26: Road to the Prison

326 46 3
                                    

Untuk pertama kalinya seorang Samuel Kim menginjakkan kakinya di istana yang megah. Interiornya tampak sangat antik. Ia bisa menemukan berbagai macam lukisan yang terpasang di dinding serta tirai-tirai berwarna merah kelam.

Ini terasa sangat mewah.

“Tuan Junhui menyuruhmu untuk menunggu di sini,” suruh salah seorang pengawal setelah mereka menjejakkan kaki di sebuah aula.

Samuel berdiri di depan sebuah singgahsana. Sepertinya Tuan Junhui akan duduk di atas sana.

Tak lama seseorang datang memasuki ruangan. Ia mengenakan jubah berwarna merah kelam, menampilkan kesan agung dan menyeramkan di saat yang bersamaan.

Samuel bersujud di lantai, hal pertam yang dilakukan untuk menyambut seorang raja.

“Bangun!” suruh Tuan Junhui.

Samuel menurut dan segera bangun dari lantai sementara Junhui menatapnya tajam.

“Bagaimana keadaan di sektor pemakaman?”

Samuel tergagap, “A-a… semuanya baik-baik saja.”
Cukup menakutkan ketika bicara dengan seseorang berkedudukan tinggi.

“Apakah masih ada lahan kosong di sana? Akan ada pertempuran yang cukup besar sebentar lagi dan aku ingin memastikan ketersediaan lahan untuk prajurit-prajurit yang akan gugur.”

Kedua mata Samuel terbelalak.
Tidak hanya ia seorang. Seluruh vampir di dalam ruangan itu juga terkejut.

Junhui terdengar sangat santai ketika mengutarakan kalimat-kalimat itu.

“Satu pertanyaan lagi,” interupsi Junhui.

Samuel menengadahkan kepalanya lagi, memberanikan dirinya membalas tatapan Tuan Junhui.

“Apakah ada sebuah makam yang baru saja retak?”

Samuel membisu.
Ia teringat sosok Park Woojin yang menginap di rumahnya semalam.

“Yang penghuninya baru saja bangkit. Apakah ada?”

Samuel menelan ludahnya sejenak kemudian ia mencoba menyusun kata-kata di dalam pikirannya.

Junhui perlahan turun dari singgahsananya dan berjalan mendekati Samuel. Ia berdiri tepat di hadapannya dan menarik dagunya.

“Katakan saja! Tidak usah takut,” ujarnya pelan namun dengan nada mengancam.

Tiba-tiba saja beberapa pengawal menarik paksa seorang vampir lagi masuk ke dalam ruangan. Vampir yang baru datang itu memberontak namun teriakannya tidak dapat terdengar karena tersumpal kain.

Samuel menoleh ke belakang dan mengenali sosok vampir itu.

“Daehwi—“

Sebelum ia sempat melanjutkan kata-katanya, Junhui langsung menarik dagunya kembali agar tatapan Samuel tertuju ke arahnya.

“Sekarang katakan padaku atau ini akan menjadi saat terakhirmu melihatnya.”

Daehwi semakin memberontak di tempatnya. Namun beberapa prajurit berdatangan dan memeganginya semakin erat hingga pergerakannya terkunci.
Samuel memandanginya panik. Ia ingin sekali berlari ke sana dan mengusir pengawal-pengawal itu, namun ia juga sadar diri dengan keterbatasan kekuatan yang dimilikinya.

Sekali lagi ia menelan ludahnya, memilih untuk mengatakan yang sebenarnya.

“A-aku… melihat sebuah makam yang… r-retak.”

Junhui mengalihkan pandangannya pada Samuel.

“Siapa nama tertera di nisannya?” tanya Junhui lagi.

[√] bewitched | svt & pd101 s2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang