Episode: Loop (4)

1.3K 128 1
                                    

Rion memarkirkan mobilnya sambil melirik Vale. Gadis ini masih saja kepikiran dengan hal-hal tidak penting seperti itu. Membuat Rion akhirnya berdehem untuk menyadarkan Vale dari lamunannya.

"Gak usah ngusir gue, mendem bentar aja kenapa sih?"

Nah. Dosa apa lagi Rion kepada Vale? Kenapa sahabatnya ini mendadak menjadi ketus kepadanya? Memangnya dia melakukan kesalahan apa semenjak tadi mereka memulai pembicaraan sampai sekarang.

Vale berdecak ketika membuka notifikasi hapenya. Masih saja ada cowok-cowok tidak penting itu yang ingin mengajaknya keluar. Untuk melakukan hal tidak senonoh tentu saja.

Kurang apa Vale? Pakai pakaian sopan sudah. Ramah sebisa mungkin sudah. Menjaga pergaulannya juga sudah. Sampai tutur bicaranya yang lembut juga sudah dia jaga. Masih saja cowok-cowok itu mengganggunya.

Bahkan pernah, Vale mengunggah foto hijab sebagai tampilan profile picturenya. Tetap saja ujungnya ada yang mengajaknya bermalam ke salah satu hotel atau apartement cowok. Dunia sudah gila memang.

"Ya, udah. Mumpung kita berdua doang, gue kasih tau pendapat gue nih..." Rion menyerah, nada suaranya berubah menjadi lebih berat dan dalam juga kalem disaat bersamaan

Vale sampai menoleh dengan antusias. Sumpah dia penasaran. Tidak mungkin kan dia mendapatkan tempelan jin atau sebangsanya yang membuat cowok-cowok tidak benar itu mendekat. "Baik banget sih temen gue yang satu ini..."

"Tapi ini pendapat gue ya..." cowok itu berdehem kembali dan menyandarkan tubuhnya sambil menatap Vale. Grogi sendiri karena harus mengungkapkan kesan pertama kali saat dia bertemu Vale dulu.

Tunggu. Kapan Rion pertama kali bertemu Vale?

...

Tiga tahun yang lalu. Rion baru saja memarkirkan mobilnya berjarak 50 meter dari gedung kampusnya. Kuliah pagi membuat Rion terpaksa bangun karena dosennya terkenal galak. Minggu lalu Rion hampir dikeluarkan dari kelas dan mata kuliahnya karena tidak memperhatikan.

Rion mengambil duduk di dekat temannya yang baru saja dia kenal. Namanya Ardi, sudah menelungkup dengan hoodienya. Minggu lalu Ardi juga bernasib sama dengan Rion. Dan lebih gilanya, semalam dia malah menemukan cowok ini di kemang. Kemang, kemang. Kemang.

"Eh, misi. Sini kosong?"

Ardi mengangkat wajahnya. Beberapa detik dia menyipit dan mengangguk setelahnya mempersilahkan salah satu cewek yang kemudian duduk begitu saja di sebelah Ardi.

Tidak ada yang bicara selama perkuliahan sampai akhirnya dosen killer itu mengatakan untuk membentuk kelompok. Tugasnya harus diselesaikan dalam waktu satu minggu dan jadilah, Ardi tidak ingin repot juga Rion yang sama saja malasnya memutuskan untuk masuk ke kelompok yang mau menerima mereka saja.

Kalau masih masa awal perkuliahan begini, biasanya kelompoknya dibagikan dosen. Dan benar saja, Rion juga Ardi beserta dua orang gadis di sebelah mereka menjadi partner satu kelompok.

"Gue minta kontak lo, dong..." salah satu gadis yang berambut hitam itu menodong Ardi

Ardi berdecak, "Aturan tuh tanya nama, baru minta kontak. Barbar banget..." tapi cowok itu memasukkan nomor ponselnya pada ponsel si cewek tadi. "Nama lu siapa?"

"Nia..."

"Sebelah lo..." Tanya Ardi dan membuat Rion mengalihkan pandangannya

Butuh beberapa detik lamanya untuk kedua laki-laki itu menyadari keberadaan mereka dan kemudian bertanya kembali untuk mengulang lebih jelas

"Vale..." gadis itu tampak tidak peduli dan kembali memainkan ponselnya

"Kabarin aja nanti tugasnya gimana..." ujar Ardi kemudian menarik dirinya dan Rion dari hadapan kedua gadis tadi, "Anjir, rejeki apaan gue semalem sekelompok sama dua anak begitu..."

Rion menganggukkan kepalanya, Nia juga Vale membuatnya berpikir sejenak. Kalau kedua anak cewek itu bisa membuatnya terpana beberapa saat, kenapa Rion tidak menemukan mereka dari kemarin-kemarin?

Tidak menyesal Rion datang kuliah pagi-pagi walaupun merelakan jam tidurnya karena menemukan dua anak gadis yang benar-benar mendekati tipe idealnya. Mereka satu jurusan? Ya, Tuhan. Nikmat mana lagi yang Rion dustakan? Kebanyakan nikmat kurang dilaknat yang benar.

IPWhere stories live. Discover now