9

966 198 31
                                    

[ WENDY ]


Wangi maskulin yang menghiasi setiap sudut mobil sangat kontras dengan penampilan sang pemilik alias laki-laki yang saat ini duduk di sebelahku. Suga, mengemudikan mobil kesayangannya hanya berbalut kaos putih dan celana jeans berwarna hitam.

Aku bisa menyebutnya sebagai mobil kesayangan, terlihat dari bagaimana warna mobil ini begitu mengkilap saat aku melihatnya parkir di depan rumahku. Suga pasti merawat mobil ini dengan begitu hati-hati sehingga tidak meninggalkan lecet sedikit pun.

Saat ini aku dan Suga dalam perjalanan ke sebuah pusat perbelanjaan yang disebut Times Square. Entah apa tujuan Suga membawaku kemari, dia sama sekali tidak memberitahuku.

"Sudah sampai, Wendy," ujar Suga sambil melepas sabuk pengamannya. "Ayo turun."

Aku melakukan hal yang sama dengan Suga. Melepas sabuk pengaman, membuka pintu mobil, dan keluar menyambut udara yang setengah pagi dan setengah siang. Setelah memastikan tidak ada barang yang tertinggal, aku mengikuti Suga masuk ke dalam Times Square.

Baiklah, aku harus bisa berguna bagi Suga. Aku harus membantu Suga hari ini, apapun alasan dia. Karena Suga sudah banyak membantuku selama ini.

"Suga," panggilku kemudian menarik tangannya. "Kita mau cari apa di sini?"

Tidak menjawab pertanyaanku, Suga malah balik bertanya, "Kenapa kamu mau tahu?"

Hmm, aku harus menjawab apa? Tidak mungkin, 'kan, aku memberitahu Suga kalau aku berniat membantunya selama jalan-jalan ini?

"Aku pikir kalau aku tahu kamu mau cari apa, kita bisa keliling lebih cepat," jawabku penuh alasan. "Harusnya hari ini kamu di kantor, 'kan? Semua yang di Century Music pasti membutuhkan bantuanmu."

Kalau tidak salah, hari ini adalah hari pemotretan foto teaser untuk mini album pertama Jungkook. Memang masih ada Hoseok dan Taehyung, tapi kehadiran Suga pasti berpengaruh besar dan baik.

Suga tersenyum tipis dan berkata, "Jadi ingat waktu kita ke Busan berdua, ya? Waktu itu juga kamu sampai mencari restoran di internet untuk kita sarapan."

Tanganku tanpa sadar terangkat dan menutup bibirku. Apa tindakanku ini salah?

"Kita jalan-jalan yang santai saja," lanjut Suga. "Jangan terus-terusan mikir pekerjaan. Nanti kamu bisa stress."

Pernyataan Suga itu berhasil membuatku bungkam. Ah, seandainya aku bisa menjalani hidup dengan santai seperti Suga. Dia benar-benar mengagumkan. Seperti air yang mengalir hanya mengikuti arus.

"Sebenarnya aku ke sini untuk mencari hadiah untuk orang tua dan kakakku," ungkap Suga saat kami baru saja naik eskalator dari lantai dasar ke lantai dua. "Minggu depan aku pulang ke Daegu."

Aku meneguk ludah. Bulan Mei akan datang dalam hitungan hari. Cepat sekali waktu berlalu. Dan aku belum menghasilkan satu lagu pun semenjak meninggalkan Café Hometown.

"Tolong bantu aku carikan hadiah yang pas," ujar Suga kemudian dia tertawa. "Tapi nggak perlu buru-buru. Kita keliling saja setiap lantai."

Sekarang aku jadi mengerti maksud Suga membawaku kemari. Laki-laki yang menjadi Direktur Century Music ini pasti bingung mau memberi barang apa pada keluarganya. Bukan sembarang barang, karena Suga akan pulang setelah tiga tahun menetap di Seoul.

"Orang tua kamu kerja apa?" tanyaku penasaran.

Kami berdua saat ini sudah berada di lantai dua. "Ayahku itu jaksa, kalau Ibu itu pemilik restoran."

"Wah," gumamku tidak tertahankan. "Kalau kakakmu? Eh, laki-laki atau perempuan?"

"Laki-laki," jawab Suga mantap. "Sepertinya kakakku berhenti dari pekerjaannya karena sebentar lagi dia mau menikah."

Before the Concert ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang