His Temptress | 86

120K 10.5K 718
                                    

"Marshall Wellington! Aku akan membunuhmu karena tidak mengabariku hampir dua bulan!!" Elizabeth berkacak pinggang sambil berjalan kearah Lidya dan Ewan yang tengah berjemur di pinggir kolam. Ewan langsung berdiri, dan sebelum ia mengatakan apapun Elizabeth sudah berteriak dengan nada satu oktaf yang lebih tinggi. "Apakah selama ini aku tidak mengajarimu sopan santun?!"

"Lizzie..."

"Lizzie, my ass!" Elizabeth langsung memukul kepala Ewan dengan tas kecilnya lalu memukul pundak telanjang Ewan. "Setelah kau meminta bantuanku untuk membekukan saham Jake, kau malah menghilang tanpa kabar? Dan bahkan tidak datang saat penobatan Charles?!"

Ewan malah tersenyum, memeluk Elizabeth dan mengecup wanita separuh baya itu dengan rasa hormat yang tidak di tutupinya. "You know that I love you, right?"

"Oh iya, dan rasa sayangmu itu tidak akan membuatku melupakan kesalahanmu kali ini, Marshall Wellington." Elizabeth menatap Lidya yang telah membalutkan handuk di sekeliling pinggangnya, sambil tersenyum Elizabeth berkata, "Hanya wanita ini saja yang mampu membuatku melupakan sedikit kesalahan yang kau lakukan."

"Hai, Your—"

Sebelum Lidya sempat menyelesaikan ucapannya, Elizabeth sudah mengangkat tangannya untuk menghentikan ucapan wanita itu. "Panggil aku Lizzie seperti pria nakal ini memanggilku."

"Lizzie kalau begitu," jawab Lidya sambil tersenyum sementara matanya menatap Ewan yang menyengir ketika Elizabeth menyebut pria itu dengan ucapan 'nakal'.

"Good girl!" sahut Elizabeth.

Elizabeth menoleh kearah Ewan dan mengernyitkan alisnya. Dengan tak acuh Elizabeth bersidekap lalu bertanya dengan suara datar, "Apa yang kau lakukan di sini, Marshall?"

"Berjemur. Sun bath? Bercinta? Bercumbu? Apapun kata-kata yang pas, Lizzie. Kami sedang berbulan madu." Ewan menjawabnya enteng. Ia menoleh kearah Lidya dan bertanya dengan polos, "Bukan begitu, sayang?"

"Dia hanya lari dari pekerjaannya, Elizabeth!" Eugene mendadak bergabung dengan sebuah nampan di tangan kanannya. Ia mengangkat alisnya tinggi-tinggi, melambaikan setumpuk berkas di hadapan Elizabeth dan berkata, "Dia mengabaikan dokumen yang kau kirim dua hari yang lalu. Belum lagi dokumen lainnya yang melibatkan Klub di Macau, kerja sama dengan Underground Hongkong dan juga Thailand. Dia mengabaikan semuanya."

"Gene, Kau—" Ewan membiarkan jemarinya terarah kepada Eugene yang tentu saja diabaikan oleh pria itu. Dengan cepat ia menoleh kearah Elizabeth dan tersenyum kecil."Aku sudah membaca sekilas berkas yang kau berikan, Lizzie. Aku hanya membutuhkan sedikit waktu untuk menandatangani berkas itu. Lalu—"

"Oh shut up, Marshall. Lebih baik kau pergi ke ruangan dan mengerjakan pekerjaanmu sekarang juga, atau aku akan memberitahu calon istrimu ini betapa payahnya kau saat mabuk."

Mendengar hal yang sepertinya mampu membuat wajah Ewan berubah, Lidya bertanya dengan perasaan ingin tahu. "Jadi, Marshall pernah mabuk?"

"Sweetheart, kau tidak akan mau tahu bagaimana buruknya calon suamimu ketika sedang mabuk. Dia bahkan bisa—"

"Stop. Stop! Fine, I get it!" Ewan mengangkat tangannya untuk menghentikan ucapan Elizabeth. Ia menoleh kearah Eugene, mengambil berkas yang tadi dibawa asisten pribadinya itu dengan kasar. "Fine. Aku akan mengerjakannya. Satisfied?!"

Eugene tidak menjawab sindiran Ewan. Ia hanya mengendikkan bahu sementara sebelah tangannya mempersilahkan pria itu untuk berjalan di depannya menuju ruangan lain. Sebelum Ewan meninggalkan ruangan, ia menatap kearah Elizabeth dan berkata, "Jangan menceritakan macam-macam kepadanya Lizzie, atau aku akan benar-benar marah kepadamu."

His TemptressWhere stories live. Discover now