25

923 190 82
                                    

[ WENDY ]


Beberapa hari ini aku tersadar bahwa teknologi semakin maju dan canggih. Iya, aku tahu aku sangat terlambat, tapi bukankah hebat, dengan teknologi, kita bisa menjangkau orang di seluruh dunia? Aku tidak ingat diriku sebelum bertemu dengan teknologi.

Seperti sekarang saja aku sedang melakukan music video shooting menggunakan kamera video canggih milik Hoseok. Teknologi bisa mengatur cahaya, suara, gerakan, dan sudut pandang yang sempurna.

"Ya, cut!" seru Hoseok menandakan berakhirnya sesi shooting di Café Hometown.

Dengan terburu-buru, Yeri menghampiriku dan membantuku turun dari panggung tempat aku berdiri. Perempuan yang lebih tinggi dariku itu segera memperbaiki riasanku, "Kerja bagus, Kak Wendy. Silakan duduk dulu."

Sejak pukul tiga sore tadi, seluruh kru untuk pembuatan music video berkumpul di Café Hometown. Kami menghabiskan waktu sekitar tiga jam untuk dekorasi dan mengambil gambar yang pas. Hoseok sang sutradara pun bekerja sama dengan Mark sang manajer café.

"Panas," keluh Suga sambil berjalan menghampiri Yeri. "Aku sudah boleh lepas mantel ini, belum?"

Yeri tertawa kecil, "Sudah, Kak. Sini, biar aku yang bawa."

Suga melepas mantel cokelat tua beserta topi hitam yang di kenakannya. Perannya sebagai detektif mengharuskannya memakai pakaian serba tertutup di musim panas seperti ini. Aku beruntung karena Yeri membuatkan pakaian berupa atasan pendek tanpa lengan dan celana panjang dengan bahan ringan untukku, sehingga aku merasa sejuk.

"Perhatian, kita akan istirahat selama satu jam sebelum menuju lokasi shooting berikutnya," ujar Taehyung bersemangat. "Bagi yang belum merasa lelah, silakan ikut bantu mengangkut peralatan ke dalam mobil."

"Kalian berdua duduk dulu di sini dan istirahat. Kalau mau makan dan minum, sekarang aja," kata Yeri memberitahuku dan Suga. Kemudian perempuan itu melesat menuju mobil untuk menyimpan mantel Suga.

Aku segera duduk di salah satu kursi dan mulai memijat kepalaku. Semua ini terasa sangat cepat dan ajaib. Aku hampir tidak percaya bahwa sebulan lagi aku akan resmi debut sebagai penyanyi.

"Satu Seoul Latte untuk Son Wendy," sebuah suara mengejutkanku dan tahu-tahu aja minuman favoritku sudah berada di depan mata. "Kerja bagus, Wen."

Senyumku langsung mengembang begitu menyadari Mark Tuan lah yang datang membawakan segelas Seoul Latte. Laki-laki itu kemudian duduk di hadapanku, masih mengenakan pakaian kerjanya dari SBS TV, stasiun televisi tempatnya bekerja.

"Mark, terima kasih, ya," ujarku. "Kamu mau meminjamkan café untuk shooting."

"Nggak masalah, Wen. Pelanggan juga senang karena akhirnya bisa melihatmu lagi," balas Mark sambil tersenyum. "Mereka juga akan mempromosikan lagumu begitu rilis, tanpa aku minta."

Aku sempat khawatir Mark tidak akan menerima permintaanku untuk melaksanakan shooting di music video. Tapi ternyata Mark bersikap santai dan justru memberikan kebebasan bagi kami untuk menggunakan Café Hometown.

Beberapa pelanggan juga datang sejak satu jam sebelum shooting agar bisa menjadi cameo yang muncul di music video. Mereka setia berada di Café Hometown selama shooting berlangsung dan maklum jika aku atau Suga melakukan kesalahan.

"Ngomong-ngomong, kenapa kamu mewarnai rambutmu lagi, Wen?" tanya Mark penasaran.

"Ini demi konsep debutku, hehe," jawabku malu-malu. Apa yang dikatakan Mark memang benar, karena aku mewarnai rambutku menjadi cokelat muda sejak dua minggu yang lalu. "Oh, ya. Aku juga sudah punya hasil akhir gambar cover dari single debutku. Tunggu sebentar, aku lihatkan."

Before the Concert ✔️Where stories live. Discover now