•Part Twenty Eight•

Start from the beginning
                                    

"DILAN CUKUP!!!" Pekik Lauren. Dilan yang tadinya tidak sadar kehadiran Lauren saat mendengar namanya disebut oleh seseorang yang telah merebut hatinya seketika pun terhenti. Tatapannya begitu tajam dan menusuk bahkan siapapun yang melihatnya pasti akan langsung kabur ataupun ketakutan.

Dilan melihat Lauren yang begitu ketakutan saat melihatnya begitu marah dan emosi. Juga buliran air mata berlinang membanjiri kedua pipinya. Segera Dilan berjalan ke arah Lauren dan memeluknya dengan erat sementara Babams pergi untuk memberikan mereka berdua privasi.

Dilan mengusap beberapa kali rambut Lauren, walau Lauren tidak membalas pelukan Dilan tapi dia merasa nyaman dalam pelukannya. Kemarahan Dilan seketika lenyap ketika ia memeluk gadis bertubuh mungil itu. Rasanya ia menyesal sudah melakukan hal gila di depannya, bahkan sekalipun Dilan tidak pernah membuat Lauren menangis apalagi melihatnya menangis. Tapi hari ini Dilan adalah seorang pria brengsek yang membuat seorang gadis menangis karena ulahnya.

Isakan masih terdengar. Perlahan tapi pasti Lauren mulai membalas pelukannya Dilan. Walau ia masih menangis dan ketakutan saat melihat Dilan tadi, tapi sekarang rasa takutnya sudah menghilang walau masih ada sedikit.

💥

"Ren, kamu--"

"Lan, kenapa kamu bisa berantem sama Darrel?" Tanya Lauren cepat dan memotong pembicaraan Dilan.  Dilan terdiam sejenak.

"Kenapa diam, huh? Aku nanya kenapa ga di jawab? Jawan Lan," ucap Lauren lembut tapi dengan sedikit nada paksaan. Dilan menghela nafas dalam duduknya. Matanya terpejam saat ia menghela nafas. Kini giliran Lauren yang menghela nafasnya. Ia pun mengusap-usap bahu Dilan dengan pelan.

"Lan, jawab aku dong." Ucap Lauren lagi dengan lemah lembut dan tidak ada nada paksaan malah hanya ada nada sabar. Dilan pun menghela nafasnya untuk kedua kalinya.

"Darrel mau berhenti perjuangin Beatriz. Bahkan dia lebih perjuangin mantannya daripada Beatriz. Dia ngebela Gladis, mantannya daripada Beatriz sampai-sampai kita berkelahi gara-gara itu."

"Gladis?"

"Iya Gladis. Kamu kenal?"

Lauren menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia pun memberikan minum pada Dilan dan menyuruhnya untuk meminumnya.

"Sekarang udah tenang?" Tanyanya saat Dilan selesai minum dan menutup botol.

"Lumayan, bukan karna minum ini. Tapi karena ada kamu disini," ucap Dilan biasa sambil menatap Lauren. Ucapannya benar-benar seperti sihir, wajah Lauren memanas dan memerah karena gombalan receh Dilan.

Lauren pun memukul lengan Dilan.

"Cih, gombal dasar"

"Tapi sayang?"

"Ngga"

"Terus"

"Cuma..."

"Cuma apa?"

"Apa aja deh"

"Apansi"

"Apansi ih"

"Gaje"

"Tijel"

"Bodo amat"

"Si amat ga bodo"

"Auah"

Dilan pun mengalah. Ia lelah bila harus berdebat dengan Lauren tidak akan selesai-selesai masalahnya. Lebih baik ia menyerah untuk gadis kesayangannya ini. Dilan pun mencubit pipi dan hidung Lauren dengan gemas.

"Uhhh lucu banget sih pacarku ini,"

Lauren mengerucutkan bibirnya.

"Ih Dilan sakit tau," ucapnya sambil mengusap-usap pipi dan hidungnya yang sakit. Melihat Dilan tertawa, Lauren pun ikut tertawa. Entah karena apa mereka tiba-tiba tertawa mungkin karena nada pengucapan Dilan yang kekanak-kanakan juga Lauren dengan suara manjanya. Kebahagiaan itu sederhana bukan?

Kebahagiaan itu tidak harus dibeli, dimiliki, tapi kebahagiaan itu seharusnya diciptakan. Ciptakanlah momen kebahagiaan dengan siapapun karena kebahagiaan bisa datang dari manapun dan kapanpun. Hargailah kebahagiaan juga momen itu.

💥

Wowww akhirnya author bisa bikin quotes jugaaa😢😢😢😢setelah sekian lama loh gaisss bayangkannn setelah sekian lamaaa sebelum mimi peri turun ke bumi juga author masihhhh belum bisa bkin quotes sampai akhirnya bisa juga sekarang haduhh seneng bangett wahh gelasehhh😂😂

Okee anyway guys don't forget to comment and vote. Salam dari author terterter😎✌

@tunanganmanurios ⬅follow akun ini thancu💕💕💕

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

@tunanganmanurios ⬅follow akun ini thancu💕💕💕

Finesse (1) {Completed}Where stories live. Discover now