Bab 69 - Romeo and Juliet

37.9K 3.4K 201
                                    

"Aku tak akan pernah melepaskanmu."
Romantis. Namun berhasil menorehkan luka.

—ווח

PINTU besar itu tertutup. Bersamaan dengan empat orang yang baru saja keluar dari aula utama. Kedatangan mereka segera di sambut rasa penasaran David. Melihat Alice yang keluar dengan selamat, David pikir semua baik-baik saja. Tapi perasaan yang sedang melingkupi tubuh keempat orang itu justru berbanding terbalik dari yang seharusnya. Mereka merasa takut, bimbang, cemas, bingung, sedih, dan marah.

"Jadi bagaimana?" David menatap keempat orang di depannya satu-satu. "Apa mereka memberikan perpanjangan waktu?" Ia masih menatap dengan pandangan bertanya. Berharap ada seseorang yang mau menjelaskan.

Sean yang menunduk, menatap lantai di depannya justru terlihat emosi. Jari jemarinya menekuk, terkepal kuat. Memperlihatkan urat-urat lengannya. "Sial! Chris sedang mempermainkanku. Dia sengaja melakukan ini," gumam Sean tanpa sadar. Telinga lelaki itu masih bisa mendengar pembicaraan V01 di aula. Dan Sean tahu apa maksud perkataan Chris. Ia sangat paham. Dan justru karena itulah, dirinya merasa dipermainkan.

"Apa maksudmu?" Liam —yang mendengar gumaman Sean, menoleh.
Sean yang tersadar segera menggelengkan kepalanya. "Bukan apa-apa."

"Jadi apa keputusannya?" desak David lagi ketika bahkan tak ada satu pun dari mereka yang menjawab pertanyaannya.

Liam yang masih menatap Sean curiga akhirnya menyerah dan menoleh ke arah David. "Mereka memberikan perpanjangan waktu. Meskipun aku sedikit aneh karena Chris sendiri yang memberikannya, bahkan sebelum Zero meminta. Tapi sisi positifnya, rencana kita hari ini berjalan lancar."

Sean tiba-tiba menoleh ke arah Zero dengan wajah penuh emosi. Setelah mendengar nama lelaki berambut pirang itu, apalagi kini melihat Zero sedang menunduk bimbang, Sean jadi ingin menghajarnya. "Apa kau tergiur dengan tawaran Chris?" Sean akhirnya membuka suara. Nadanya yang terdengar marah tertuju pada Zero.

Zero menoleh, membuat Sean seketika melangkah ke depan lelaki itu, lalu mencengkram kerah bajunya dengan kencang. "Kau bilang kau berpihak pada kami! Kau akan melindungi Alice! Tapi kau justru memikirkan dirimu sendiri!" Sean berteriak lantang. Tatapannya yang begitu tajam justru membuat Zero ikut terpancing emosi.

"Justru karena aku ingin melindungi Alice ... aku melakukan ini! Hanya ini satu-satunya cara untuk menyelamatkan Alice. Kau juga tahu itu Sean!" teriak Zero tak terima. Ia kemudian balas mencengkram kerah baju Sean. Mereka saling menatap tajam.

"Kalian, hentikan!" Liam segera melerai keduanya. "Kita bicarakan ini nanti. Lebih baik kita segera ke mobil."

Dustin dan Austin segera memisahkan memisahkan dua vampire yang masih saling mencengkram itu. Max hanya bisa menggeleng dan berdecak lelah. Sedangkan Alice, sejak tadi gadis itu menunduk dalam. Tangannya terkepal kuat.

Sean mendengus kasar dan terpaksa melepaskan cengkramannya, begitu pun dengan Zero. Sean melangkah duluan meninggalkan tempat tersebut. Diikuti yang lain. Alice yang berjalan di sampingnya hanya bisa menunduk menatap jalan. Selama perjalanan menuju mobil, mereka hanya diam. Sibuk dengan pikiran masing-masing.

Sean yang menyadari keterdiaman Alice, pelahan menoleh. Ini pasti karena perkataan Chris. Sial! Alice jadi memikirkannya.

"Apapun yang terjadi, aku akan melindungimu. Meskipun itu dianggap melanggar peraturan." Sean angkat bicara. Membuat Alice segera mendongak dengan mata terkejut.

"Tidak! Jangan lindungi aku! Jangan pernah melindungiku!" Ada gurat kecemasan dalam raut wajah Alice. Sejak tadi ia memang memikirkan perkataan Chris tentang hukuman bagi vampire yang melanggar peraturan atau melindungi manusia yang bukan haknya. Dan Alice tentu tak ingin Sean menjalani hukuman itu.

Regulation of Vampire [END-Part Masih Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang