Epilog

2K 44 10
                                    

Bug!

Satu pukulan telak mengenai perutnya.

Bug!

Satu lagi mendarat tepat di tulang selangkanya.

Bug!

Lagi, pukulan keras kembali menghantam dirinya. Kali ini telak mendarat di pipinya yang sudah berantakan karena luka.

Lemas. Tubuhnya lemas. Bahkan rasa pedih dan perih yang awalnya menjalari tubuhnya pun kini sudah tergantikan dengan rasa lemas. Kakinya bahkan sudah tidak mampu menahan bobotnya. Saking lemas.

Bau amis yang keluar dari sudut bibir, pelipis bahkan hidung, sudah tidak dia pedulikan lagi. Yang dia mau sekarang adalah kasur. Dia benar-benar butuh berbaring.

"Anak lemah!" bentak seorang pria yang datang setelah orang-orang yang memukulinya tadi membuka jalan.

"Kenapa, hah? Sudah kehabisan tenaga untuk melawan?" ejeknya kepada David. Setelah itu dia membuang ludahnya seperti David adalah seekor hewan buas yang dagingnya tidak ada apa-apa untuk disantap.

Dengan tubuh lunglai dan pandangan mata yang mulai menggelap, David berusaha tetap tegak. "K-kau!" tunjuknya pada pria yang menjadi dalang pengeroyokannya di gang sempit dekat bar Allard.

"Ya, it's me," pria itu menyeringai dengan lebar. Seakan menunjukkan siapa yang sedang berkuasa di antara mereka. "How yours day after your fucking dad was die?"

"Keparat!" decih David tidak terima. Dengan sisa tenaganya yang minim, dia berusaha melayangkan tinjuannya ke arah Soniq. Namun naas, dengan mudah Soniq menangkis pukulan David.

"Ingin menyusul ayahmu, hm?" bisik Soniq masih menggenggam cepalan jemari David.

Sontak saja, pria yang berusia 20 tahun itu tertawa mengejek. "Kau.... Kau yang semestinya pantas menyusul daddy," ejeknya dengan suara yang rendah.

Tubuhnya sudah melemah. Segerombolan orang-orang suruhan Soniq sudah hampir 30 menitan memukulinya tanpa ampun di gang yang minim akan cahaya ini. David sudah tidak tau harus berbuat apa. Selain mempertahankan keangkuhannya, dia hanya bisa pasrah dengan setiap pukulan yang menyakitkan.

"Itu bos." Terdengar suara wanita yang sedikit berteriak dari pintu belakang bar. "Di sana bos."

Seketika beberapa orang yang memukulinya tampak heboh untuk melarikan diri dan menghambur. Sementara si Bos dari gerombolan itu masih berdiri tenang di depan David.

"Fuck you, damn it!" umpatnya marah. Dia melangkah mendekati David, padahal semua anak buahnya sudah berhamburan karena suara wanita yang disertai beberapa derap langkah  terburu mendekati. Soniq meraih kerah kemeja David. Dicengkramnya dengan kuat.

Sepersekian detik kemudian, tubuh David terasa melayang karena diangkat. Namun, sepersekian detiknya lagi, bokongnya terasa nyeri, kemudian disusul oleh rasa pedih dan panas di punggungnya.

"Just wait for me, little boy."

Setelah melempar tubuhnya, Soniq berlari menyusul gerombolannya untuk bersembunyi.

Tubuh David yang dilempar tadi basah sebagian karena genangan coberan bekas air hujan. Ditambah pula dengan kondisi gang sepi yang minim akan cahaya.

Oh tuhan! Menyesal sekali rasanya ketika pulang dari kampus, bukannya pulang, David malah ke kelab kakaknya karena pesan sialan yang mengatakan Allard akan dihabisi jika dia tidak datang.

Meski Allard bukan kakak kandungnya, tapi David cukup dekat dengan pria itu. Kakaknya selalu peduli semua tentangnya, selalu mengiyakan semua kemauannya.

"Bertahanlah," lirih seorang wanita yang ternyata sudah terduduk di sampingnya. Dengan telaten wanita yang bersetelan ala pelayang tersebut membangkitkan tubuhnya yang sakit sana-sini.

Sedangkan gang sempit yang awalnya sepi, rupanya sudah diisi oleh dua orang petugas dari kepolisian, Allard serta wanita ini. "Kau tak apa?" tanya wanita berambut pirang yang kontras dengan cahaya tempat mereka berada.

"Aku jelas tidak sedang baik-baik saja, bodoh," ketus David dengan tidak tau malunya.

Wanita berambut pirang itu mendelikkan bola mata birunya. "Kau—"

"Bagaimana keadaannya, El?" Pertanyaan Allard memotong ucapan El yang hendak protes. "Ayo, Dave." Allard membantu David untuk tegak, sedangkan El juga ikut-ikutan.

"Dasar pria sinting yang menyusahkan sekali!" gumam El tanpa bersuara. Dan tanpa sadar pula pria yang dibopongnya bersama bos besarnya itu mendengar umpatan El.

Gadis yang menarik. Bisikan dari batin David keluar di tengah kondisinya yang nyaris mati ini.

Huaaaaa...
Lapak mereka sudah habisssss. Tapi percayalah, kisah mereka tidak akan habis untukku ❤
Anw, ada pic nih dari si oom dan si ante. Jangan rindu ya kalian 😘❤

 Jangan rindu ya kalian 😘❤

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

DAN

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

DAN.... DENGAN INI RESMI AKU UCAPKAN, KITA BERPISAH SEJENAK YA DARI KISAH INI❤❤❤

 DENGAN INI RESMI AKU UCAPKAN, KITA BERPISAH SEJENAK YA DARI KISAH INI❤❤❤

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

All the love,

Reuni Mantan di Manhattan - Epilog.
NBd17, Bengkalis - Riau.
Kamis, 12 April 2018.

Reuni Mantan di Manhattan #ODOCtheWWGWhere stories live. Discover now