Part 19 - Tears and Laughter

Mulai dari awal
                                    

Kemarin pun, mamanya Jungkook itu berkali-kali mengusap kepala Soeun. Mulutnya tidak pernah berhenti untuk memuji Soeun dan mengatakan  pada Misun betapa beruntungnya Misun memiliki putri seperti Soeun. Ah, andai mamanya Taehyung juga bisa seperti itu padanya, keluhnya, tapi rasanya tidak mungkin. Setelah diselamatkan Taehyung dari Jinwoo di Daegu, Soeun tidak sempat pamit pada mertuanya karena Taehyung langsung membawa Soeun ke rumah paman Jungtae, sementara Taehyung pamit pada keluarganya seorang diri tanpa membawa Soeun.

"Kenapa aku nangis?" tanyanya sambil menyeka airmatanya yang barusan menetes. Soeun segera menghapusnya saat dilihatnya Taehyung masuk kamar usai mandi. Ia hanya memakai celana khakis hitam lalu pergi ke lemari untuk cari pakaian yang bakal dipakainya hari ini.

"Aku suruh kau buang baju itu, bukan menyimpannya," geram Taehyung yang membuat Soeun kaget karena Taehyung berdiri dibelakangnya. "Baju ini mahal, sayang kan baju mahal dibuang," balas Soeun kesal. Untuk bocah kaya seperti suaminya itu gampang sekali buang sesuatu yang tidak disukainya.

"Seberapa mahal, aku ganti," bisik Taehyung tajam.

"Kita sedang berhemat, kenapa kau perlu mengantinya,"

Taehyung membalikkan tubuh istrinya itu ke arahnya. "Jadi maksudmu, karena kita sedang berhemat, kau bebas menerima apapun dari laki-laki lain?"

Soeun terdiam sejenak. "Ceritanya gak seperti itu," protesnya.

Taehyung yang terlihat kesal memegang kedua bahu Soeun dan menarik yeoja itu ke arahnya. Sentuhannya lagi-lagi membuat Soeun merinding. "Lalu ceritanya seperti apa? Apa kau yang memintanya, hah? kau bilang pada dia, aku tidak bisa membelikanmu baju baru karena kita sedang berhemat? Dan sekarang, kau sengaja menyimpannya agar bisa menjadi kenangan untuk kalian, setelah kalian nikah nanti,"

"Heh?" Soeun menatap bingung. "Kau bilang apa?" tanyanya heran.

"Lupakan," Taehyung menyibak rambut halusnya dengan perasaan jengkel. Kenapa ia harus bicarakan soal mimpi buruknya. "Ambilkan bajuku," perintahnya. Soeun dengan kesal langsung berjalan ke arah lemari, memilihkan kemeja kotak-kotak biru yang cocok untuk celana khakis yang sudah dikenakan Taehyung. "Pakaikan," kata Taehyung lagi sambil menyerahkan kembali baju yang diberikan Soeun.

"Jangan bercanda, kau punya tangan sendiri,"

"Pakaikan," ulang Taehyung. Soeun menatapnya sejenak, tidak terlihat Taehyung sedang bercanda menyuruhnya begitu. "Ish," dengan kesal Soeun merampasnya dan membuka kancing kemeja itu satu-persatu lalu memakaikannya ke tubuh namja itu.

Dipasangkannya kembali satu persatu kancing kemeja itu lalu Taehyung mengadu kepala dengan kepalanya yang lebih rendah posisinya. "Apa aku sangat menyebalkan sampai kau tidak ingin menatapku?" tanya Nampyeonnya.

Soeun tak tahu harus menjawab apa. Ia kemudian mendongakkan kepalanya, hingga kini bisa melihat mata Taehyung yang biasa menajam, kini menatap lembut. Taehyung menempelkan lagi keningnya ke kepala Soeun. Tidak ada yang bicara satupun. Hanya keheningan yang terasa.

"Mianhae," ucap Taehyung. "Aku salah karena bantah hal yang sebenarnya memang terjadi, tapi aku bersumpah, aku tidak bersentuhan dengan Maki meski kami satu kasur. Aku menjatuhkan diriku saat aku menyadari dia disampingku, lalu aku marah pada Minjae dan Seungyoon. Aku keluar dari kamar sampai Maki dikeluarkan dari sana,"

Soeun hanya terdiam dengan mencerna semua penjelasan Taehyung. "Yeobo," suara Taehyung melemah. Terdengar isakan dari suaranya. "Apa disini, hanya aku yang berusaha untuk pertahankan rumah tangga kita, yang sebenarnya tidak harmonis ini. Kita sama-sama mudah terpancing emosi, sama-sama memenangkan ego. Aku khawatir dengan kondisi rumah tangga yang seperti ini berujung pada perpisahan, apa kau tidak mengkhawatirkannya, yeobo?"

LOVE ME RIGHT [KTH ❤ KSE ❤ JJK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang