Extra - From Daddy With Love

81.7K 6.3K 917
                                    

Keheningan di workshop Adrian siang itu terpecah ketika secara tidak sengaja sikunya menyenggol kotak wadah tube-tube cat minyak yang berada di atas meja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keheningan di workshop Adrian siang itu terpecah ketika secara tidak sengaja sikunya menyenggol kotak wadah tube-tube cat minyak yang berada di atas meja. Suara berisik khas dari benda keras yang saling beradu langsung memenuhi seisi ruangan, menyisakan cipratan cat dalam wadah-wadah kaca di atas permukaan lantai. Adrian mengernyit, merasakan ada sebentuk firasat tidak enak menelusup ke dalam benaknya saat sedetik kemudian ponselnya berdering. Ada telepon dari rumah yang masuk dan tanpa pikir panjang, Adrian menjawabnya.

"Halo?"

Tidak ada kata-kata yang menjawabnya, namun jelas suara tangis di seberang sana adalah suara milik ibunya. Tanpa bertanya, Adrian langsung meletakkan kuas dan paletnya ke atas meja, lantas menitipkan workshop pada salah satu karyawannya dan mengemudikan mobilnya menuju tempat yang tadi sempat disebut ibunya di sela-sela isak. Dia beruntung kondisi jalanan tidak terlalu padat, karena jika dia harus terjebak kemacetan dalam situasi semacam ini, bisa dipastikan dia akan kehilangan kesabaran dan melakukan tindakan bodoh seperti melakukan pelanggaran lalu-lintas atau menyerempet kendaraan lain karena terlalu tergesa-gesa.

Adrian tidak pernah menyukai suasana rumah sakit, terutama setelah peristiwa beberapa tahun lalu saat Azalea mengalami kecelakaan tepat di depan gedung tempatnya mengadakan pameran fotografi. Lorong panjang rumah sakit yang berbau obat tidak pernah gagal membangkitkan kenangan buruk tentang darah Azalea yang melumuri kedua tangannya. Kini, dia kembali harus mengalaminya. Sekarang, dia kembali terjebak dalam situasi yang sama. Azalea berada disana, lagi-lagi meregang nyawa meski untuk penyebab yang benar-benar berbeda.

"Adrian!" Abby berseru saat dia melihat Adrian mendekat, kemudian langsung mendekap adik laki-lakinya itu dengan erat.

"Lea di mana?"

"Di dalam. Karena kamu sudah sampai di sini, mending kamu langsung nemuin dokter. Tadi beliau nyariin kamu."

Adrian punya firasat tidak enak soal ini. Namun dia menuruti kata-kata kakak perempuannya dengan mulut terkunci. Ditemani oleh Aileen yang turut menyertai mereka, kedunya menyusuri koridor rumah sakit lebih jauh dan berakhir di sebuah ruangan tempat dokter yang dimaksud menunggu.

Ternyata, dugaan Adrian terbukti benar. Meski terlihat menjelaskan dengan tenang, dari sorot mata sang dokter, Adrian tau jika kondisi Azalea tidak bisa dikatakan baik-baik saja. Setelah memberikan sederetan keterangan yang membuat kepala Adrian terasa pening, dokter tersebut meminta Adrian membuat pilihan tentang keselamatan siapa yang diutamakan. Azalea mengalami pendarahan hebat setelah jatuh di kamar mandi hari ini, membuatnya mengalami keguguran spontan. Satu-satunya jalan untuk menyelamatkan nyawa perempuan itu sekarang adalah dengan melakukan prosedur kuretase, yang berarti Adrian harus merelakan calon anaknya.

"Pak Adrian?"

Adrian menarik napas, lalu menatap dokter itu dengan mata kalut bercampur lelah. "Bagaimana pun caranya, dokter bisa melakukan apa saja untuk menyelamatkan istri saya."

ROSE QUARTZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang