•Part Sixteen•

Start from the beginning
                                    

Andrew pun menutupnya sepihak. Darrel menatap ponselnya aneh,

"Si psycho bisa jatuh cinta juga"

Darrel segera memesankan hotel untuknya.

💥

Beatriz kini sedang berjalan-jalan dengan Dyto. Untungnya hari ini Bryan sedang pergi dengan Lissa, kedua orang tuanya sedang pergi ke luar negeri untuk berlibur jadi Beatriz bebas mau kemana saja asal Bryan tak ada.

Dyto mengajak Beatriz ke sebuah bukit dimalam hari, tempat yang bagus untuk melihat pemandangan malam. Tentunya bukan hanya mereka saja disana, ada beberapa pasangan juga. Beatriz duduk di depan kap mesinnya dengan Dyto yang baru saja datang membawa coklat panas di dalam gelas plastik.

Dyto menyodorkan gelas itu pada Beatriz. Ia pun mengambilnya dan tersenyum manis tanda terima kasih. Dyto pun ikut duduk disebelahnya. Beatriz sekali mengesap minumannya dan menatap indah pemandangan kota didepannya.

 Beatriz sekali mengesap minumannya dan menatap indah pemandangan kota didepannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Indah ya" ucap Beatriz tiba-tiba.

Dyto mengangguk sekali tanda setuju, "iya gue setuju sama lo."

Mereka pun berdiam-diaman kembali. Mulut keduanya sama-sama terkunci. Dyto menengok ke arah Beatriz, melihat kedua matanya yang sudah berbinar-binar dengan sebuah senyuman di wajahnya. Tanpa Dyto sadari, ia pun tersenyum.

Dyto perlahan mengambil tangannya Beatriz dan mulai menggenggamnya. Saat Dyto mulai mengambil tangannya Beatriz sadar dan melihatnya. Dyto melakukannya tanpa menatap Beatriz, tatapannya lurus ke depan melihat pemadangan. Namun dengan segera Beatriz melepas genggamannya. Dyto pun menengok ke arahnya dengan yang tatapan sulit diartikan.

"Belum muhrim, ga boleh pegang-pegangan apalagi di tempat gelap kaya gini. Banyak setannya," ucap Beatriz. Dyto mengangguk mengerti, ia kembali menatap ke depan. Tangan sebelah kirinya menjatuhkan minumannya ke rumput sampai tumpah. Tangan kirinya mengepal keras.

Lo bisa bilang itu ke gue tapi saat lo di cium sama Darrel, saat lo di pegang tangan lo sama Darrel lo ga bilang itu ke dia, batin Dyto.

Randy yang sedang bercanda dengan Tasya tiba-tiba terkejut karena melihat sesuatu yang sangat membuatnya shock. Tasya juga berhenti tertawa saat Randy berhenti tertawa. Ia menatap Randy dengan penuh tanya,

"Kenapa?" Tanya Tasya. Randy menengok ke arah Tasya dan menengok lagi ke arah sebelumnya dengan menaikkan dagunya. Tasya ikut menengok dan terkejut dengan apa yang dilihatnya.

"I-itu bukannya Beatriz, tapi ko dia sama Dyto? Terus Dyto... nyium Beatriz?"

Randy segera membuka ponselnya mengetikkan sesuatu disana dan mengirimnya kepada seseorang. Tebak siapa?

Terlihat disana Beatriz segera menampar Dyto yang hampir saja mencium bibirnya.

"Mulai sekarang jangan dekati gue lagi. Lo bukan siapa-siapa, lo sama kaya cowo brengsek yang ada di luar sana To! Gue udah mulai percaya sama lo tapi kejadian tadi meruntuhkan kepercayaan gue buat lo. Goodbye Dyto," Beatriz pun pergi meninggalkan Dyto.

Dengan cepat Dyto mencekal tangannya membuat Beatriz membalikkan tubuhnya. Beatriz segera menghempaskan tangannya dan menunjuk Dyto dengan telunjuk,

"Jangan sentuh gue! Ga sudi gue disentuh-sentuh sama cowo ga suci kaya lo. Jangan dekati gue lagi mulai sekarang Dyto Bramantyo! Atau lo bakalan tau akibatnya, inget itu!" Ancam Beatriz. Ia segera pergi meninggalkan tempat itu dan pulang dengan jalan kaki.

Tasya segera bangkit dan berniat mengejarnya tapi Randy mencegahnya. Randy pun menggeleng-gelengkan kepalanya.

Beatriz kini berjalan di sebuah jembatan. Sendirian, kedinginan, tanpa adanya mobil yang lewat. Walaupun ada mereka tak mau memberikan tumpangan.

Beatriz tak menyangka pria sebaik Dyto bisa se-brengsek itu. Kenapa Tuhan selalu menakdirkannya dengan pria bejat? Ia ingin hidup bahagia dengan pria baik-baik yang tidak merusaknya. Beatriz pun berhenti dan tiba-tiba ia bersimpuh pada jalanan dan menangis. Entah kenapa baginya ini begitu berat. Hatinya begitu sakit dengan semua ini. Kenapa semua pria sama saja? Mereka hanya memakai wanita lalu kalau bosan dibuang kembali.

Beatriz menangis sambil memeluk dirinya. Tiba-tiba sebuah mobil sport berwarna polkadot berhenti tepat di sebelahnya dan keluarlah seorang pria dengan jas dalaman kaos abu-abu. Pria itu memegang pipi Beatriz,

"Beatriz?"

Beatriz dengan cepat mendongak dan melihat pria tersebut. Ia terkejut dengan pria yang ada dihadapannya ini. Bagaimana ia bisa tahu kalau dirinya ada disini?









































"Lo?"

💥

Duh gais maaf banget yaaaa updatenya lama pasti udh pada nungguin yak? *geer banget authornya* hehehe maafin yaa. Soalnya author juga sibuk buat nyelesain cerita syebelah tuh yg si Andrew Barrington si pyscho kesayangancu.

Oke don't forget to comment and vote. Salam dari author terterter😎✌

@tunanganmanurios ⬅follow akun ini thancu💕💕💕

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

@tunanganmanurios ⬅follow akun ini thancu💕💕💕

Finesse (1) {Completed}Where stories live. Discover now