RMdM 09 - Becaused

Start from the beginning
                                    

"Tidak perlu berpikir terlalu keras. Meskipun tidak datang, aku tetap akan menikahimu. Dia juga bukan hal yang penting."

Ketulusan dari ucapannya yang berpadu dengan senyuman manis menenangkan hati El seketika. Wanita yang sedang terbalut gaun santai bercorak floral tersebut tanpa ragu mengangguk dan menarik kedua ujung bibirnya, membalas senyuman prianya.

"Sampai bertemu besok di hari bahagia kita. Tidurlah dengan nyenyak malam ini, Queen. Kau perlu istirahat cukup dan berkualitas." Pucuk rambut pirangnya di acak asal oleh pria di depannya. Mereka sudah berdiri di sebelah pintu mobil yang terbuka ke atas.

 Mereka sudah berdiri di sebelah pintu mobil yang terbuka ke atas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Karena besok kau harus aku kurung di atas ranjangku seharian. We must have sexs all day. Just us. Just you and me," tambah pria itu lalu mendaratkan kecupan hangat di keningnya. Sarat akan kehati-hatian dan kasih sayang.

"For God shake! Bagaimana bisa aku mulai beristirahat dan mendapatkan kualitas yang bagus jika kau saja masih mencium keningku terlalu lama?" Suara bernada judesnya menjauhkan kesan melakoli yang terasa beberapa saat lalu.

"Apa kau ingin menginap? Pertanyaannya dijawab oleh gelengan. Berarti pria ini tidak sedang ingin menginap.

"Aku hanya terlalu senang. Ya sudah, pergilah. See you tomorrow on Altar, my Queen." Dan jarak tubuh mereka pun menjauh, saling berpisah satu sama lain.

Barangkali pernikahan ini akan berbeda dengan acara pada umumnya. Tidak ada keluarga besar, tidak ada kerabat bahkan ayah dari mempelai wanita yang akan mengantar ke altar pun tidak ada.

Queen Lexie Elizabeth, jika menilik dari namanya, sudah pasti semua orang akan mengira dia keturunan kerajaan Inggris. Namun naas, dia tidak lebih dari seorang wanita sebatang kara yang tidak pernah bertemu orangtuanya sedari kecil. Besar di lingkungan panti dan bekerja di kelab malam. Dia hanyalah El.

Kontras dengan seorang David Latrevo Debendrof, pria muda yang berhasil meraih gelar magister-nya di usia 22 tahun itu, memang sengaja tidak mengundang siapapun. Tidak kakaknya, temannya, apalagi ibunya. Mana sudi pria itu mengundang pembunuh.

***

Suara sayup-sayup tertangkap oleh telinganya. Ada suara dari beberapa orang yang seperti kesenangan, ada pula yang seperti menahan histerisnya di lantai delapan apartemen lusuhnya ini.

Lusuh bukan berarti kotor, mengingat bangunan apartemen ini memang sudah dimakan usia. Dia berdiri sejak setengah abad yang lalu.

Bukan tidak ingin mendapatkan tempat tinggal yang bagus dan apik, tapi rasanya itu agak sulit mengingat pemasukannya pun tidak banyak sebagai pelayan malam.

Hidup di lingkungan panti dengan saudara berbeda orangtua membuatnya harus keluar dari sana saat usianya memasuki 17 tahun. Dia sadar, usianya sudah cukup untuk memulai kehidupan di luaran. Alhasil, di sini lah dia, menjadi seorang pelayan kelab malam hampir dua tahunan. Namun sebelum mengenal kelab, dia sempat bekerja di butik sebagai pramuniaga.

Reuni Mantan di Manhattan #ODOCtheWWGWhere stories live. Discover now