•Part Nineteen•

1.1K 31 0
                                    

Author POV

"Um hehehe... umm.."

"HAHAHAHAHAHA lo ga usah di bawa serius banget sih HAHAHAHA"

Beatriz yang merasa terganggu ia pun membuka headsetnya dan melihat abangnya yang sedang tertawa terbahak-bahak.

"Lo kenapa dah?" Tanya Beatriz dengan wajah ngeri. Darrel pun duduk di samping Bryan dengan senyum tampannya yang malah membuat Beatriz hanya diam.

"Lo ngapain disini?"

"Hah? Hahaha tadi dia kesini sendiri yauda gue panggil aja kesini makan bareng. Eh lo belum pesen makanan kan?" Tanya Bryan, Beatriz kembali melanjutkan menonton filmnya sementara Darrel pergi memesan makanan.

Setelah memesan ia segera makanan lalu ikut duduk bersama Beatriz dan Bryan. Mereka bertiga sibuk dengan dunia masing-masing. Sampai Bryan pergi untuk ke kamar mandi dan tak kunjung kembali. Beatriz yang sudah selesai menonton film akhirnya melepas headsetnya dan meregangkan ototnya.

"Engh! Eh? Mana Bryan?"

Darrel yang baru sadar juga tak ada Bryan yang kembali juga.

"Bukannya tadi ke toilet ya?"

"Ah masa ke toilet belum balik juga sampe sekarang?"

Drrt drrt

Sebuah pesan singkat dari Bryan yang membuat dirinya benar-benar marah.

Bryan
Eh lo balik sama Darrel yak? Gue mau jalan sama ayang mbeb dulu adios!👋. Kalo lo berdua mau jalan lagi sok weh dah abdi mah teu ngalarang iye😂

Bryan
Eh lo anterin ade gue balik yak. Gue mau jalan sama Lissa. Ajak aja dia jalan dulu kemana kek. Kalo modal mah nanti aja lo minta sama gue hahahahaha😂

Beatriz mengepalkan ponselnya dengan kuat dengan bibirnya yang dimajukan. Darrel yang merasa gemas segera mencolek bagian bawah bibirnya Beatriz.

"Ihhh Darrel!"

"Hahaha Be lo kalo kaya gitu lagi lucu tau hahaha"

Beatriz tetap memanyunkan bibirnya dan Darrel tersenyum geli melihat dirinya yang terlihat begitu manja. Lalu Beatriz pun bangun diikuti Darrel. Darrel bilang padanya untuk mengantarnya pulang dan Beatriz mau-mau saja.

Saat di mobil Darrel menyalakan radio agar tidak ada keheningan diantara mereka berdua. Munculah sebuah lagu yang begitu populer untuk sekarang.

Dia hanya dia di duniaku
Dia hanya dia di mataku

Darrel mulai menikmati lagunya. Jemarinya bermain-main di roda pengemudi. Kepalanya bergerak kesana kemari.

Dunia terasa telah menghilang
Tanpa ada dia di hidupku

Sungguh sebuah tanya yang terindah
Sungguh sebuah tanya yang terindah

Beatriz tak bisa menahan diri untum tak bernyanyi. Ini adalah lagu kesukaannya. Darrel menengok dan tersenyum, mereka pun mulai bernyanyi bersama.

Bagaimana dia merengkuh sadarku
Tak perlu ku bermimpi yang indah
Karena ada dia di hidupku

Ku ingin dia yang sempurna (yang sempurna)
Untuk diriku yang biasa (yang biasa)
Ku ingin hatinya, ku ingin cintanya
Ku ingin semua yang ada pada dirinya

Finesse (1) {Completed}Where stories live. Discover now