1

10.7K 392 16
                                    

Hai hai haiii! Makasi semua yang udah mampir ke karya pertama aku!  Tetap semangat ya bacanya sampai akhir!
_______________________________

Kerlip bintang dan ramainya malam di kota Jakarta kembali menemani gadis berparas cantik itu, rambut panjangnya tergerai di depan jendela kamar yang entah sejak kapan ia duduki. Sesekali gadis itu menatap jauh menandang langit yang sama di setiap malamnya.
Baginya, malam itu cinta, bintang itu saudara, dan dingin ialah dayang-dayang sebagai pemanis.

Ia tak pernah membenci pagi, ia juga tak kesal dengan siang, tapi ia bilang malam itu romantis. Malam mengerti segala hal yang ia simpan. Dia Zieva Ranaya, murid yang menduduki gelar "senior" di SMA Harapan Jaya, si pemilik lesung pipi dan wajah natural tanpa embel-embel lain layaknya siswi pada umumnya di sekolahnya.

Zie, panggilan akrab dari gadis itu. Usai menamatkan pendidikannya di salah satu SMP di Jakarta, bahagianya bukan main. Denting waktu mengajak ia pergi dari segala bayang kelam masa itu. Zieva berkeinginan untuk melanjutkan pendidikan SMA di kampung mamanya, Bandung. Kota penuh damai, cinta, dan kasih. Dia berdoa agar hidupnya berubah 180 derajat dari segala rasa sakit yang ia rasa selama masa SMP.

Kini, sudah hampir menginjak tiga tahun ia melanjutkan pendidikannya di SMA, namun bukan di kota impiannya melainkan di Jakarta lagi. Sejauh mana ia berusaha memperbaiki diri, tetap saja ada orang baik dan yang tak berperasaan di sekelilingnya. Hidupnya selalu membatin dan masa bodoh dengan apa yang telah ia lalui. Ia tak merasakan cinta dan kasih di kehidupan remajanya. Beberapa sahabat dan keluarga dekat adalah alasan bagi hidupnya sedikit lebih berarti. Sisanya, hanya sebatas basa-basi sebagai makhluk sosial dan setengah dari sisanya datang untuk menggali luka dan kemudian pergi.

Sebelum mentari muncul, Zieva sudah siap dengan seragam putih abu-abu miliknya, wajahnya masih saja natural persis seperti di SMP dulu. Setiap kali berhadapan dengan kaca bening yang memperlihatkan pantulan wajahnya di cermin, selalu saja yang diingat kata-kata menyakitkan dari beberapa manusia yang hobinya mengkritik penampilan. Gadis itu bahkan mendengar bisikan 'kucel', 'jelek', dan 'cupu' di telinganya. Bisikan yang terkadang membuatnya enggan setiap kali ingin bercemin, karena setiap kali bisikan itu datang, perspektif dan pikiran buruk tentang dirinya melayang-layang di atas kepala.

Sejujurnya, gadis itu enggan sekolah hari ini. Sudah seminggu statusnya yang dari kelas XI menjadi kelas XII berubah namun hari-harinya masih saja sama, tidak ada terlihat perubahan apapun pada dirinya. Hanya tugas, ulangan, ujian, guru killer, serta kenangan seputar perjalanan pulang bersama papanya yang ia simpan di memori sebagai kenangan masa SMA. Tidak ada yang indah, yang ada hanya abu-abu.

"Zie, hari ini Papa berangkat lebih awal ke kantor, kamu mau bareng Papa atau naik bus saja?" suara Papanya membuyarkan lamunan membatin di hatinya.

"Zie sama Papa aja," balasnya sambil memasukkan bekal dalam tasnya.
Bekal adalah salah satu hal yang tak pernah lupa ia bawa ke sekolah.

Alasannya sederhana, ia tak mau berurusan dengan kantin yang selalu ramai akan manusia yang membuang hari-harinya hanya untuk bergosip, stalker gebetan, atau bahkan hanya untuk cuci mata melihat cowok ganteng.

Gadis itu bersalaman dan pamit pada mamanya yang masih di rumah.
"Hati-hati ya cantiknya Mama," ucap mamanya padanya.
Zieva hanya tersenyum kecut mendengar jawaban mamanya. Reaksi spontan yang selalu ia balas ketika ia disebut cantik. Dia juga tidak mengerti alasan datangnya reaksi semacam itu.

Zieva mulai berangkat ke sekolahnya. Pagi itu, hanya sedikit kendaraan yang ia temui diperjalanan. Mungkin alasannya karena ia berangkat lebih awal ke sekolah bersama papanya. Ternyata, berangkat lebih pagi sangat menyenangkan, sejuk rasanya jika sepi tanpa suara bising yang mengusik telinganya. Tidak lama setelah itu, ia sampai di depan gerbang sekolahnya. Ia berpamitan sembari menyalami tangan papanya lalu turun dari mobil dan masuk ke SMA itu, lagi.

Ia melewati rombongan cewek di depannya. Senyumnya sedikit naik ke atas. Duduknya bak tukang palak membuat sosok mereka ditakuti di mata adik kelasnya. Menurut cerita, ketua gangnya adalah cewek pindahan dari kota lain karena masalah dan tinggal kelas. Zieva hanya melirik sekilas kemudian menjauhi rombongan itu dan bergegas ke ruang kelasnya.

"Hai cupu!" ucap Tryan sambil tertawa di depan Zieva. Tryan selalu menganggu Zieva, entah dasar apa ia membenci gadis itu, namun bully-an selalu ada sejak Zie baru masuk ke kelas itu. Mungkin karena dia penyendiri, jarang bicara, dan tak pandai bergaya. Zie adalah tipe orang yang hanya akan bicara ketika ada orang yang mengajaknya bicara.

"Tryan, Tryan. Kok hobi banget gangguin orang. Gabut ya, kasian gak ada kerjaan!" sindir sahabat Zie, Rasyel.

"Udah biarin aja. Anggap aja kuyang lagi jalan-jalan ke Jakarta terus mampir di sini," celetuk Mecca sahabat Zie satunya lagi.

"Iya," balas Zieva sedikit tersenyum lalu duduk di sebelah Shena.

"Zie, hari ini gak ada tugas kan?" Rasyel bertanya pada Zieva.

Zieva menggelengkan kepala pertanda tidak.

"Ooh, mantap!" sahut Rasyel.
Beruntungnya Zieva selama di SMA adalah memiliki sahabat yang benar-benar pantas disebut sahabat. Ia punya Shena teman sebangku yang hampir menginjak tiga tahun bersamanya, punya Mecca yang blak-blakan namun baik, dan juga Rasyel si cantik dan juga ahli dalam bidang olahraga terutama voli.

Bel pertanda masuk berbunyi, seisi kelas yang tadinya ribut mendadak jadi diam, tenang tanpa suara. Katanya sih seperti ada malaikat yang datang.
Bu Allysa guru biologi kelas itu mulai mengabsen kehadiran murid-muridnya satu per satu. Kelas Zieva memang terkenal rajin dari kelas lain dalam hal kehadiran, namun juga terkenal paling ribut seangkatan.

Murid kelas XII MIPA 2 itu belajar dengan tenang bersama bu Allysa, begitu juga dengan Zieva. Biologi adalah pelajaran yang paling ia suka. Sedari kecil hingga sekarang, ia memang tertarik dengan hal-hal yang berbau biologi, anatomi tubuh, fisiologi, patologi, bahkan sampai dengan alam sekitar. Begitu juga dengan kimia, kimia adalah hal yang begitu menarik baginya. Mengenal nama-nama senyawa dan unsur-unsur yang terkait adalah hobinya. Apalagi menghafalnya, Zieva sangat suka.

Kecintaan ini tampaknya merupakan keturunan dari orang tuanya. Mamanya seorang dokter yang tentu saja ahli dalam studi biologi sedangkan papanya jago dalam ilmu kimia. Saat zaman SMA, papanya sangat terkenal pada masanya. Ia juga sering mengikuti lomba kimia dan tak jarang mendapat medali dan menjuarainya. Mamanya bilang, Papa Zie adalah orang yang romantis. Itu sebabnya mama jatuh hati pada papa.

Tidak terasa waktu cepat berlalu, biologi dan dua mata pelajaran lainnya sudah selesai dipelajari. Sekarang, waktunya untuk pulang. Seperti biasa, Zieva menunggu Papa di halte sekolah karena tempat kerja papanya yang searah dengan sekolahnya. Lumayan, bisa menyimpan sisa uang jajan untuk membeli keperluan lainnya seperti novel best seller favoritnya.
Sudah sepuluh menit Zieva menunggu, akhirnya papanya datang. Zieva bergegas masuk ke dalam mobil.

"Gimana hari ini Kak, belajarnya?" tanya papa padanya.
Pertanyaan yang tidak pernah lupa keluar dari mulut papa setiap putri kecilnya pulang sekolah. Papa adalah sosok yang sangat perhatian, meski tidak secerewet mamanya, namun papa begitu menyayangi keluarganya.

"Lancar kok, Pa!" sahutnya. Jawaban yang selalu diutarakan pada papanya jika mendapati pertanyaan yang sama.

Sebagai seorang anak perempuan, papa adalah pahlawan bagi putri kecilnya sekaligus jatuh hati pertama yang dirasakan setiap anak perempuan. Bapak, Ayah, Papa, Babe, Abi, dan sejuta panggilan berbeda lainnya, meski berbeda kasih sayang dari sosok laki-laki hebat itu selalu sama pada putri kecilnya. Papa adalah pahlawan terdepan ketika putri kecilnya menangis dan papa juga orang pertama yang menghapus air matanya. Tak pernah dibiarkan sekali pun putri kecilnya menangis kecuali menangis bahagia.

Wah gak kerasa ya, udah sampai sini aja kalian semwaaa ,terima kasih😭
Gimana gimana? Bagus gak ya ceritanya? Komen ayokk🥺
Jangan lupa vote dan komen di bagian yang menurut kalian menarik juga ya biar aku makin semangat nulisnya!

Plug!
Oiya, jangan lupa follow juga ya 😭👍 aku sayang kalian semwaaaa💓🥺
_______

Salam manis dari author yang suka halu

Satu Hari Bahagia [SUDAH TERBIT]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن