RMdM 29 - Rio's Shoulder

941 32 1
                                    

Akan selalu ada bahu untukmu bersandar kala lelah dunia mendera. Akan selalu ada juga orang yang dengan sabar mengobati pedihnya lukamu. Tugasmu, hanya temukan orang itu dan jangan lepaskan.

My playlist today: Shawn Mendes - Treat You Better, how yours?

"Ya, aku akan coba menemuinya." Lalu dia mengangguk menyetujui. "Setidaknya aku bisa membantu hubunganmu dan David untuk membaik. Isn't?"

"Aku tidak berharap," komentar pria lain yang duduk di depannya. "Dia tidak menghindar saja sebenarnya sudah sangat baik bagiku. Aku tau, aku salah."

Pria bermata hitam pekat itu menggeleng. "Kau memang salah. Tapi kau juga tidak memiliki pilihan. Dari pada dia membunuh benihmu."

Rio menyeruput kopinya kemudian.

"Kurasa, membawakan bunga untuk El sebagai simbolik perpisahan tidak berdosa, bukan?" tanyanya setelah menelan cairan kafein nikmatnya.

Pria di depannya mengangguk menyetujui. "Tidak masalah."

Mendengar kabar Allard yang sedang berada di Indonesia dari Richard— asisten Allard–, membuat Rio merasa perlu bertemu. Dia butuh pendapat tentang David dan El yang katanya akan bersama lagi. Bukannya membahas sepasang bekas pacar itu, dia malah dikagetkan dengan wajah Allard yang penuh memar.

Biru, merah, ungu bahkan ada yang menghitam. Ternyata, Davidlah monster yang melakukan itu kepada temannya. Memang, David melakukannya bukan tanpa alasan. Dan perkara Allard, David serta Verona lebih menarik untuknya ketimbang David dan El yang akan balikan untuk mereka bahas.

Rio akui, saat David meneleponnya sebelum mereka berlibur, ada perasaan geram sekaligus marah. Of course, David menculik El. Sementara mereka jelas sedang bersaing mendapatkan hati wanita tersebut. Namun rupanya, wanita itu juga yang menyetujui liburan mereka bersama Snow. Terbukti, saat kembali El tidak menemuinya lagi atau sekedar menghubungi via ponsel.

Demi panasnya sinar matahari di gurun Sahara, memangnya Rio siapa untuk El sehingga wanita itu harus menghubunginya di saat sedang berbunga-bunga bersama sang mantan?

"Mommy sudah coba bicarakan semua yang terjadi. Termasuk tentang mommy yang sudah mengetahui keberadaan El bersamamu dulu. Sayangnya, setelah dijelaskan David malah pergi," jelas Allard. "Dan belum pulang hingga pagi tadi. Kurasa dia ke apartemen El."

Rio mengangguk lagi, dia mengerti. "Bagus kalau begitu, jam makan siang nanti aku akan coba temui mereka di apartemen El. Semoga saja El pulang."

Allard setuju. "Tapi sejauh ini, apa benar kau tidak tertarik pada El?"

Tertarik pada El?

Pertanyaan Allard membuat Rio tertegun. Wanita galak tapi penyayang seperti El, memang siapa yang bisa menolaknya? Belum lagi keteguhan, kecantikan serta kegigihannya. Astaga, Rio bahkan seorang pria normal. Meski wanita ceroboh itu tidak bisa memasak pun, hatinya pasti merapuh jika selama hampir enam tahun mereka selalu bersama.

"I see," simpul Allard cepat. "Kau tidak salah. Lagi pula, kau baru mengetahui El ada apa dengan David setelah peresmian hotel kita di Jakarta kemarin, bukan?"

Rio kembali menganggukkan kepala. Benar, selama mengenal El, dia tidak tau jika El adalah wanita David. Mamanya pun tidak ada bercerita tentang siapa El. Pantas selama ini Mira akrab dan menyayanginya serta Snow, ternyata mereka ada hubungannya dengan sahabatnya— Alecia.

Sejak pertama kali Rio membawa El menemui Mira di kehamilan yang memasuki bulan ketiga, Mira seperti menerima El dengan tangan terbuka. Entah karena sifatnya yang memang ramah, atau mamanya itu sudah mengetahui banyak tentang wanita tersebut.

Reuni Mantan di Manhattan #ODOCtheWWGWo Geschichten leben. Entdecke jetzt