Wonwoo

7.7K 705 33
                                    


Wanita itu...

Dia istimewa. Ya, istimewa.

Hanya dia satu-satunya wanita yang dapat masuk ke dalam hatiku, yang bahkan telah kulapisi dengan besi tebal.

Wanita itu...

Ketika wanita lain justru berusaha mempercantik dirinya, dia satu-satunya wanita yang paling cantik bahkan ketika ia tak berusaha berdandan sedikitpun.

Wanita itu...

Satu-satunya wanita yang berani datang kehadapanku dan menamparku, menyadarkanku bahwa dunia ini tak berpusat padaku

Hanya dia, yang berani mengorbankan nyawanya, bahkan untuk pria lemah dan egois sepertiku.

Ketika yang lain berteriak dan berlari menjauh, hanya dia satu-satunya yang berani datang menghadang peluru yang akan menembus dadaku.

Dan, ketika aku sadar bahwa dia begitu berharga, maut justru telah mengambilnya dariku. Mengambil permata berharga satu-satunya milikku.

Dan sekarang,

Aku hanya dapat mengingat senyumnya dalam pikirku.

Memutar setiap kenangan indah dalam mimpiku

Dan merindukan harum shampoonya ketika memelukku.

Aku merindukanmu Y/N

Ketahuilah, setiap detik yang kita lalui bersama bahkan lebih berharga daripada diriku sendiri.

Jika waktu dapat kuputar kembali,

Aku akan langsung berlari ke arahmu saat itu, memelukmu erat, dan mengatakan betapa berharganya kau bagiku.

Aku akan menunggumu, aku akan terus menunggu waktu berputar hingga aku tua dan mati nanti, hingga akhirnya aku bisa bersamamu lagi.

Dan ketika kita bertemu lagi,

Mari kita ukir kembali kisah yang kau tulis di hatiku ini.

-From JWW to HY/N

31/5/1987

"Tu-tulisan siapa ini? Ke-kenapa air mataku mengalir seperti ini??" ,ucapku terisak ketika mendapati sebuah surat yang terselip di dalam buku di perpustakaan sekolahku.

Aku segera menghapus air mataku yang membasahi pipiku. Gila, secengeng itukah aku?

Baru saja aku ingin menutup kembali surat itu, seorang pria, yang aku yakin tidak seangkatan denganku memegang tanganku.

"Apa kau tidak baik-baik saja?" ,tanya pria itu kepadaku.

Aku menghapus air mataku dan berusaha terlihat senormal mungkin. Ya ampun, ternyata aku tidak sendirian di sini.

"Apa kau sedang patah hati, atau apa ada seseorang yang menindasmu?" ,tanyanya sedikit panik.

Aku mengernyit heran, iya lah baru kenal aja udah banyak nanya. Mana tanganku belum dilepas lagi, untung cakep.

"Ummmm, sunbae...," ,kataku karena aku yakin dia kakak tingkatku. "Bisa to-tolong kau lepaskan tanganku?"

Dia melepaskan genggamannya lalu menggaruk tenguknya dengan canggung. Awkward....

"Ah, maaf aku sudah sangat lancang. Perkenalkan, aku Jeon Wonwoo, penjaga perpustakaan yang sedang bertugas hari ini" ,katanya sambil mengulurkan tangannya.

Aku yang sedikit ragu mengulurkan tanganku untuk menjabat tangannya. "Hwang Y/N imnida.." kataku.

"Ji-jika aku boleh tahu, kenapa kau menangis ya?"

Aku menyerahkan surat itu kepadanya. "Karena ini" ,jawabku seadanya.

"Aku hanya kasian kepadanya, dan aku penasaran apa dia berhasil bertemu dengan wanita yang ia rindukan itu..." ,lanjutku.

Diapun mengambil surat itu dan membacanya dengan seksama kemudian menggulum senyum di bibirnya.

"Aku yakin dia pasti bahagia...," katanya sambil menatapku.

"Karena akhirnya dia menemukan wanita itu, yang sekarang berdiri di hadapannya. Menangis karena surat yang ditujukan untuknya" ,lanjutnya sambil memelukku.

.

.

.

END

Bakar cerita ini!!! Bakar!!!! Gaje banget sih lu thor!!!!

Seventeen's ImaginesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang