RMdM 14 - Drunk on You

922 49 4
                                    

Aku tau, sudah tidak pantas ada aku untukmu. Tapi, tidak bisakah kau mengingat manisnya kita dulu meski sekejap? Tatapanmu sudah berubah binar, apakah hatimu juga sama sudah berubah rasa?
- Queen Lexie Elizabeth -

My playlist today: The Chainsmokers - Closer ft. Halsey, how yours?

"Jadi kukira, tak apa jika kau ingin pergi," Rio berucap lirih kepada El yang masih berdiri di hadapan David dan Verona. Sementara Snow sudah dalam gendongan Rio. Putrinya itu tampak lesu. Mungkin karena kenyang dan hari yang sudah larut malam, tidak heran Snow lesu karena kantuk.

Mereka semua berada di back stage, tempat para model ber-makeup dan berganti pakaian. Karena kata Verona, dia perlu berganti baju ala Parisian dulu untuk bisa ikut ke pesta.

"No, Rio. Kita pulang saja." El kekeuh pada pilihan untuk pulang. Mereka masih berbicara dalam bahasa Indonesia. Mengundang rasa penasaran Verona.

"Kalian akan ikut, bukan?" wanita yang sudah berganti gaun itu bertanya. Meski tidak mengerti, tapi dia memiliki firasat jika El dan Rio sedang membicarakan perihal pesta seusai runway.

Sontak Rio mengangguk mengiyakan. David yang tidak paham, hanya bisa diam. Sebenarnya dia sudah tidak tahan berada di sana.

Dia sudah tidak tahan dengan Rio yang berperan sebagai pria penyayang. Well, he does. Rio memang yang paling penyayang sih, meski masih sendiri.

Tidak, Rio jelas tidak sendiri. Dia bahkan sudah menikah diam-diam dengan El. Apa-apaan itu? Bastrad!

Belum lagi busana El yang tampak murahan. To be honest, David ingin menarik El dari sini dan menguncinya di kamar. Memakai busana kekurangan bahan, atas terbuka, bawah kependekan, memang dimana letak istimewanya? Akan lebih bagus jika dia tidak memakai busana sekalian.

"Aku titip El padamu, bisa, Dave?" Pertanyaan Rio menarik David ke dunia. "Aku ikut mengantar, tapi tidak ikut berpesta. Kasihan Snow. Lagi pula tidak mungkin El tidak ikut. Timnya semua ikut, tidak sopan saja," Rio kembali menjelaskan panjang lebar.

Sedangkan El menunggu respon David dengan was-was, Rio terlalu memikirkan dirinya. Padahal, jika tidak ikut pesta pun she's fine. Dia punya alasan yang jelas untuk menolak. Ya tapi, benar juga kata Rio, tidak sopan menolak ajakan rekan kerja di saat kita masih bisa memenuhi. Selagi tidak ada urusan mendesak, menerima ajakan relasi malah akan membuat kita semakin akrab dalam bersosialisasi.

"Aku senang kau ikut." Verona berkata dengan antusias pada El yang tersenyum kaku. "Oh, C'mon, Dave," lalu dia menyenggol bahu David dengan bahunya. Untung dia menggunakan hels. Jika tidak, sudah pasti bahunya akan bertubrukan dengan dada David.

David berhedem. Dia diam sejenak dan terlihat berpikir untuk menimang keputusan. Jangan ditanya keputusannya, sudah jelas dia akan menggeleng lalu pergi. Tapi ketika melihat gadis kecil yang mulai tertidur digendongan Rio, entah kenapa dia malah mengangguk. Padahal hatinya jelas menolak.

"Thanks a lot, Budie," tutur Rio sumringah. Dia percaya pada David. So, El pasti akan aman untuk dia tinggalkan.

Awalnya Rio menyetujui El ikut pulang, namun setelah melihat keberadaan David serta Verona yang tampak butuh waktu bernostalgia dengan El, akhirnya Rio berubah pikiran. Tidak ada salahnya El ikut, mana tau bisa sekalian reuni.

Champs-Elysees, tujuan mereka setelah dari Carrousel du Louvre. Jika mencari hiburan yang tidak otentik akan Paris, Champs-Elysees bukan tempatnya, melainkan bisa coba ke distrik Saint-Germain-des-pres yang masih kental dengan suasana malam ala kota romantis tersebut.

Reuni Mantan di Manhattan #ODOCtheWWGWhere stories live. Discover now