Vingt-Neuf: Contemplation

866 129 42
                                    

"Gila gila Pak Ernest tampaknya sudah kembali menjajakan dirinya!" Ujar Bagas dengan heboh di sela-sela dentuman musik di Carlitos.

"Kampret! Lo kira gue gigolo apa?!" Ernest tidak terima dan langsung mendorong halus kepala Bagas. Datang-datang ia sudah dihujani oleh omongan Bagas yang seenak jidat.

Bagas lalu tertawa, "Bukan deng, tapi buaya – "

"Darat!" Arik datang sambil membawa satu sloki tequila.

"Elo yang buaya darat!" Balas Ernest kepada Arik sambil tertawa.

Arik kemudian tertawa, "Gak ada buaya darat yang gantengnya kayak gue." Jawab Arik yang tampaknya sudah sedikit mabuk.

"What's with the tequila? Udah lama gue gak liat lo nyentuh tequila."

"It's happy hour my friend!" Arik kemudian meminum tequilanya dan menaruh gelas sloki itu dengan kencang, kemudian berlalu saja meninggalkan Ernest dan Bagas.

"Kenapa lagi tuh anak?" Tanya Bagas sambil menunjuk Arik yang sudah melenggang jauh.

Ernest menaikkan bahunya. "Lagi kumat kayanya sih." Jawabnya sambil menaik-naikkan alisnya.

Bagas hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat Arik dari kejauhan.

"Bertiga aja nih kita?" Tanya Ernest lagi sambil menyeruput mojitonya.

"Koreksi. Berdua lebih tepatnya. Raje sama Ciko lagi sibuk atau sok sibuk tau deh."

"Lo katanya orang penting, kok gak ikutan sibuk?"

Bagas tiba-tiba langsung sewot, "Work hard, play hard dong! Gue tuh harus menyalurkan energi berlebihan gue ini ke dalam suatu kegiatan yang positif. Jangan lupa gue dimasukin taekwondo sama nyokap gue sampe black belt."

"Abis itu kan energi lo disalurin buat ngerecokin orang-orang!"

"Nest, omongan kita rada berbobot dikit dong. Gue tuh setiap sama lo kayak dumb and dumber."

"Kampret!"

Suara tawa pun pecah dari mulut Bagas. "Anyway, gimana lo sama Nakia?"

"Naia! Kayak merek handphone deh." Ernest lalu tertawa terbahak-bahak.

"Man, itu pacarnya black panther. Tuh kan sama lo tuh suka salah fokus! Buruan cerita ke gue gimana sama Naia." Bagas kemudian mengetuk-ngetuk meja dengan tidak sabar.

Sambil masih memegangi perutnya Ernest berusaha menarik napas. "Oke oke."

"Anaknya lucu, masih polos gitu. You know, like really pure. Gue heran deh, hari gini masih ada cewe yang kayak gitu. Mana dia tinggal di Aussie lumayan lama kan."

Bagas lalu mengernyitkan dahinya. "Masa sih? Apa kita mainnya kurang jauh ya?"

"Maybe? Tapi kadang-kadang gue jadi bingung sendiri gimana ngehandlenya. Ngerti kan lo maksud gue?"

"Ngerti ngerti. Learning by doing sih. Tapi lo suka nih sama dia? 100% udah fix bisa move on?"

"Dia bisa lumayan nge-distract gue dari bayang-bayang tentang Alex. Tapi menurut lo itu namanya pelarian bukan sih?"

"I mean you should see the sign. Jangan sampe lo jadiin dia pelarian. Kasian kan, anak polos gitu. Mau sekarang giliran Alfa yang nge-bogem lo? Satu kali lagi, bisa dah tuh lo dapet piring cantik."

Ernest lalu tertawa. "Piring cantik banget nih?!"

"Daripada banci cantik lo pilih mana?"

"Piring lah. Lo gila kali ya!"

Ernest, Alex, and Kanig : Healer (#2)Where stories live. Discover now