RMdM 11 - Frankfurt

894 44 6
                                    

Darkness can't drive out darknes; only light can do that. Hate can't drive out hate; only love can do that"
- Martin Luther King Jr. -

My playlist today: Kygo & Ellie Goulding - First Time, how yours?

Ingar-bingar dunia malam sudah biasa baginya. Selama berada di Jerman, David malah tidak pernah mengunjungi kelab. Bukan karena dia yang tiba-tiba menjadi sok suci dan bertaubat, melainkan karena dia yang selalu didatangi oleh Jo. Pria itu seperti tidak memiliki aktivitas saja, setiap malam mengunjungi tanpa diminta.

Meski membuat emosinya kadang naik, tidak bisa dipungkiri juga di antara beberapa partner seksnya, Jo lah yang paling bisa mengeruk sisi lain dari seorang David. Jo mampu membuat dia mau sedikit bercerita dan terbuka, meski tidak semua. Membagi secuil kisah membuat dia merasa ada kelegaan yang menyertai.

Tentu saja bukan kisah tentang wanita dari masa lalunya yang sudah bahagia bersama temannya. Hanya kisah tentang perusahaannya yang kemarin bermasalah. Terlalu menjijikan baginya jika harus menceritakan masalah wanita kepada orang lain, di saat dia pun muak dengan wanita.

"Tidak ada toleransi, Nalt. Jika mereka tidak bisa mengembalikan uang itu dalam jangka waktu seminggu, suruh mereka bersiap mendekam di gerugi besi selama lima tahun." Tegas David pada pria yang lebih tua beberapa tahun dari dia.

"Perusahaan ini tidak membutuhkan mereka, tidak ada maaf," tambahnya lagi.

"Siap, Sir. Tapi bagaimana dengan uang pesangon?" Nalt bertanya dengan sopan.

"Kau masih mempertanyakan hal bodoh ini? Memang para pengkhianat masih pantas dikasihani?"

David bertanya dengan tatapan tajamnya yang menelanjangi Nalt seketika, membuat pria berkemeja biru dongker tersebut langsung mengangguk paham.

"Dimengerti, Sir."

"Ingat, satu minggu," David kembali memperingati asistennya. Dan diangguki, tanda pria bernama Nalt paham.

"Mengenai penerbangan Anda ke Paris, mau memilih jadwal malam ini atau besok pagi saja, Sir?"

Sebelum pamit, Nalt bertanya tentang penerbangan bosnya menuju Paris. Karena dia takut salah memilih seperti yang lalu dan mengakibatkan dia yang diabaikan oleh David berhari-hari serta bengisan yang menyayat hati. Syukurnya, Nalt sudah paham benar bagaimana cara bekerja dengan David.

"Malam ini saja, besok aku ingin beristirahat sebelum turun melihat kelanjutan program ponsel terbaru kita."

Well, sebenarnya menjadi bos itu tidak mudah. Lelah hati, lelah badan dan lelah pikiran. Untuk para bos yang peduli pada karyawan tentunya. Berbanding terbalik dengan bos yang hanya mau enak sendiri, jelas tidak ada lelahnya. Mempersulit para bawahan pun bukan lagi hal tabu bagi mereka. Malah sudah seperti hobi. Jauh sekali dari kesan seorang David yang masih memikirkan nasib karyawannya jika mereka masih pula memiliki etika dalam bekerja.

"Baik, Sir."

Nalt Spencer, pria yang sudah hampir sepenuh hidupnya mengabdi pada keluarga Debendrof. Sebenarnya Nalt merupakan anak dari wakil pelayan utama di mansion keluarga kaya tersebut. Mengenal David hampir selama hidupnya membuat Nalt mengerti bagaimana sifatnya.

Bahkan di saat Max dan Rio yang tidak mengetahui hubungan spesial David dengan El dulu, Nalt malah kebalikannya. Dia tau siapa El dan bagaimana kisahnya. Yang Nalt tidak tau, kebiasaan David yang suka beradu pedang dengan sesama. Karena sejak kejadian hari itu, David memang menutup akses siapapun untuk ikut campur tentang hidupnya, kecuali Allard sang kakak yang selalu berhasil mengetahui tentang dirinya kendati David tidak pernah bercerita.

Reuni Mantan di Manhattan #ODOCtheWWGWhere stories live. Discover now