His Temptress | 48

134K 12.1K 1.7K
                                    

Marshall... kebohongan yang pernah kukatakan kepadamu hanya satu, dan selalu satu hal itu saja. Kebohonganku adalah... ketika aku mengatakan tidak pernah mencintaimu. [ Day 1891. -Dee-]

"Take off this outfit right now, Agapi mou."

Entah apa yang sedang merasukinya. Lidya menurunkan tali bikininya, berpura-pura hendak membuka atasan baju renangnya. Sementara itu, jemarinya yang lain mengelus perut telanjang Marshall, membentuk gerakan memutar tepat dipusar pria itu. Lidya melengkungkan tubuhnya kedepan dan mengecup dada Marshall, "Kau serius menyuruhku melakukan hal itu?"

"Agapi Mou..." bisik Ewan serak.

Lidya mengelus kembali rahang Ewan, mengecupi pria itu, menggesekkan tubuh bawahnya dengan tonjolan kejantanan Ewan yang sudah menegang. "Mungkin saja aku benar-benar akan melepasnya..."

Ewan tidak menjawab. Ia memejamkan kedua matanya, menikmati gesekan dibawahnya dan jemari mungil yang tengah menggodanya itu. Lalu ia membuka mata, "Take off..."

"Apa aku harus memanggil Bernie untuk membantuku melepas 'this shit outfit' ?" goda Lidya. Ia mencium Marshall, menjilati permukaan bibir pria itu lalu berbisik, "Kau cemburu..."

"Tidak."

"Tidak?" tanya Lidya. Ketika pria itu mengucapkan hal yang sama, ia menegakkan tubuh dan berkacak pinggang. "Kau tidak cemburu? Yakin?"

"Jangan bercanda. Kenapa aku harus cemburu denganmu? Kalau kau merasa kau bisa kembali memanipulasiku-"

Jemari Lidya menekan bibir Ewan untuk menghentikan kelanjutan ucapan yang diketahui Lidya akan menyakitinya. Ia tersenyum kecil kearah pria itu dan berkata, "Marshall, aku hanya bertanya apakah kau cemburu. Karena aku juga tidak akan suka kalau ada wanita lain yang seperti Bernie dan menatapmu dengan pandangan lapar, terlepas dari kesepakatan kita."

"Pertanyaanku yang tadi bukan untuk melemahkanmu, aku hanya bertanya. Kalau kau memang tidak cemburu..."

Lidya menghentikan ucapannya, dan kali ini Ewan yang bertanya, "Kalau aku tidak cemburu?" Ewan mengucapkannya seolah menuntut jawaban dari wanita itu, namun Lidya tidak menjawabnya.

Wanita itu hanya mengendikkan bahu, lalu berdiri dan turun dari pangkuan Ewan. Lidya tersenyum kepada Ewan, mengibaskan rambutnya dengan gaya menggoda yang selalu sanggup membuat kejantanan Ewan menegang. Kemudian Lidya berkata, "Aku akan mencari tahu dengan mencari Bernie yang lain."

"Agapi Mou!"

"Aku akan mencari tahu apakah kau benar-benar tidak cemburu kalau aku berdekatan dengan pria lain." Lidya dengan cepat berjalan menjauhi Ewan, ia melangkah mundur kearah pantai sambil membuka atasan baju renangnya dengan cepat, memperlihatkan dada penuhnya kepada pria itu sambil tersenyum puas. "Bukan hanya kau yang bisa memulai permainan, Marshall."

Tepat saat Lidya membalikkan tubuhnya membelakangi Ewan, dan tepat ketika ombak hendak bergerak kearahnya karena ia terlalu dekat dengan perbatasan air laut, Lidya merasa seseorang memegang kedua dadanya dari belakang, ia tersenyum puas saat tahu siapa pria yang melakukan hal itu.

Ketika ombak bergerak kearah mereka, Ewan memutar tubuh wanita itu kedalam pelukannya sehingga punggungnya yang terkena hempasan air ombak itu, sebelah tangannya masih digunakannya untuk menutupi dada Dee. Ia hampir saja mengeluarkan sederetan kata-kata kasar ketika hempasan ombak itu berhenti. Apa wanita itu sudah gila dengan benar-benar melakukan apa yang diucapkannya?! Ewan tidak serius ketika menyuruh Lidya melepaskan baju renang sialan itu.

His TemptressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang