Bab 73 - Desa Terlarang

26.5K 3K 173
                                    

Mereka sama seperti kita. Berjuang untuk tetap bersama. Hanya saja kita belum menemukan akhir yang bahagia.

וו×

ZERO berjalan cepat dengan wajah cemas menuju ruangan V02. Setelah memeriksa kamar Sean yang ternyata kosong dan mencari lelaki itu ke segala penjuru sekolah serta asrama, Zero masih belum juga menemukan lelaki tersebut. Rasa khawatirnya semakin memuncak saat ia memeriksa kamar Sean sekali lagi. Dan ia merasa aneh ketika melihat lemari Sean yang hampir setengah kosong. Sebenarnya bisa saja baju Sean memang jumlahnya segitu, tapi entah kenapa Zero merasa curiga. Ia sudah beberapa kali menghubungi lelaki itu, namun ponsel Sean tidak aktif. Hal tersebut semakin membuatnya yakin kalau Sean sudah bertindak nekat.

Tanpa mengetuk pintu, Zero masuk ke dalam ruangan dan melangkah menuju sofa. Ternyata semua anggota V02 ada di sana. Liam sedang berdiri di samping sofa dengan kedua tangan melipat di depan dada. David duduk di samping Liam sambil membaca buku seperti biasa. Max sedang berbaring di sofa depan David. Dustin duduk di samping David sambil meneguk segelas darah rusa. Austin berdiri di sampingnya -sama seperti Dustin, sedang meminum darah dari gelas sedang.

Max segera merubah posisi menjadi duduk ketika pandangan semua orang tertuju pada Zero dan dua saudaranya yang baru masuk. "Mau apa kau ke sini? Kenapa tidak ketuk pintu dulu?!" tanyanya dengan nada tak santai. Ada kerutan tajam saat melihat Zero.

"Kalian tahu Sean kemana?" tanya Zero to the point. Guratan cemas itu masih ada.

Liam mengernyit, begitu pun dengan yang lain. "Sean? Aku tak melihatnya. Memangnya ada apa?" Melihat Zero yang seketika panik membuat Liam curiga ada sesuatu yang tidak beres.

"Aku sudah mencarinya. Tapi dia tidak ada." Zero menjambak rambut pirangnya sambil mondar-mandir tak jelas.

"Zero tenanglah!" Vernon menatap jengkel tingkal Zero.

"Apa maksudmu? Sean tak ada?" Liam mengernyit aneh. "Tadi Dr. Corey bilang Sean dan Alice ke UKS pagi-pagi sekali. Katanya Sean dapat luka tusukan di bahu kanannya."

Zero berhenti melangkah, menoleh dengan mata melotot. "Luka tusukan?!"

Liam mengangguk kecil. Alisnya mengkerut aneh saat melihat reaksi Zero yang berlebihan. Ia juga sebenarnya curiga kenapa Sean bisa mendapat luka tusukan? Liam pikir mungkin karena lelaki itu bertengkar dengan Zero. Atau vampire lainnya.

"Sial! Sepertinya Sean benar-benar nekat," gumam Zero membuat V02 yang melihatnya semakin gemas.

"Apa maksudmu?!" David membuka suara. Ada nada memaksa dalam ucapannya.

"Beberapa hari yang lalu Sean memaksaku untuk tidak menikahi Alice. Tapi aku harus. Karena itu satu-satunya cara untuk menyelamatkan Alice. Dan Sean bilang dia akan membawa Alice jauh-jauh dari V01. Dan sepertinya dia memang benar-benar melakukan itu."

"APA?!" V02 seketika melotot tak percaya. Mereka saling berpandangan terkejut.

"Kau tidak mengarang, kan? Mungkin saja itu hanya gurauan Sean. Lelaki itu juga bisa bercanda." Austin tertawa hambar. Tapi Zero justru menatapnya tajam.

"Aku tidak mengarang! Tatapan Sean saat itu benar-benar serius. Lelaki itu bisa sewaktu-waktu melakukan hal nekat seperti ini!" Sama seperti Sean, Zero juga tidak main-main dengan ucapannya.

Sebenarnya Zero tak terlalu mengenal Sean. Namun keluarganya sudah menjadi pelayan kerajaan sebelum Sean keluar dari V01. Bahkan kedua orang tuanya pernah melayani keluarga Sean saat Ayah Sean -Jeremy, masih menjadi Raja. Dan Zero cukup tahu seperti apa Sean dulu.

Regulation of Vampire [END-Part Masih Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang