Bab 44 - Jahat atau Baik?

34.8K 3.9K 222
                                    

Bisakah seseorang berbuat egois sekali saja? Meskipun orang itu tahu, ada sesuatu yang harus ia dahulukan daripada keegoisan itu sendiri.

—ווח

LIAM menatap tubuh Zero yang terbaring lemah di atas ranjang. Ia masih mencoba memikirkan apakah ada cara lain untuk menyembuhkan Zero? Otaknya sudah bekerja terlalu keras, tapi Liam terus mencoba menggali sesuatu yang mungkin saja terselip di antara kumpulan idenya yang lain. Tapi nihil, memang rasanya hanya cara David yang masuk akal.

Zero membutuhkan darah Alice. Saat ini tubuhnya hanya menginginkan darah Alice. Dan itulah yang membuat Liam hampir gila. Meskipun Zero memang sudah sering meminum darah manusia, tapi entah kenapa Liam merasakan firasat yang tak benar dengan cara tersebut. Ia gelisah jika harus mengambil keputusan tersebut. Tapi tak ada cara lain.

David yang sejak tadi juga berada di UKS, mulai beranjak dari sofa. Ia menghampiri Liam yang masih termenung. "Apa kau sudah memutuskannya?"

Terdengar helaan panjang dari Liam. "Aku bingung. Tapi sepertinya memang cara itu yang paling tepat untuk menyembuhkan Zero."

"Jadi?" David menatap Liam dari belakang, menunggu ucapan lelaki itu.

Liam menunduk dalam. "Sean pasti tak akan setuju." Ia mendesah frustrasi. Dirinya terlihat begitu terbebani.

"Apa aku terlalu membebanimu dengan jabatan Pemimpin V02? Seharusnya yang mengambil jabatan tersebut adalah aku. Tapi aku malah memberikannya padamu. Maafkan aku. Aku terlalu pengecut." David tersenyum miris.

Liam menoleh cepat ke arah David. "Apa yang kau bicarakan?! Aku menerima posisi ini karena aku ingin. Jangan salahkan dirimu!" Liam terlihat kesal. Temannya yang satu itu sebenarnya mudah sekali merasa bersalah dan sedikit pesimis.

"Lagipula kau banyak membantuku sebagai pemimpin, David. Semua keputusanmu, terlihat sekali kalau kau memang menjadi seorang pemimpin. Kau sebenarnya sangat bijak, hanya saja kau terlalu dingin."

David tersenyum tipis. "Tapi aku hanya melarikan diri dari tugasku. Aku memberikan saran pada kalian agar aku terlihat berguna."

Liam ingin sekali tertawa mendengar ucapan pesimis David. Entah apa yang lucu, tapi menurutnya lelaki itu tak keren lagi jika berkata seperti itu. "Pesimismu keluar lagi." Liam akhirnya terkekeh pelan. Ia segera berdehem.

"Kau memberikan saran, berusaha mencari jalan keluar, bukan karena ingin dirimu berguna. Tapi karena kau memang peduli. Kau tak ingin ada pembunuhan lagi di sekolah ini, karena kau berusaha berbicara dengan Maggie. Kau juga tak ingin kondisi Zero terus seperti ini, karena itu kau berusaha mencari jawabannya di buku bangsa kita. Itu semua karena kau peduli," ucap Liam panjang lebar.

"Mungkin memang benar saat itu kau melarikan diri, kau belum siap dengan tugasmu. Tapi kau juga pemimpin di V02. Kau bisa belajar dari hal kecil seperti itu, untuk sesuatu yang lebih besar," lanjutnya lagi dengan penekanan di dua kata terakhirnya. David yang mengerti hanya tersenyum.

"Sekarang kau bijak sekali, berbeda dengan tadi yang terlihat hampir gila." David terkekeh. Dan Liam hanya bisa memutar mata malas.

Tiba-tiba terdengar suara pintu yang dibuka seseorang. Liam serta David menoleh dan langsung mendapati Sean sedang berjalan ke dalam UKS. "Ada apa memanggilku?" tanya Sean yang menatap Liam dengan raut wajah datar seperti biasa. Beberapa menit yang lalu Liam memang memberikan pesan pada Sean untuk datang ke UKS. Ada sesuatu yang harus mereka bicarakan.

Regulation of Vampire [END-Part Masih Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang