#08

72.6K 8.5K 530
                                    

Faris melangkah masuk ke dalam sebuah kafe dengan salah satu tangan menenteng kantung plastik bertandakan simbol sebuah jaringan supermarket ternama. Matanya teredarkan ke segala arah sebelum cowok itu mengedikkan bahu, lantas mendekati salah satu meja terdekat dari pintu. Sesaat setelah duduk dan meletakkan kantung plastik di tangannya ke atas kursi di sisinya, Faris menarik ponselnya keluar dari saku. Bukan untuk menghubungi Aries, melainkan Cleo.

Hanya butuh dua deringan sampai Cleo mengangkat ponselnya. Begitu mendengar suara Cleo dari seberang sana, senyum Faris langsung tertarik. Semua kedongkolan karena Aries memaksa bertemu pada jam-jam yang enak dipakai nyantai seperti sekarang langsung hilang tanpa bekas.

"Halo?"

"Hai."

"Faris," Tanpa melihat pun, Faris bisa membayangkan bagaimana ekspresi wajah Cleo tatkala gadis itu menyebut namanya. Ringan. Diiringi senyuman tertahan. Samar, Faris bisa mendengar suara dengung hairdryer.

"Baru mandi?" Faris menebak.

"Kok tau?"

"Karena lo nggak pernah memakai hairdryer selain buat ngeringin rambut lo setelah mandi."

"You are indeed the best male friend I've ever have."

"I am the only one, Am I right?"

"Not really."

"Nah, don't try to make me jealous, baby girl, cause you know it won't work."

Cleo tertawa keras. "Alright. Lo satu-satunya yang selalu ada buat gue. Puas?"

"Nggak juga."

"You greedy little thing."

"Mine is everything but little."

"What do you mean?"

"Tergantung lo memaknainya gimana."

"Oh, gross."

"Do you miss me?"

"Em... Gue harus jawab apa?" Cleo justru balik bertanya.

"Jawab aja kalau lo kangen. Dipikir-pikir, udah lama banget sejak terakhir kali gue main ke apartemen lo. I'm so sorry. University life is killing me."

"Kalau gue jawab gue kangen, lo bakal apa?"

"Main ke apartemen lo."

"Oke. Gue kangen." Cleo menyahut, membuat Faris sempat terdiam sebentar. Well, cewek itu merindukannya. Dan itu mungkin adalah kalimat paling intim yang pernah Cleo ucapkan padanya. Senyum pahitnya terlukis, namun dengan cepat terbasuh pergi ketika matanya menangkap sosok semampai Aries yang melangkah memasuki kafe.

"Oke. Habis ini gue kesana."

"Lo lagi di luar?"

"Emang kenapa?"

Iris mata cokelat Aries menemukan meja tempat Faris berada, lantas gadis itu berjalan mendekat tanpa kata-kata.

"Mau nitip. Beliin Samyang. Plis?"

"I did."

"You what?"

"Udah gue beliin." Faris tertawa kecil, lalu buru-buru menyambung. "Call you later, kay? See you."

Cleo menjawab dengan kalimat 'see you too' pendek dalam gumaman bernada ceria sebelum Faris benar-benar mematikan hubungan telepon. Bertepatan dengan Aries yang tiba di depannya, cowok itu memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku. Aries sempat terlihat ragu, namun kemudian dia menarik kursi yang berada di hadapan Faris.

ROSE QUARTZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang