Seize: McDonald's & Giorgio (Part 2)

778 134 21
                                    

"Non, mau saya tungguin apa saya langsung pulang aja?" Pak Karni bertanya pada Alex dari kursi kemudi sesaat setelah membelokkan mobil ke The North Park Hotel.

"Langsung pulang aja, Pak. Nanti kalo saya mau pulang saya telepon ya."

"Ya sudah, Non. Saya stand-by ya pokoknya."

Alex lalu tertawa sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Kemudian ia turun dari mobilnya dan bergegas memasuki lobi. Sesampainya di lobi ia memasuki lift dan menekan angka 50. Mungkin ada benarnya saran Kenji, siapa tau hal ini adalah yang ia butuhkan di sela-sela pikirannya yang sedang tidak karuan. Yang pasti ia tidak peduli apapun itu, she just want to have fun!

Sesampainya di lantai 50, ia berjalan ke arah entrance dari lounge itu. She somehow feels a little bit anxious. Mungkin ini adalah efek dimana ia sudah lama tidak bersenang-senang seperti ini. Dulu waktu kuliah jangan ditanya, mungkin paling tidak sebulan sekali ia pergi clubbing bersama sahabat-sahabatnya. Apalagi saat baru-baru putus dari Risyad, hampir setiap minggu mungkin. Tapi untungnya ia punya high self control, jadi walaupun ia pergi clubbing hampir tidak pernah ia pulang-pulang mabuk. She just want to enjoy the music not the booze.

"Alexandra Sardana." Ucapnya kepada security. Setelah mengecek namanya di guest list akhirnya security itu mempersilahkan Alex untuk masuk. Nice, it seems pretty private.

Ia melangkahkan kakinya dan mulai terdengar dentuman musik dari dalam. Dan sesaat setelah masuk, benar perkiraannya. Alarik Dyaksa never playing when it comes to party.

"My, my, Alexandra." Sapa seorang pria, yang diikuti oleh seorang perempuan di belakangnya.

"Zahir, Nadira!" Alex memekik dengan excited saat melihat kedua temannya. Tengku Nadira dan Tengku Zahir, mereka adalah adik kakak yang keluarganya masih keturunan salah satu kerajaan di Malaysia.

Mereka bertiga pun berpelukan dengan akrab.

"Well it's such a surprise seeing you guys here!" Ujar Alex.

"Yeap, kita pikir bukan ide yang buruk untuk pergi ke Jakarta." Nadira tersenyum hangat kepada Alex. "Especially, Zahir." Tambahnya sambil mengedipkan matanya ke arah kakaknya.

Zahir lalu tertawa renyah. "Especially, after you rejected me Alexandra. So who's the guy?"

Alex lalu ikut tertawa saat mendengar apa yang dikatakan Zahir. Beberapa waktu yang lalu, ia menolak ajakan Zahir untuk menjadi pacarnya. Tapi saat itu Zahir tidak merasa sakit hati kepadanya. So no hard feeling after all. Akhirnya mereka berdua berteman baik hingga sekarang. Bahkan saat training di Singapura kemarin, Zahir dan Nadira beberapa kali menyusul Alex kesana.

Alex lalu mengangkat bahunya, "You know what, lets catch up. Dir, Zah, bukannya lo berdua cinta banget sama dance floor kan?"

Lalu Nadira dan Zahir terkekeh. "Well if you said so." Ujar Zahir sambil menggiring Alex dan Nadira ke arah dance floor.

---

"Nest, dicariin daritadi! Abis ini lo main!" Panggil Arik saat melihat Ernest yang berjalan mendekat ke arah DJ booth.

Ia janji kepada Arik akan memainkan beberapa lagu. Perjanjiannya hanya 2 lagu. Karena dirinya sedang sibuk. Sibuk mencari Alex yang daritadi hilang tidak tahu kemana bersama kedua temannya.

"2 lagu doang, gak lebih. I'm on a mission here." Jawabnya sambil mengotak-atik DJ-set dihadapannya.

"Iyeee. Make me proud bro!" Ujar Arik sambil mengangkat gelas berisi Hennessy nya ke arah Ernest sambil kemudian berlalu meninggalkannya.

Ernest, Alex, and Kanig : Healer (#2)Where stories live. Discover now