星と夜 ▪ Chapter 5 ▪

764 127 6
                                    

Pagi ini Ny. Jung tidak akan langsung pergi bekerja.

Dia memilih mengantarkan Soonyoung terapi. Tak ada yang lebih penting dari kesehatan Soonyoung.

Sedangkan dirumah ada Yerin. Gadis itu harus homeschooling, padahal jujur saja dia juga ingin mengantar oppanya.

"Yerin diam dirumah dan belajar yang baik oke? Eomma dan Oppamu akan pulang nanti siang, jangan nakal." Pesan Ny. Jung sebelum masuk kedalam mobil.

Yerin diam sebentar diteras. Menatap mobil eommanya yang mulai menjauh.

Setelah mobil keluar gerbang, Yerin kembali masuk lalu menutup pintu rumahnya.

Sekarang sepi.

Dulu, oppanya hanya terapi di klinik yang tak jauh dari sini. Saat Yerin selesai belajar pun oppanya sudah ada dirumah.

Tetapi sekarang karena lokasinya lumayan jauh, itu membutuhkan waktu perjalanan yang lama.

Artinya Soonyoung akan pulang siang.

▪❤▪

Ny. Jung mengambil handphonenya yang berbunyi. Itu karyawannya.

"Yeoboseo? "

"..."

"Nde. Kau urusi saja semuanya. Minggu ini saya tidak akan masuk"

"..."

"Kau urusi saja. Saya serahkan semuanya, jadi lakukan dengan benar dan jujur"

"..."

"Saya masih ada urusan"

Pip..

"Eomma bicara dengan Yoru?" Tanya Soonyoung.

Ny. Jung tertawa. "Wah.. Soonyoung rindu Yoru ya? Padahal sampai saja belum."

Soonyoung cemberut dan mengangguk lesu. "Soonyoung- ie rindu Yoru. Soonyoung- ie sayang Yoru."

Ny. Jung hanya tersenyum. Dia baru tahu ternyata kedua anaknya sangat saling menyayangi.

Semoga begitu sampai mereka dewasa nanti.

▪❤▪

Suara gesekan antara pensil dan kertas terdengar diruangan bernuansa kuning ini.

Dikamarnya, Yerin menggambar dalam keheningan.

Kegiatan belajarnya sudah selesai sedari tadi.

Sangat membosankan.

Yerin menatap hasil karya menggambarnya dengan wajah lesu.

Bosan.

Gadis tak merubah raut wajahnya yang cemberut sejak tadi.

Dia menaruh pensil dan memutuskan untuk turun menuju belakang rumah.

Sepi.

Biasanya dia dan oppanya akan main atau bercerita disini.

Ah.. membosankan.

Yerin menbalikkan tubuhnya, dan melangkah menuju sofa.

Dia menyalakan TV dan menonton doraemon.

"Ah, ini film kesukaanku dan oppa. Aku jadi rindu oppa."

Sekali lagi, Yerin mematikan TV. Dia jadi bingung harus melakukan apa.

Matanya menangkap jam dinding yang masih diam diangka 12. Sebentar lagi. Satu jam lagi, tetapi rasanya jarum jam itu bergerak dengan sangat lambat.

Yerin kembali lagi ke kamarnya diatas. Dia keluar balkon dan duduk dikursi.

Dari sini dia bisa melihat luar dan halaman rumahnya. Disebelah kiri, bisa terlihat taman yang kemarin dipakai dia dan oppanya bermain ayunan.

Ditaman itu ramai sekali dengan anak- anak.

Yerin melangkahkan kakinya ke kiri. Memperhatikan taman itu.

Tak jauh dari taman tersebut, berdiri gedung sekolah. Seharusnya dia sekolah middle school disana.

Sudut bibir Yerin terangkat. Dia jadi ingin bersekolah. Pasti sangat seru.

Gadis itu tiba- tiba membayangkan dirinya dan oppa sekolah disana. Tapi itu jelas tak mungkin.

"Kenapa oppa harus autis?" lirih Yerin.

Segera setelahnya, dia memukul- mukul kepalanya sendiri. "Aku ini bicara apa? Tidak tidak. Aku tidak boleh bicara begitu. Tapi... aku ingin sekolah."

Dengan lesu dan wajah cemberut, Yerin berjalan kembali ke kursi. Menatap halaman depan rumahnya. Menunggu gerbang yang masih tertutup itu terbuka.

Tin.. Tin..

Mata Yerin langsung melebar. Baru saja dia memikirkan ha itu, mobil eommanya sudah terihat.

Gadis itu segera bangkit dan melihat kebawah. Eommanya nampak sedang turun untuk membuka gerbang.

Senyum Yerin kembali terlihat, dia langsung berlari kebawah dengan lincah dan semangat. Tepat sampai dipintu, eomma dan oppanya sudah berdiri diteras.

"Oppa~ " Yerin memeluk oppanya erat.

Soonyoung mmembalas. "Yoru. Soonyoung- ie bosan disana. Tidak ada Yoru."

"Oppa tahu, Yoru lama menunggu disini. Tidak ada oppa tidak menyenangkan. Oppa lama sekali. Uh, pabbo!" Cerocos Yerin.

Ny. Jung menggelengkan kepalanya. "Sudah, kalian masuk. Eomma akan buat kue."

"Yoru, Soonyoung- ie tadi melihat pesawat mainan dari kertas. Bagaimana membuatnya? Yoru bisa? Soonyoung- ie ingin pesawat kertas."

"Oh.. itu mudah sekali. Yoru bisa buatkan untuk oppa. Kajja!" Ujar Yerin sambil menaiki tangga menuju kamarnya.

Dia mengambil kertas origami dan spidol warna- warni. Mereka lantas pergi kebelakang rumah.

Angin yang berhembus perlahan membuat suasana menjadi sejuk.

Masih memeluk boneka singanya, Soonyoung duduk menghadap adiknya.

"Pertama, oppa tulis nama oppa dikertas ini. Lihat Yoru, nde?"

Yerin menuliskan nama Soonyoung dikertas origami. "Setelah itu dilipat seperti ini."

Soonyoung didepannya hanya mengikuti gerakan tangan adiknya dengan wajah polos.

"Wah!! Soonyoung- ie bisa. Pesawatnya jadi! Asyik.. Yoru, Soonyoung- ie ingin buat lagi."

"Bagus sekali, oppa. Ayo buat yang banyak, oppa. Nanti kita bisa terbangkan."

Dengan senyum lebar, Soonyoung mulai menghabiskan kertas origami untuk membuat pesawat kertas.

Tak lama Ny. Jung datang membawa nampan dengan kue buatannya. Serta segelas susu segar. Dia ikut duduk diantara kedua anaknya.

"Eomma boleh bergabung?"

"Boleh, eomma. Wah.. sekarang ada eomma. Jadi~ " Soonyoung mengeluarkan lidahnya sambil berusaha menulis nama dirinya.

Ny. Jung dan Yerin memperhatikan tangan Soonyoung yang masih kaku menulis.

"Jadi!! Lihat eomma!"

Ny. Jung membaca tulisan buruk anaknya.

Eomma, Soonyoung- ie, dan Yoru

Senyum menghiasi bibir ketiga orang itu. "Yerin, kau harus sayang dan jaga oppamu sampai dewasa nanti ya?"

Yerin mengangguk mantap.

"Soonyoung, kau juga sayangi dan jaga Yoru ya? Sampai Soonyoung dewasa."

"Soonyoung- ie memang sayang Yoru." ujar Soonyoung, dia berdiri dan berjungkit- jungkit sambil memeluk boneka singanya.

TBC..

 √ [SEASON 1] 星と夜 (Hoshi to Yoru) || Hoshi & Yerin FFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang