Episode: Consequences (8)

1.2K 139 2
                                    

Setelah perdebatan alot Kanaya dengan Jonas yang memaksa menjemputnya, akhirnya gadis itu naik juga ke dalam mobil Jonas dan dia mengerjap beberapa kali meyakinkan pandangannya.

Jonas dengan seragam sekolah yang sama persis dengan milik adiknya. Kanaya kembali merasa familiar dengan Jonas. Tapi sayangnya ingatan deadline pekerjaan mengalahkan ingatannya tentang Jonas.

"Lo satu sekolah sama adek gue, ternyata..." Kanaya menganggukkan kepalanya, "Tau gitu kenapa gak barengin dia aja, sih?"

Cowok itu meringis melirik Kanaya yang sudah memandangnya tajam. Dia tertawa beberapa kali, "Kan gue gak tau adek lo yang mana..."

"Kan bisa lo tanya namanya..."

"Lagian lo juga gak bilang adek lo sekolah dimana"

Kanaya mencibir. Dia merogoh tasnya dan mencari ponselnya. Shafiya sudah pulang dengan selamat menggunakan angkot. Kanaya langsung merasa bersalah kepada adiknya. Adik kecilnya yang lucu pulang dengan angkot? Begitu-begitu dia sayang Shafiya. Bahkan Kanaya sering mimpi menggendong Shafiya yang masih bayi walaupun mereka hanya berjarak tiga tahun.

"Mau makan dulu, gak?"

Kanaya menggelengkan kepalanya, "No!" Perempuan itu menoleh kepada Jonas, "Pulang aja langsung. Beli nasi goreng aja dibungkus kalo laper. Sekalian gue mau beli martabak mesir..." lalu perempuan itu bersenandung

Jonas meringis. Padahal dia mau mengajak Kanaya ke kafe yang sedang hits di kalangan selebgram. Jonas mau mengatakan cinta sebelum Kanaya mengajak perang dirinya kalau perempuan itu sudah ingat siapa Jonas atau kalau-kalau Shafiya memergoki mereka berdua. Paling tidak, dia sudah pernah mendapatkan status sebagai pacar Kanaya.

"Eh, Jo. Lo jomblo gak?"

Ketiban duren runtuh! Jonas langsung senyum sendiri mendengar pertanyaan Kanaya, "Iya... Kenapa?"

"Kebetulan!"

"Iya..." sahut Jonas sama antusiasnya dengan Kanaya yang sekarang sudah cekikikan, "Lo juga, kan?" Katanya bersamaan dengan Kanaya yang mengatakan

"Kebetulan adek gue juga jomblo, Nas!" Ucap gadis itu dengan antusias

Jonas melotot seketika. Demi apa?! Kanaya kenapa kepikiran menjodohkan dirinya dengan Shafiya kalau jelas-jelas selama ini dia sedang mendekati Kanaya. Benar-benar perempuan ini. Jonas sejak pertama kali bertemu Kanaya juga tidak pernah menyangka kalau Kanaya bisa bersikap aneh. Tapi ini paling aneh!

Perempuan itu sudah sibuk menscroll layar ponselnya dan kemudian berbicara panjang lebar tentang adiknya. Kanaya sama sekali tidak menyadari perubahan mood Jonas yang tiba-tiba diam.

"Jon..." Panggil Kanaya karena akhirnya menyadari Jonas dia mencengkram kemudi mobilnya, "Kalo lo gak suka, ya gak gue comblangin kok... Sorry ya..." katanya dengan nada bersalah

Jonas mendengus, "Nay, lo sebenernya sadar gak sih?"

"Huh?" Kanaya memiringkan kepalanya menatap Jonas yang sudah menghentikan mobilnya

Cowok itu menggaruk kepalanya, kembali membuang muka tapi akhirnya menatap Kanaya pada akhirnya, "Nay, lo pikir gue selama ini ngapain tiba-tiba lo comblangin gue sama adek lo, Nay?"

Kanaya mengerjap

"Gue tuh pdkt ke elo sadar gak sih? Apa lo sengaja?!"

Kanaya memundurkan tubuhnya. Jonas tiba-tiba marah kepadanya. Dia saja tidak mengerti kalau Jonas mendekati dirinya. Karena memang Kanaya sedang tidak berpikiran untuk mencari laki-laki sebagai kekasih, makanya dia tidak menyadari ada orang-orang yang mendekatinya. Sekeras apapun orang itu mendekatinya.

"Apa lo selama ini udah tau kalo gue yang ngebully adek lo makanya lo mainin gue?!"

Alis gadis itu menyatu. Teringat sesuatu, dia menganga kemudian kembali mengatupkan bibirnya. Pantas saja dia merasa familiar dengan Jonas. Ternyata cowok itu yang membully Shafiya. Cukup. Kanaya mau turun dan mencari taksi online.

"Tapi lo gak tau kan gue udah gak kayak gitu sekarang, Nay. Shafiya udah aman sekarang. Please lo---"

"Stop!" Kanaya berkata dengan cukup keras. "Gue mau turun..."

"Gak bisa!" Jonas menahan lengan perempuan itu.

Kanaya meronta mencoba melepaskan diri. Memang dasar badannya kecil jadi sulit melepaskan diri dari Jonas yang sudah memegangi pergelangan tangannya dengan kencang, "Ih, Jonas! Lepasin!"

"Lo jawab dulu! Lo sengaja kan?!"

"Gak!" Jawab Kanaya dengan cepat, "Gue gak tau tuh kalo lo yang bully Shafie gue! Kalo gue tau terus inget, dari awal gue gak mau ngomong sama lo!"

Jonas mengendurkan pegangannya. Dia melihat kemarahan di mata Kanaya dan membuatnya entah kenapa merasa bersalah dan tersakiti bersamaan

"Sekarang karena gue udah tau, mending lo turunin gue sekarang! Gue gak mau ketemu lo lagi..."

Cowok itu menggelengkan kepalanya, "Maafin gue, Nay..."

Kanaya berdecak membalikka  tubuhnya mencoba membuka pintu yang masih terkunci, "Nas, buka!"

"Maafin dulu..." pinta Jonas dengan lemah

"Ck! Kalo gak buka, anterin gue balik. Ntar gue pikir-pikir mau maafin lo apa gak!" Kanaya menghempaskan tubuhnya ke jok begitu saja

IPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang