•THIRTY ONE•

176K 10.8K 353
                                    

🎼 and i will make sure to keep my distance, say i love you when you're not listening 🎼
___________

Amsterdam, 7 tahun kemudian.

"Huaaa! Mommy!" suara tangisan batita berumur 2 tahun itu memenuhi rumah.

Indy tampak bingung dengan keadaan anak perempuannya yang sedari tadi terus menangis.

Berkali- kali ia menelpon suaminya, namun tidak di angkat. Akhirnya ia memutuskan untuk menelpon Kamila.

"Halo, Mil! Aduh, lo kesini deh buruan! Ini Kesha dari tadi nangis terus, badannya panas." ucapnya di telpon.

"....."

"Iya! Iya! Buruan ya Mil! Bye!"

Klik. Sambungan di putuskan. Indy menghembuskan napasnya lega, saat mengetahui Kamila akan datang ke sini untuk memeriksa keadaan anaknya.

Anak? Ya, Indy sudah menikah 2 tahun yang lalu dengan kakak tingkat di kampusnya yang kebetulan juga berasal dari Indonesia, namanya Fandy. Dan kini, mereka sudah dikaruniai seorang anak perempuan bernama Kesha.

Ting nong!

Suara bel rumah Indy berbunyi.

Itu pasti Kamila. Segera Indy berjalan membuka pintu rumah.

"Eh, ayo Mil masuk!" seru Indy sambil berjalan memasuki rumahnya diikuti Kamila.

"Huaaa! Huaaa!" suara tangisan Kesha membuat Kamila mempercepat langkahnya menuju kamar ponakannya itu.

"Aduh, kenapa ini ponakan aunty hm? Cup cup cup, jangan nangis ya eca," ucap Kamila seraya menggendong Kesha lalu menenangkannya.

"Badannya panas banget Kak, udah lo kasih obat?" tanya Kamila pada Indy yang sedang berdiri memperhatikan dengan raut wajah cemas.

"Belum sih, gak sempet Mil, dia nangis mulu, mana Mas Fandy gue telpon gak ngangkat." gerutu Indy.

"Yaudah lo gendong dulu nih Keshanya, gue mau ambilin kompres sama obat dulu ya."

Indy mengangguk lalu mengambil Kesha dari gendongan Kamila.

                       -•••-

Ting nong!

Suara bel rumah Indy kembali terdengar. Setelah pintu dibuka, nampak Mama dan Fandy berada di depan pintu.

"Loh Mama? Sama Mas Fandy kesini?" tanya Indy pada Mamanya.

"Iya, Kamila bilang, Kesha sakit. Emang bener?" tanya Mamanya.

Indy mengangguk lalu menatap Fandy sebal.

"Kenapa telpon aku gak diangkat?" tanyanya dengan nada dingin.

"Iya, maaf ya Ndy, tadi aku abis sholat, terus hapenya aku taro di meja. Jadi gak tahu kamu nelpon." balas Fandy dengan nada menyesal.

Tatapan Indy melunak.

"Yaudah gak papa. Yuk masuk." ucapnya kemudian.

Kamila keluar dari kamar Kesha dan menutup pintunya pelan.

"Kesha udah tidur abis gue kasih obat tadi. Dari kapan kak dia badannya panas?" tanya Kamila pada Indy setelah menyalami tangan Mamanya.

"Kemarin sih cuma batuk pilek, sekarang jadi demam." balas Indy.

"Yaudah gak papa, udah agak mendingan kok tadi setelah gue kompres. Paling daya tahan tubuhnya lagi menurun aja Kak, makanya sering sering kasih vitamin sama madu." ucap Kamila menasehati.

Vinkaحيث تعيش القصص. اكتشف الآن