Darel dia bos yang ngerekrut aku buat kerja jadi model di butiknya."

Yaa bagaikan anak normal pada umumnya seperti barusan aku mengenalkan laki laki yang akan jadi menantu kepada mamanya. Menantunya sebagai analogi aja lho ya? Nggak beneran menantu yang itu. Eh Yay nanti jadi menantu beneran loh?...Ah ngaco!

"Oya?..." ujar mama lalu menyalami Kak Darel.

Mama tersenyum lebar, bak bertemu calon menantu idaman.

"Darel Tante,.." kata Kak Darel memperkenalkan diri.

"Iya jaga Yaya ya? Bawa dia pulang dengan baik baik. Bikin senyum dia."
"Iya Tan,pasti kok" kata Kak Darel lalu menatap ke arahku sambil mengrenyitkan muka memberi kode untuk segera berpamitan.

"Yaudah Ma, Yaya pamit ya?" Kataku.
"Iya hati hati."
"Tiati lho Kak." Kata Rey juga.

****

Sesampainya di Kafe Semang, gue dan Kak Darel duduk sambil memesan makanan.

"Mau bahas apa ni kak?" Tanyaku.
"Emm ..pernikahan."

Gue kaget bukan main, tiba tiba aja dia membicarakan hal yang serius.

"Kakak mau nikah?" Tanyaku.
"Ya enggak sih, jodohnya aja belum ada." Kata Kak Darel.
"Yaah kakak nungguin jodoh? Mana ada kak jodoh ditunggu, yang ada di cari." Kataku.
"Nyari nggak pernah kebeneran terus, capek juga." Kata Kak Darel sambil melirik jam tangannya.
"Kenapa kak? Udah mau balik kerja lagi ya?" Tanyaku.
"Ah enggak kok,"

Kemudian pesanan kami datang.
"Makasih mbak." Ujar Kak Darel. Mbaknya lalu senyum.

"Jadi apa yang mau dibahas dari pernikahan?" Tanyaku lagi.

"Ya gue bingung aja sebenernya, apa gue selama ini salah milih ya?" Gumam Kak Darel.
"Lha emangnya ada apa sih Kak."
"Ya jadi gini, seumur umur gue suka sama orang tuh, ya akhirnya ya cuman gitu. Aneh sih, kayak gue nggak bener bener suka aja. Itu gue gitu apa karena gue salah milih atau gimana sih?"

"Ya menurutku sih Kak Darel belum nemuin yang nyaman aja. Oh jadi itu ya Kak makanya Kakak dulu banyak banget ceweknya?" Tanyaku terkekeh.

"Ya salah satunya juga itu, soalnya ya gue dulu juga cuman mikir enaknya aja sih, kalau punya pacar tuh ya namanya anak labil jadi kayak punya gengsi gitu. "Kata Kak Darel.

Aku tertawa.

"Yah diketawain deh!.. Hmm jadi ya itu tadi, belum bisa aja nemuin yang bisa diajakin diskusi gitu. Banyakan cewek yang pernah deket sama aku setelah SMA juga gitu, nggak ada yang bikin aku nyaman bener bener nyaman. Romantis juga itu cuman buat apa sih ya? Sekadar formalitas aja." Jelas Kak Darel panjang lebar.

"I see. Ya maklum sih Kak, kalau SMA pemikirannya masih dangkal dan belum serius. Ya bisa jadi kakak emang belum nemuin yang pas aja sama diri Kakak, makanya kakak nggak pernah puas kalau njalani hubungan. Ataupun bisa jadi kakak nggak bersyukur pengen nyari yang lebih dan lebih,tapi menurutku sih lebih ke point pertama." Kataku sambil menatap wajahnya di bawah tembusan cahaya matahari dari kaca.

"Gimana caranya gue nyari yang nyaman? " tanya Kak Darel.

"Yah kakak, itu mah kakak yang harus nemuin sendiri. 'Nyaman' kriteria kakak kayak apa." Jawabku.

"Nah balik ke nikah nih, terus misal gue udah nemu yang nyaman gitu, apa semua bakal berakhir dipelaminan ya?" Tanyanya.

"Ya tujuan pacaran buat nikah Kak. Ya buat apa gitu pacaran kalau nggak ada keseriusan juga. Tapi ending bakal nikah atau enggak itu balik ke jodoh lagi. Kalau emang jodohnya ya pasti bakal disatukan dengan pernikahan, tapi kalau bukan pasti ada aja halangan yang bakal misahin." Jawabku.

"Oh...jadi gitu ya? Terus kalau pasutri yang suami atau istrinya udah meninggal duluan bukan jodoh dong?"

"Ya itu balik ke kitanya Kak, kalau namanya mati mah udah takdir dari sononya. Kalau udah disatukan dan dipisahkan dengan kematian ya menurutku tetep aja jodoh ya walaupun balik ke manusianya mau nikah lagi atau tetep stuck sama pasangan yang udah nggak ada."

Kak Darel manggut manggut paham. Dia melirik jam tangannya lagi.

"Oke thanks ya? Kapan kapan ngobrol lagi boleh kan? "

"Boleh kok."
"Oke. Makanannya biar gue aja yang bayar sekalian balik ke kantor. Lo mau pulang atau ke kantor gue aja?"
Tanyanya.

"Aku bisa naik taxi kok,kasian Kakak juga bolak balik."

"Ya kali Yay, namanya nggak tanggung  jawab dong gue. Masa berangkatnya gue jemput pulangnya nggak gue anter. "

"Yaudah deh. Ayo kak!"

Vote!!!

DELAYOTA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang