•Part Four•

1.4K 38 0
                                    

Entah apa yang dipikirkan oleh Beatriz. Ia tiba-tiba pergi ke tengah lapangan dan memberhentikan segalanya.

"STOPP!!!"

Bryan pun berhenti dengan bola yang kini ia pegang,

"Be, lo ngapain disitu?"

"Bang, cukup. Kasian Darrel"

"Ngapain kasianin orang kaya dia, huh?"

"Bang, udah. Rel, sana"

Darrel pun kalah. Skornya Bryan satu dan Darrel kosong. Memang susah mengalahkan sosok seorang Bryan yang memiliki tampan sempurna juga ditambah ia adalah kapten basket SMA Taruna Bangsa. Beatriz pun menyuruh Bryan pergi sementara dirinya melihat Darrel yang duduk diujungnya dengan kepanasan.

Mukanya penuh keringat dan ia sangatlah kehausan.

"Eh Lan! Ada minum kaga? Aus banget nih gue"

"Ga ada bos"

"Duh kantin lumayan jauh lagi. Aus parah nih gu--"

Tiba-tiba benda dingin menempel di pipi Darrel. Ia pun menengok dan ternyata itu adalah botol minum dari Beatriz. Beatriz menunjukkan senyum terbaiknya pada Darrel.

"Nih minum"

Darrel pun mengambilnya dan mengangguk tanda makasih. Darrel langsung meneguk air itu. Beatriz mengambil sapu tangannya yang ada disakunya. Ia pun berjongkok di depan Darrel sampai Darrel saja menghentikan aktivitasnya. Perlahan ia mengusapkan sapu tangannya pada area wajah Darrel yang terkena keringat. Darrel menatap wajah Beatriz yang terlihat begitu dekat dengannya.

Mata hazel milik Beatriz hampir menyihir Darrel. Wajah Darrel memerah,

"Loh kok malah jadi merah? Kepanasan?"

Darrel pun menggeleng, Beatriz pun memberikan sapu tangannya dan duduk disebelah Darrel yang duduk ditangga.

"Nih, pake aja buat ngelap keringet. Tadi Bryan ngomong apa aja sampe kalian bisa tanding basket gitu?" tanya Beatriz. Darrel pun menggidikkan kedua bahunya,

"Gua bilang ke dia kalo kita pacaran. Dia ga percaya terus dia malah ngajak tanding. Katanya kalo dia menang dia bakalan percaya tapi kalo gue kalah dia gaakan percaya dan nyuruh gue jauhin lo"

Beatriz pun tertawa kecil,

"Biasa gitu dia mah, santai aja" ucap Beatriz sambil memainkan kakinya.

"Tapi kalo dia beneran jauhin lo dari gue gimana?"

"Aku akan lakuin apapun demi bisa sama kamu..." Beatriz menjeda sebentar.

"Karena aku sayang kamu"

💥

Darrel POV

Karena aku sayang kamu

Karena aku sayang kamu

Karena aku sayang kamu

Ucapan itu terus-terusan terngiang-ngiang dikepala gue. Ya Tuhan kenapa jadi ga tega ya gue? Padahal kita baru ngejalanin ini seminggu. Tinggal 2 minggu lagi dan ini semua selesai.

"Eh bro ngantin ga?" tanya Randy. Gue pun ngangguk-angguk.

Gue pun akhirnya duduk di bangku khusus gue, Randy, Dilan dan Babams. Randy datang membawa minuman sementara Dilan bermain ponselnya, entah sedang apa. Setau gue sih paling doi lagi pdkt sama temennya si Beatriz. Setau gue namanya Lauren. Dan Babams, hm dia lagi asik mainin rubriknya. Gila pada suka banget sama rubrik ya? Gue aja gabisa maen rubrik.

Finesse (1) {Completed}Where stories live. Discover now