•Part Eight•

Mulai dari awal
                                    

"Iya udah nih. Untung aja tadi gue beli baju dulu beberapa sama kacamata juga, lo bawa ga?"

"Ih puguh gue mau pinjem kacamata ke lo. Untung aja lo udah beliin--"

"Eh apa-apaan?! Gajadi! Gue pinjemin aja"

"Ya elah buat abang lo sendiri"

"Bodo amat"

💥

Kini Beatriz telah menginjakkan kakinya di Bali. Senang rasanya sekolahnya pertama kali studytour ke Bali. Bahkan yang lebih menyenangkannya lagi hanya angkatannya yang studytour, untuk kelas 12 mereka siap-siap untuk ujian nasional dan yang kelas 10 mereka studytour ke Yogyakarta.

Beatriz dan ketiga temannya langsung pergi ke kamarnya mereka.


Cukup mewah, ada dua king size, TV, meja, lemari baju dan kamar mandinya pun lumayan. Beatriz segera mengganti bajunya dengan jumpsuit model halter romper berwarna havy blue dan juga memakai jam tangannya berwarna putih.

Tak lupa ia memakai lotion dan sunblock. Ia pun memakai topi dan kacamata hitamnya juga membawa tas yang ia kesampingkan, setelah merasa dirinya ia dan teman-temannya pun keluar dan berkumpul di depan hotel.

Beatriz, Tasya, Amel dan Lauren kini menjadi pusat perhatian. Bukan mereka saja tapi Lissa, Rossie, Jeni dan Jilly juga samanya. Beatriz melihat kakaknya yang asik mengganggu Lissa, ia hanya bisa menggeleng-geleng melihat kelakuan abangnya.

Darrel sangat terpesona dengan kecantikan dan keeksotisan Beatriz yang memancarkan dirinya. Seakan-akan dia baru saja melihat Dewi cantik yang turun dari Surga. Babams pun menepuk pundak Darrel,

"Rel, samperin sonoh."

"Ngga jangan sekarang, gue gabisa. Lagian ada abangnya tuh" ucap Darrel sambil mengangkat dagunya menunjuk Bryan yang berdiri dekat Beatriz sambil mengacak rambutnya. Beatriz menggembungkan pipinya dan mencubit pinggangnya Bryan sampai ia meringis kesakitan,

"Oh gitu. Iya yah susah dapet lampu ijo dari dia" ucap Babams.

"Nah itu lo tau" cibir Darrel,

"Tapi cinta lo besar kan? Berjuanglah"

Darrel tak menanggapi ucapan Babams. Ia melihat kini Babams sedang asik bicara dengan Amel, Dilan yang bucin dengan Lauren dan Randy yang sedang bercanda dengan Tasya sementara Beatriz sedang berdiri sendirian tak jauh darinya. Darrel baru berjalan beberapa langkah tapi ia langsung terhenti karena ia melihat Dyto datang tiba-tiba dan mengajaknya berbicara. Ia kalah cepat dengan Dyto.

Kesal rasanya melihat Beatriz yang tertawa karena candaan Ivan. Darrel tahu Dyto menyukai Beatriz. Mungkin nanti Beatriz akan menyukainya juga. Tidak, itu tidak akan terjadi. Beatriz hanyalah milik Darrel seorang.

Mereka pun kembali menaiki bus dan memulai perjalanannya. Pukul 4 sore kini mereka telah kembali, guru-guru mengizinkan mereka untuk pergi kemanapun dan sebelum pukul 7 mereka harus sudah kembali ke hotel untuk makan malam.

Beatriz sudah membeli banyak barang, begitupun ketiga temannya. Mereka kini berencana untuk pergi ke pantai Kuta yang memang jaraknya dekat dengan hotelnya mereka. Beatriz merasa sebal karena kini ia menjadi nyamuk, tapi juga senang karena ia bisa melihat pemandangan indah.

"Woi bro, it's time!" ucap Dilan diteleponnya. Lauren tersenyum geli dan ia pun menggenggam tangan Dilan.

"Indah banget" gumam Beatriz.

"Iya indah, seindah dan secantik kamu" ucap seorang pria. Beatriz pun menengok ke arah sampingnya. Pria itu tersenyum tampan dan kini berjalan ke arahnya.

💥

Don't forget to comment and vote. Salam dari author terterter😎✌

@tunanganmanurios ⬅follow akun ini thancu💕💕💕

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

@tunanganmanurios ⬅follow akun ini thancu💕💕💕

Finesse (1) {Completed}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang