•Part Nineteen•

Start from the beginning
                                    

Ku hanya manusia biasa (yang biasa)
Tuhan bantu ku tuk berubah (untuk berubah)
Tuk miliki dia, tuk bahagiakannya
Tuk menjadi seorang yang sempurna untuk dia

Ku ingin dia yang sempurna (yang sempurna)
Untuk diriku yang biasa
Ku ingin hatinya, ku ingin cintanya
Ku ingin semua yang ada pada dirinya

Ku hanya manusia biasa (yang biasa)
Tuhan bantu ku tuk berubah (tuk berubah)
Tuk miliki dia, tuk bahagiakannya
Tuk menjadi seorang yang sempurna untuk dia

Setelah itu mereka akan carpool karaoke. Darrel membawa Beatriz pergi ke daerah pantai di Jakarta untuk bermain-main disana. Sampai akhirnya mereka tiba di pantai Ancol.

Banyak orang disana dari semua kalangan umur. Mulai dari anak kecil, remaja, dewasa dan lansia. Ada yang berkeluarga ada yang hanya berpasangan. Contohnya saja Darrel dan Beatriz hehe.

Beatriz melepas sepatu wejesnya dan membasahi kakinya memasuki air laut. Tiba-tiba ada seorang anak kecil mendatanginya lalu meminta berkenalan dengannya.

"Hai, nama kamu siapa?"

Anak kecil itu melepas es krim yang ada dimulutnya.

"Nama acu Zayan. Nama kaka siapah?" Tanya Zayan. Beatriz begitu gemas padanya saat melihat es krim yang begitu belepotan di muka Zayan belum lagi pipinya yang sedikit merah dan tumpah😍 . Zayan kini telah menghabiskan es krimnya dan mulai menciprati Beatriz dengan air.

Beatriz terkejut dan ia pun mulai membalasnya. Terjadi perang air disitu. Darrel tertawa melihat kejadian tersebut. Tiba-tiba beberapa anak kecil mendatanginya dan menyuruhnya untuk ikut masuk ke dalam air dan ikut bermaij bersama mereka. Ternyata itu adalah sepupu-sepupu Zayan.

Darrel dan Beatriz begitu senang dan bahagia. Mereka terlihat seperti couple goals. Ada yang berpikir kalau Zayan dan sepupu-sepupunya adalah anaknya mereka. Banyak yang memperhatikan mereka bahkan mereka kini menjadi pusat perhatian disana.

Setelah 2 jam bermain di pantai dengan baju yang lumayan basah kini mereka pun kembali ke mobil untuk mengeringkan diri.

"Lo bawa baju?" Tanya Darrel. Beatriz hanya menggeleng pelan. Darrel keluar mobil dan membuka pintu bagasi, mengambil paperbag dan menutup lagi bagasinya. Ia pun masuk ke dalam mobil dan memberikan paperbag itu kepada Beatriz.

"Ini, pake. Ini baju cadangan gue"

"Baju lo kan basah juga"

"Gue cowo, gue kuat"

Beatriz berdecak karena mendengar nada bicara Darrel yang terlihat sok dan sombong.

"Nanti kalo lo masuk angin gimana? Gue juga yang disalahin Rel, gue juga yang ribet kan. Gue ga mau lo kenapa-napa"

Jantung Darrel langsung mencelos. Semakin kencang debaran jantungnya karena ucapan gadis disebelahnya ini.

"Itu tandanya lo suka dong sama gue"

"Bukan gitu Rel. Orang perhatian bukan berarti--"

"Tapi tadi lo juga bilang 'gue gamau lo kenapa-napa' berarti kemungkinan--"

"Ih tau ah!"

Beatriz pun keluar mobil dan meninggalkan Darrel menuju toilet perempuan untuk berganti baju. Darrel tersenyum dengan tatapan lurus ke depan lalu ia keluar mobil dan mengambil bajunya yang berada di dalam bagasi lalu mengganti bajunya dengan baju yang ia ambil di bagasi. Di sisi lain kini Beatriz sudah mengganti bajunya. Wajahnya kini memerah karena ulah Darrel.

Finesse (1) {Completed}Where stories live. Discover now