Pertemuan Pertama

Magsimula sa umpisa
                                    

" Kriiiing "bel istirahat berbunyi.  Murid-murid pada keluar mencari  santapan untuk dihidang.
"Hi Guntur ke Kantin bareng kita yuk"sapa teman cewek sekelas
"Kalian duluan aja!" Suruh Guntur
Satriya yang dari tadi sibuk membaca buku langsung berdiri berjalan meninggalkan mereka menuju Kantin. Guntur memperhatikan Satriya berlalu begitu saja dan bergegas hendak menyusul.

Suasana Kantin sangat ramai dan padat. Satriya tengah asik menikmati Bakso Paiman yang enaknya mengalahkan Bakso mahal di mall-mall. Lain dengan murid-murid yang lain yang suka bergerombol Satriya lebih suka menghabiskan waktu istirahat nya sendiri. Bukan karena tidak ada yang mau berteman dengan nya, namun Satriya sendiri yang tidak mudah menerima kehadiran orang lain.
"Brak" bunyi mangkok bakso terdengar tepat di meja makan Satriya. Dengan sangat percaya diri Guntur duduk berhadapan satu meja dengan Satriya sambil tersenyum bodoh.
"Sendirian aja bro.. "Guntur memulai percakapan dengan Satriya dengan senyam-senyum. Namun senyum di bibir berubah dan raut mukanya menjadi sedikit kesal karena Satriya diam tak berkomentar sambil menikmati mie di Baksonya.
"hmmm" dilihat bola-bola bakso di mangkok Satriya masih utuh tanpa seijin empunya Guntur menancap bakso itu dan memakannya.
"hmmmm enaaaakk sekali Bakso nya ini bakso terenak kenapa kamu gak doyan??? Ehhmmm nyam nyam" Kata Guntur
"Bukannya aku gak doyan...Bakso nya mau kumakan diakhir!!! "Satriya geram dan kesal
"Hahahaha hahaha kirain kamu gak doyan baksonya hahah" Guntur tertawa puas melihat muka Satriya kesal.
"mana lagi..." Guntur dan Satriya berebutan menancap bakso dengan garpu. Entah bagaimana ceritanya Bakso itu terbang mengenai kepala murid cewek di belakang mereka.
"Aaaaaaaaaaaarrrrgghhh" jeritan murid cewek itu pecah mengisi seluruh ruangan kantin. Satriya dan Guntur jadi salah tingkah
"Mbaaaaak maaf gak sengaja" Satriya menghampiri dan menenangkan sedangkan Guntur hanya melihat dengan cengengesan menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal.
"Aduuuuuhh mas ganteeeeeng hati-hati dong makanya!! Cewek itu berusaha mengelap rambutnya dengan tisu.
"Aduh maaf mbak gak sengaja"Satriya mengambil lembaran tisu dan membantu murid perempuan itu merapikan rambutnya. Ditengok nya Guntur dengan kesal, Guntur hanya tertawa tengil menutup mulutnya.

"Berapa Pak Baksonya? "
"Alah biasa mas belum naik harganya 7500" jawab si Penjual Bakso
Satriya grusa- grusu mencari-cari uang di dompet dan saku nya. Ternyata dia kelupaaan membawa uang saku. Di dompetnya pun kosong.
"Berapa Pak 7500 yah sama punyaku jadi 15000 ini Pak! "Guntur tiba-tiba membayar makanan Satriya.Guntur menaikan alis kirinya sambil tersenyum. Sedangkan Satriya hanya menarik senyum bibir nya kekiri. Lalu berjalan meninggalkan kantin menuju kelas. Guntur dengan sigap berlari menyusul Satriya.
"Kenapa kamu ngikutin aku terus menyebalkan! "Ucap Satriya
"Siapa yang ikutin kamu!! Kan kelasku juga di sana! "jawab Guntur
"Yaudah sana duluan!! "perintah Satriya menghentikan langkahnya.
"Okeeeee " Guntur mengernyitkan dahinya berjalan sambil memasukan kedua tanganya di kantong celana yang longgar. Sejenak dilihat lagi ekspresi muka Satriya yang lagi kesal. Guntur sendiri gemas melihat ekspresi wajah kesal Satriya yang lucu baginya.

Jam menunjukan pukul satu siang,  Satriya mengayuh sepedanya sampai di Rumah. Guntur dengan sepeda motornya berhenti di depan rumahnya.
"Oh rumahmu sini??!!  Boleh mampir gak? "tanya Guntur
"Nggak!!!  Pulang aja sana! Aku mau tidur!! "Satriya ketus
"Eeeeyy Satriya kenapa temenya gak dibawa masuk!! " Suara Ayah Satriya
Tiba-tiba menghampiri mereka
"Ini orang bukan temanku! "jawab Satriya
"Kok gitu kamu??  Masuk aja nak.. Kamu tamunya Ayah.. Kamu temennya Ayah" Ayah Satriya mengajak Guntur masuk tentu saja Guntur kesenangan dan menuruti kemauan Ayah Satriya.
"Duduk sini ya!" Ayah mempersilakan tamunya
Guntur duduk di ruangan tamu Satriya tidak ada pajangan photo di dinding kecuali photo Satriya kecil dan Photo Ayahnya saat muda. Ganteng seperti Satriya saat ini. Kenapa tidak ada photo Ibunya, mungkin Ibu nya sudah meninggal pikir Guntur.
"Satriya bikinin minum temanmu" Perintah Ayah
"Ogaah kan teman Ayah.. Ayah saja yang bikinin! " Jawab Satriya
Guntur hanya tersenyum kecil melihat muka Satriya yang menggemaskan jika lagi kesal. Lalu Ayah menarik lengan Satriya menuju dapur secara paksa.
"Kamu itu lho didatangin teman kok kayak gitu! Bagaimana kamu dapat teman kalo sikapmu begini terus! Lagian seperti nya Guntur anak baik-baik dan asyik! Sana temenin kalo nggak..gak ada uang saku buat kamy besok! " Ayah mengancam
"Yaahhh kok gitu sih? " dengan terpaksa dan agak malas Satriya menemani Guntur di ruang tamu. Lalu duduk di hadapannya.

"Maumu apa sih? Tanya Satriya
"Mauku?? Aku cuma ingin berteman dekat dengan mu! "jawab Guntur
"Kan banyak murid yang lain anak-anak orang kaya seperti mu"
"Ehmmm gak tahu ya cuma yang menarik perhatian ku cuma kamu di kelas" Guntur menjawab
"Habisin minumnya dan cepet pulang aku mau tidur " usir Satriya
"Yaudah kalo mau tidur..tidur aja,aku di sini saja! "
"Adduuh sana pulang" Satriya mulai frustasi
"Oke aku mau pulang.. Tapi kamu harus janji! "
"Janji apaan? "
"Besok aku jemput kamu..berangkat sekolah! " jawab Guntur
"Aku malas sekali... Kenapa kamu gak sama yang lain aja! "Satriya kesal
"Aku bilang aku cuma tertarik temenan sama kamu.. Ku juga sama sepertimu tidak mudah berteman dengan orang lain."
"Oke.. Oke kalau gitu kamu bisa pulang sekarang kan? Aku dah ngantuk pliss! " Satriya memohon
"See you tomorrow! " Guntur tersenyum puas lalu berpamitan dengan Ayah Satriya.
"Kenapa buru-buru Nak Ganteng? Badan kamu besar dan kekar juga ya! " Ayah Satriya menepuk-nepuk bahu Guntur
"Hehehe bisa saja Paman"Jawab Guntur
"Dulu paman juga gagah dah ganteng kayak kamu" puji Ayah Satriya
"Ah Paman sekarang masih gagah dan ganteng kok" Guntur melirik ke arah Satriya menaikan alis kirinya.
"Yaudah paman Guntur pulang dulu"
"Hati - hati ya Bro!" Ayah Satriya membuka pintu untuk Guntur.

The Hot SchoolTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon