Menginap Semalam

94.3K 1.8K 41
                                    

( model ilustrasi Guntur and his Mom) Satriya keluar dari kamar mandi dengan handuk jubahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

( model ilustrasi Guntur and his Mom)
Satriya keluar dari kamar mandi dengan handuk jubahnya. Ia mengusap -usap rambut nya dengan handuk kecil supaya kering. Sedangkan Guntur terpaku menatap photo lukisan-lukisan di dinding ruang kamar Satriya.
"Apa ini semua kamu yang lukis? Satriya hanya mengernyitkan alis dan sedikit memonyongkan bibirnya sambil mengangguk mengiyakan.
"Hebat juga kamu ya.. Apa kamu bisa masak juga? Tanya Guntur kembali
"Ya masak kalau terpaksa harus masak pas Ayah lagi keluar kota"jawab Satriya
"Oh jadi selama ini pekerjaan rumah yang ngerjain semua Ayah? Dasar pemalas."
"Ya gak begitu juga.. Kami gantian dalam mengerjakan pekerjaan rumah" Satriya mengeluarkan baju kaos dan celana pendek masih diposisi yang sama tanpa canggung dia melepas jubah nya dan memakai kaos dan celana tanpa ditutupi di depan Guntur. Guntur terpaku menatap sejenak melihat menelanjangi seluruh tubuh Satriya. Sepertinya dia sedang menebar pesonanya kepadaku atau dia sedang sengaja memamerkan bentuk tubuhnya. Batin Guntur
"Ada handuk bersih gak untukku?"
Satriya kembali membuka lemari pakaiannya dan mengambil satu handuk putih paling atas di tumpukan. Lalu ia melempar handuk itu ke Guntur dengan sigap Guntur menangkapnya.
"Nunggu apa lagi? Ya sudah sana mandi! "
"Apa kamu gak mau ikut.. Mandi lagi? Hihi.. "
"Jangan mulai gila lagi!" sahut Satriya
"Aku tahu tadi kamu memperhatikan tubuhku tadi begitu dalam pas main volley di lapangan.. Aku sexy kan? "Goda guntur
"Cetuukkk...dasar gila sana mandi!! " Satriya melempar tutup botol handbody tepat mengenai kepala Guntur. Guntur menyeringai merasa sedikit kesakitan lalu masuk ke bilik kamar mandi dan menutup tirainya.

Sedangkan di lantai bawah Ayah Satriya sedang memasak oseng-oseng sayur dan menyiapkan lauk serta nasi untuk makan malam. Begitulah keseharian mereka karena hidup tanpa seorang wanita. Ingin rasanya menikah lagi tapi selalu saja Satriya tidak sreg dengan calon ibu pilihan Ayah nya. Kalau ditanya soal ibu tiri, Satriya sama sekali tidak menginginkan lagi kasih sayang seorang Ibu. Baginya Ayah sudah lebih dadi cukup mencurahkan rasa kasih sayangnya. Tapi Satriya tidak tahu jika Ayahnya memiliki kebutuhan biologis yang seharusnya dia dapatkan dari seorang wanita.

"brrr airnya dingin sekali hih" Keluar dari kamar mandi Guntur mandangi Satriya yang tengah mengerjakan tugas sekolah di meja belajarnya mengenakan kaos singlet dan celana pendek diatas paha. Celana bola tahun 80an yang ada belahan di sisi luar paha nya. Kulit Satriya mulus dihiasi bulu bulu halus dari kaki sampai pangkal paha yang semakin ke atas makin lebat.
"Sat boleh pinjam baju mu? "
"Loh kamu mau bermalam di sini? "tanya Satria
"Ya mau gimana lagi sudah malam saya takut pulang sendirian nanti kalau ada begal bagaiamana? "
"Ah masak preman kayak kamu takut Begal? "timpal Satriya
"Ya kalau satu aku gak takut kalau banyak gimana mati lah aku! "
"Ya baguslah gak ada yang ganggu aku lagi di sekolah! "ketus Satriya
"Hmmp kenapa kamu kasar terus sama aku? Padahal ku cuma ingin temenan aja sama kamu! "Guntur melirih
"Kenapa? Ya aku memang seperti ini.. Bicara ku seperti ini terus aku harus bagaimana.. Bersifat lembut dan manis sama kamu? "tanya Satriya balik
"Ya coba yang manis.. Senyum pasti tambah cakep! "jawab Guntur
"Siapa suruh kamu menyebalkan selalu membuat kesal tanpa dosa ngerjain aku sampe repot -repot angkat tubuhmu yang berat dari lapangan sampai ke atas sini! "Satriya nyolot
"Hah.. Siapa suruh lempar bola ke kepalaku.. Sakit tahu!! "sahut Guntur tidak mau kalah
"Kamu melamun sih"
"Gimana gak ngelamun hilang fokus karena kamu ganteng " jawab Guntur makin beralasan
Satriya terdiam tanpa suara.

"Ada apa ini kok kedengaran nya ribut terus dari tadi?" Suara Ayah tiba-tiba masuk
"Satriya ajak Guntur turun untuk Makan malam Ayah sudah masak banyak, Ayah tunggu di bawah ya! " Ayah menuruni tangga dan menunggu di ruang makan.

"Ayo turun! "
"Gak mau"
"Kenapa gak mau? "
"Kiss dulu!"
"jangan bercanda mulu Guntuuuur! "Satriya gemas
"Minta maaflah padaku! "
"What? Untuk apa? "
"Ya Salahmu! "
"Salahku apa?"
"Lempar bola ke kepalaku"
"Yaudah aku minta maaf! ,yuk turun ditunggu Ayahku! "
"Yang tulus! "
Satriya mendekati Guntur perlahan kemudian memeluk Guntur dan membisikan di telinganya "Guntur.. Maafin aku ya" Tangannya meraba turun dari bahu ke pinggang lalu mencubitnya"Aaaauuuuhh!" teriak Guntur
"Ayo turun dah ditunggu Ayahku! "

Akhirnya mereka menuruni anak tangga menuju ruang makan. Di sana sudah ada Ayah yang tengah duduk menanti kedatangan mereka.
"Selamat malam Paman... Maaf paman bikin Paman menunggu lama"
"Duduk sini Guntur!" Ayah menyeret kursi disebelahnya keluar dari meja.

"Paman.. Bubur buatan paman enak sekali"
"Kamu suka bubur nya.. Kalau mau nanti kubuatkan lagi yang lebih enak.. Tapi sering -sering mampir sini yah.. Paman bosan tiap hari hanya berdua an saja dengan Satriya. " Terang Paman
"Paman saya boleh bermalam di sini? "tanya guntur
"Tentu saja kapanpun kamu mau.. Soal Satriya gausah terlalu dipikirkan memang begitu anak nya.
"Ayaaaaah... Mana bisa tidur aku ada dia.. Dia cerewet sekali !" protes Satriya
"Gak apa apa Satriya.. Wong Guntur anaknya asik kok.. Ih kamu sama teman kayak gitu.. Makanya teman kamu sedikit! Udah ayuk kita makan! Guntur makan yang banyak jangan sungkan-sungkan.

Mereka bertiga menyantap hidangan makan malam mereka dengan lahap. Masakan Ayah Satriya memang sangat lezat walaupun tidak semewah apa yang biasa dimakan Guntur di rumahnya. Tapi menurut Guntur momen ini jauh lebih mewah dari hidangan di rumahnya. Kapan lagi bisa makan sekeluarga. Ayah dan Ibu nya bercerai sang Ayah keluar negeri ngurus bisnis Ibunya pun sama sibuknya. Jadi di Rumah sebesar istanana Guntur hanya sendirian bersama asisten -asisten rumah tangga.
"Enaaaak sekali Paman... Guntur puas bangett masakan paman mantaaap! "puji Guntur
"Ah kamu berlebihan.. Masakan di rumahmu pasti jauh lebih enak! " Ayah Satria menanggapi.
"Nggak Paman.. Ini sangat enak di rumah masakan pembantu gak bisa dibandingin dengan masakan Paman yang penuh rasa cinta ini! "Guntur menanggapi
"Ahhh berlebihan kamu itu apaan rasa cinta rasa cinta!" sahut Satriya
"Satriya kamu jangan gitu nak.. Mungkin Guntur kesepian Ibu nya tidak sempat masak untuknya!" Ayah menyahut perkataan Satriya.
"iya Betul Paman.. Ayah dan Ibuku bercerai dan mereka sibuk dengan kehidupan nya masing -masing" Jelas Guntur
Satriya yang mendengar penjelasan Guntur menjadi terdiam. Ternyata Guntur mengalami hal yang sama dengan dirinya. Bahkan dia lebih parah tidak mendapatkan kasih sayang Ayah dan Ibu nya secara intens. Pantas saja karena kurang didikan Guntur menjadi orang nakal. Satriya mulai prihatin dan mengerti keadaanya.
"Hoaaaaaaaamm" Guntur terlihat menguap
"Ajak Guntur tidur Sat.. Kasian sudah mengantuk dia pasti lelah seharian."
"Baiklah Yah... Yuk keatas tidur.. Besok pagi-pagi bangun karena kamu harus pulang dulu ambil seragam dan perlengkapan sekolahmu kan? "Tanya Satriya
Guntur hanya diam dan bergerak menuju ke atas membuntuti Satriya dari belakang.
"Hoaaaaamm" kembali dia menguap
Sesampainya di ranjang dia langsung membanting tubuhnya. Lalu dia melepas kaos yang dikenakan bukan untum tebar pesona ke Satriya tapi memang dia tidak bisa tidur dengan pakaian. Begitupun juha Satriya dia melepas kaosnya terus berbaring di sebelahnya. Dia melihat Guntur dengan keadaan yang sama karena merasa sedikit geli bersentuhan kulit secara langsung dia memakai lagi kaosnya. Di sana cuma ada satu selimut jadi mereka memakai satu selimut untuk berdua.
"Sat.. Bagi guling dong gak bisa tidur kalo gak ada guling..! "
"Ahh kamu ini merepotkan sekali", Satriya menyerah kan guling satu-satunya ke Guntur.

Waktu malam semakin larut mereka pulas tertidur. Karena udara dingin tepat pukul 3 pagi Guntur terbangun kebelet buang air kecil Guntur berjalan menuju kamar mandi. Setelah tuntas dia kembali ke Ranjang. Ia perhatian wajah Satriya yang sedang tertidur dengan pulas. Gak di sangka wajah semanis ini di kala tidur menjadi wajah yang ganas kala ia sudah terbangun. Guntur tersenyum membayangkan kata kata ketus yang selalu keluar dari mulutnya. Di sentuhnya bibir Satriya terasa hangat dan lembut. Jantungnya berdebar tidak karuan didekatkanya wajahnya ke wajah Satriya. Semakin dekat suhu panas dari Satriya terasa di kulit Guntur. Dipegang bibirnya lalu satria mendekatkan bibirnya sampai bertemu dengan bibir Satriya. Rasanya hangat dan lembut perpaduan bibir itu membakar birahi Guntur dia terus memagut dan memagut bibir itu. Lalu sejenak dia sadar. Dia tidak tahu apa yang baru saja ia lakulan. Ini abnormal baru kali ini Guntur mencium bibir orang lain dengan jenis kelamin yang sama. Ini Gila Guntur merasakan jatuh cinta dengan sesama lelaki. Dia merasakan perasaan yang sama saat dia mencintai seseorang perempuan. Dan kini dia mencintai Satriya. Sahabat barunya

Catatan Penulis
Ehmm maaf ya jika tiap charter ceritanya pendek.. Lebih baik pendek kan daripada di skip skip.. Tapi perasaan kalo pas lagi nulis ceritanya panjang kok. Betewe dukung selalu dengan vote dan komen ya..

The Hot SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang