Nemesis - Wonwoo (2)

1.9K 298 33
                                    

Y/N berjalan lurus dengan tubuh kaku. Matanya enggan melirik atau sekedar memastikan bagaimana keadaan siswa baru dibelakangnya itu.

Baginya, perjalanan ini harus sesegera mungkin ia selesaikan, ia sudah tak kuat lagi menahan nafas. Aura Wonwoo yang begitu gelap dan kuat membuatnya merasa ditarik ke dalam jurang tak berdasar. Udara disekitarnya berubah semasam cuka.

Sial sekali nasibnya, inderanya yang sensitif itu selalu membuatnya berada dalam kesulitan yang terkadang tak bisa diselesaikan dengan cara normal. Ia benci kenyataan kalau orang-orang gelap yang mengikutinya itu kini bertambah banyak.

Ketakutannya yang memancing mereka, ia tahu itu. Hanya saja, menghilangkan rasa takut itu tak semudah membalikkan telapak tangan. Fantasi liar yang berbahaya meracuni otaknya menambah kengerian di dalam benaknya.

"Y/N" ,kata suara itu sambil menepuk pundaknya pelan.

Y/N yang tadinya berkutat dengan ketakutannya melonjak kaget. Tubuhnya terasa lemas, sendi kakinya bahkan tak dapat menahan tubuhnya. Ia terjatuh terduduk, membuat Wonwoo mundur satu langkah dari tempat ia berpijak.

"Wow.. Aku hanya menepukmu pelan dan kau terjatuh? Hanya ini kekuatanmu?" ,Wonwoo menatapnya sambil tersenyum sinis.

"Kau tak tahu apapun" ,Y/N berusaha bangkit tanpa membalas tatapan menyebalkan pria itu. Namun entah mengapa, kakinya terasa begitu mati sampai ia tak bisa mengendalikannya.

Ia menghela nafasnya kasar. "Kejadian lagi" ,gumamnya sambil merogoh saku roknya.

Ia mengeluarkan ponselnya. Jemarinya menekan-nekan layar ponsel, mencari kontak orang kepercayaannya. 'Baka onii-san', nama itulah yang ia cari.

Baru saja ia akan melakukan panggilan kepada kakak tercintanya, kedua tangan itu merangkul dirinya, secara perlahan mengangkat tubuhnya ke udara. Y/N membulatkan matanya, mulutnya terbuka untuk memprotes tindakan Wonwoo, namun-

"Kalau kau tidak bisa berdiri dengan benar, lebih baik tidak protes. Kau ingin merepotkan kakakmu yang sedang ujian, adik macam apa kau?"

Y/N mengatupkan bibirnya rapat-rapat. 'Sial', pikirnya. Baru orang ini saja yang bisa membungkam dirinya bahkan hanya dengan sekali berbicara. Kini ia hanya dapat berdecak sebal sambil membuang wajah.

Tanpa Y/N sadari, aura gelap yang tadinya menyelimuti Wonwoo sedikit berkurang. Entah apa sebabnya, tapi dapat dipastikan Wonwoo sedang berusaha menembunyikan sesuatu.

Bagaimanapun, wanita inilah yang pertama kali berada dalam jarak sedekat ini dengannya, bahkan ibunya.

.

"TINGGAL DI SINI??!!!"

Nyonya Park menutup telinganya. Teriakan anak perempuannya ini memang luar biasa memekakan telinga. Terima kasih pada Tuhan karena setidaknya gendang telinganya masih mulus tanpa luka.

"Y/N, kau ini perempuan, kecilkan suaramu!" ,bisik nyonya Park kesal.

"Tapi ibu..." ,ucap Y/N tak terima. "Di sekitar sini kan banyak tempat kost, bahkan di sekolah ada asrama. Kenapa makhluk itu harus tinggal di sini???", ucapnya sambil menunjuk Wonwoo yang sedang menikmati suguhan di sofa.

Wonwoo yang merasa terpanggil hanya bisa menatap Y/N sinis, kemudian kembali memasukkan biskuit kelapa ke dalam mulutnya. Nyonya Park memukul lengan Y/N pelan karena kesal. "Kemana sopan-santunmu?" ,bisiknya.

Y/N hanya bisa mencebikkan bibirnya kesal. "Bahkan belum genap sehari aku mengenalnya, kenapa dia sudah banyak merepotkanku???" ,gumamnya.

Nyonya Park hanya bisa menghela nafas sambil tersenyum kecil melihat kelakuan anak perempuannya. Tangannya kemudian membelai rambut Y/N yang halus dengan warna gelap yang indah.

Seventeen's ImaginesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang