34: Half of Me

294 43 6
                                    

Ingin kejar tayang ;;_;;

.

.

.

Sejak tadi Mingyu terus memperhatikan Minghao di sebelahnya. Ekspresinya tampang sangat tenang walaupun sebenarnya ia sangat gugup.

Entah apa yang membuatnya berani untuk menjejakkan kaki di tempat ini, menunggu saat hingga Junhui menemuinya.

Anak nakal itu.

"Jangan lakukan apapun nanti," tegas Minghao.

Mingyu balas menatapnya bingung.

"Jangan menyerang Junhui, jangan pernah terpancing dengan kata-katanya."

.

.

.

"Apa tidak ada hal lain yang bisa kita lakukan di sini?" tanya Wonwoo kepaada Jung Sewoon, salah satu pegawai kementerian yang sejak tadi menjaga mereka.

Haknyeon masih sibuk mengurus Seonho dan kesedihannya yang berlarut-larut.

Sewoon menggeleng pelan setelah menimbang-nimbang beberapa alternatif lain.

"Kecuali ada yang meminta bantuan. Kita tidak bisa datang ke sana tiba-tiba," ulang Sewoon atas penjelasannya sebelum ini.

Wonwoo mendesah pelan. Ia harus segera memberitahukan mereka untuk kembali sebelum terlambat. Ia tidak ingin Mingyu mati di sana. 

Melihat betapa lamanya Seonho menangis, Wonwoo menduga bahwa area vampir adalah tempat paling berbahaya bagi seorang penyihir. setiap detik hidup mereka terancam dan sekarang sudah hari ke sekian.

Apakah Mingyu baik-baik saja?

"Tunggu sebentar!" sela Sewoon yang masih duduk di sebelah Wonwoo.

Wonwoo menoleh kepadanya penuh harap.

"Kalau mereka bisa mengirim sinyal bantuan, bukankah berarti kita dapat menghubungi mereka juga? Bolak-balik?" cetus Sewoon, membuat bola lampu imajiner menyala di atas kepalanya.

"Sewoon-ah!" teriak Haknyeon tiba-tiba saja membanting pintu.

Mereka berdua terkejut sejenak dengan kehadiran Haknyeon. Haknyeon sendiri sedang terengah-engah.

"Seonho mengamuk!" ujarnya pelan.

"Mengamuk?" bingung Sewoon.

"Dia menangis terus bilang ingin bicara dengan hyung-nya."

Sewoon mendesah pelan, agak kesal dengan cara Haknyeon mengumumkan sesuatu sekecil itu. Kemudian ia beranjak dari kursinya dan menoleh ke arah Wonwoo.

"Kau juga ikut aku. Kita akan melakukan panggilan darurat bersama Seonho.

.

.

.

"Ekh, bukankah ini hanya mitos?" bantah Soonyoung.

Jihoon menggeleng pelan, "Aku hanya terkejut karena kupikir ini sangat dramatis seperti di film-film."

Ia memberi pembatas di halaman itu kemudian menutup bukunya dan memandang pintu balkon yang terbuka. Jihoon dapat melihat langit biru yang persis sama dengan dunia manusia.

"Bagaimana kalau ini benar? Apakah Wonwoo memiliki celah untuk menemui Mingyu dan membawanya kembali?" tanya Jihoon sambil masih memandang ke balkon.

Ia ingin ke sana. Bosan hanya duduk di sofa ini saja.

Tiba-tiba Soonyoung beranjak dari sebelahnya dan menggenggam tangan Jihoon, menariknya untuk berdiri. Jihoon menaruh buku bacaannya di atas sofa dan mengikuti langkah Soonyoug menuju balkon.

[√] bewitched | svt & pd101 s2Where stories live. Discover now