RMdM 24 - Pieces of Facts

Start from the beginning
                                    

"Tapi bukan berarti saat kau butuh lawan penetrasi saja menghubungiku. Aku juga perlu tau perkembangan bayi itu, Ve," gumam Allard dengan nada tersinggung.

"Dia selalu baik selagi kau juga baik padaku, babe." Verona mengecup bibir Allard dan kembali melangkah.

"Sampai kapan kau akan melakukan ini, Ve?"

Verona terpaksa berhenti lagi. "Kau benar-benar berubah pikiran?" Dia membalikkan tubuhnya lalu melipat tangan menunggu jawaban Allard.

Allard hanya menggeleng. "Aku cuma kasihan pada—"

"Kau yang menginginkan anak ini hidup, dan sudah seharusnya juga kau mengikuti cara mainku," tuturnya dengan tenang. "Atau kau sekarang ingin—"

"Never in million dreams!" erang Allard memotong ucapan Verona. "Tidak akan pernah aku biarkan kau memusnahkan anakku yang tidak bersalah, Ve. Tidak sedikitpun."

"Good choice. So, keep on my way, babe." Verona menoel dagu Allard dan kali ini benar-benar menghilang di telan pintu kamar.

"Sialan!" maki Allard dengan geram.

Baik Allard atau pun Verona, tidak ada yang mengetahui jika sejak satu bulan yang lalu semua kegiatan mereka diawasi. Kegiatan ranjang mereka sedari tadi malam, yang kemarin-kemarin bahkan sampai ke semua perbincangan dan perkelahian yang terjadi. Semua terekam dengan jelas oleh alat penyadap seseorang.

***

The same time on Lotofen's sea.

Kegiatan berlayar memang cocoknya dilakukan saat musim panas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kegiatan berlayar memang cocoknya dilakukan saat musim panas. Angin sepoi-sepoi yang bertiup dan teriknya mentari menjadi penghibur ketika sedang berjemur di atas yahct. Sayangnya, pria ajaib yang tengah sarapan di depannya itu malah menculik mereka untuk berlayar di musim dingin. Aneh!

Well, meski tidak bisa dipungkiri juga, pesona kilatan Aurora tadi malam memang membuatnya terpukau hingga terbungkam seribu bahasa. Ya, menculik El dan Snow ke Norwegia hanya untuk menyaksikan cahaya aurora dan menyatakan perasaan. Sound like sugars, jika saja David tidak sengaja meninggalkan ponsel El.

Harus diakuinya, El tentu saja sangat bersyukur. Tapi dia juga tidak enak, masa iya di saat sedang banyak kerjaan dia malah menghilang tanpa jejak?

"Kita 'kan memang dalam perjalanan pulang. Tapi ya ... aku tidak berjanji dalam dua hari lagi kita sudah di Jakarta," ujar David menyapanya.

El yang tadinya asik dengan bacaannya pada buku a Brief History of Time karya Stephen Hawking yang dia dapat dari perpustakaan yacht— meski pikirannya melayang tidak tenang– pun menutup bukunya. Dia mendongak.

 Dia mendongak

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Reuni Mantan di Manhattan #ODOCtheWWGWhere stories live. Discover now